tag:blogger.com,1999:blog-17977065744726134462024-03-06T14:26:21.937+07:00KHUSUS DEWASACuma Untuk Pendidikan Sexs
Kumpulan Cerita Panas, Cerita Panass, Cerita Seks, Cerita Mesum, Cerita Porno, Cerita Seru, Cerita Hot, Cerita Bogel, Cerita Bokep, Cerita Esek-EseksnaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comBlogger62125truetag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-27059192453287128722011-06-16T17:34:00.002+07:002011-06-16T17:34:51.618+07:00Ciuman-Ciuman Untuk Merangsang Wanita<div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">Bagaimanakah cara Merangsang <a href="http://www.widyadara.com/" style="text-decoration: none;" target="_blank" title="Wanita">Wanita</a>?</strong> Dalam hubungan intim suami-istri, mencapai kenikmatan seksualitas adalah dambaan kedua pasangan. Ada beberapa cara agar wanita terangsang yang perlu pria ketahui untuk menghasilkan kepuasan dalam melakukan hubungan intim. Salah satunya dengan melakukan ciuman untuk merangsang wanita.</div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_815" style="border-bottom-color: rgb(46, 46, 46); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(46, 46, 46); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(46, 46, 46); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(46, 46, 46); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; display: block; font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-left: auto; margin-right: auto; padding-top: 4px; text-align: center; width: 260px;"><a href="http://www.etdah.com/2011/05/ciuman-ciuman-untuk-merangsang-wanita.html/ciuman-merangsang-wanita" rel="attachment wp-att-815" style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"><img alt="Ciuman Merangsang Wanita" class="size-full wp-image-815" height="175" src="http://www.etdah.com/wp-content/uploads/2011/05/Ciuman-Merangsang-Wanita.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; float: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="Ciuman Merangsang Wanita" width="250" /></span></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 9px; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ciuman Merangsang Wanita</div></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><span id="more-814"></span>Dengan mengetahui sebuah<strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;"> ciuman yang bisa merangsang wanita</strong> pada 10 menit pertama sebelum melakukan hubungan seksual agar mendapatkan rangsangan dan kenikmatan. Berikut <strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">Ciuman 1o menit merangsang wanita</strong> yang bisa dilakukan pria :</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Pertama:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Belai kepalanya dengan kedua tangan Anda, dan arahkan belaian dari kening menuju leher. Usahakan jari telunjuk menyentuh bagian belakang telinga perempuan yang merupakan salah satu bagian sensitif wanita.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Kedua:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Cium wajahnya dengan memulai dari kening dan susuri perlahan ke arah mata menuju hidung. Jangan langsung mencium bibirnya. Cobalah dengan mencium sudut bibirnya terlebih dahulu sehingga bibir wanita akan merasakan penasaran untuk langsung dicium, dan ini membuat jantung wanita mulai berdegup agak kencang.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Ketiga:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Gunakan lidah Anda untuk melakukan rangsangan di bagian belakang telinga pasangan. Hembuskan nafas ringan sesekali ke dalam liang telingannya, dan bisikkan bahwa Anda mencintainya.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Keempat:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Alihkan ciuman Anda ke lehernya dan gunakan sedikit kecupan. Jika dia meminta untuk membuat cupang, lakukan dengan lembut. Namun lakukan jilatan mesra dengan lembut lebih banyak.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Kelima:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Turunkan ciuman Anda ke arah dadanya, dan ekslorasi bagian dada hingga bagian samping payudara dan jangan dulu menyentuh bagian payudaranya karena bagian samping payudara juga merupakan bagian sensitif wanita.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Keenam:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Mulai arahkan ciuman Anda ke bagian payudara, namun jangan langsung ke puting. Lakukan putaran dari bagian terluar payudara menuju ke puting, dan lakukan bergantian. Langkah ini akan membuatnya menjadi penasaran dan meningkatkan detak jantungnya.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Ketujuh:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Mulai turunkan lidah Anda menuju bagian perut. Jilat perlahan lubang pusarnya, dan pasangan Anda akan mendapat ransangan yang luar biasa.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Kedelapan:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Sekarang gunakan lidah Anda untuk mulai menyerang bagian paha. Tangan Anda dapat memainkan bulu yang berada di bagian Mrs V. Hal ini untuk dapat lebih merangsang sang wanita.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Kesembilan:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Lakukan rangsangan ke bagian luar Mrs V dengan cara menjilat bibir Mrs V, dan tonjolan kecil yang berada di bagian bawah yang akan membuat sang wanita bahagia dan mendapat rangsangan tingkat tinggi.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">* Ciuman Menit Kesepuluh:</strong></div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Yang terakhir masukkan lidah Anda ke dalam lubang Mrs V. Jilatlah perlahan, dan selingi dengan isapan keluar dengan bibir dan jilat bagian atas dalam Mrs V. Wanita akan merasa berada di langit ketujuh tanpa Anda harus melakukan hubungan intim.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Melakukan <strong style="font-style: normal; font-weight: 400; text-decoration: none;">Ciuman-ciuman untuk Merangsang Wanita</strong> bisa membuat prosesi hubungan seksual anda dengan pasangan mendapatkan rangsangan dan kepuasan dalam hubungan intim.</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;"><br />
</div><div style="font-family: 'Lucida Grande', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">Sumber : <span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;">http://www.etdah.com</span></div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-84400919739848971842011-06-16T17:26:00.000+07:002011-06-16T17:26:11.730+07:00Ciri-Ciri Wanita Pecandu Seks (nymphomaniac)<div><a href="http://www.etdah.com/wp-content/uploads/2010/04/Pecandu-Seks.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ciri-Ciri Wanita Pecandu Seks (nymphomaniac)" border="0" src="http://www.etdah.com/wp-content/uploads/2010/04/Pecandu-Seks.jpg" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">6 Ciri-Ciri Wanita Pecandu Seks (nymphomaniac). Banyak yang beranggapan pecandu seks hanya terjadi pada pria / lelaki, mungkin karna seorang pria pihak yang selalu agresif saat diranjang. Tapi kenyataannya seorang wanita juga bisa mengalami masalah kecanduan seks. Agresitivitas dan pihak yang mengawali aktivitas seks juga bisa diselesaikan oleh wanita.<br />
<br />
<br />
<br />
Kenali wanita pecandu seks lewat beberapa ciri berikut :<br />
<br />
<br />
1. Senang jadi magnet perhatian<br />
<br />
Wanita yang menderita kecanduan seks (nymphomaniac) membutuhkan perhatian dari lebih dari satu orang. Dia bisa pergi sejauh apapun untuk menjadi magnet bagi banyak pria. Jadi, berhati-hatilah jika pasangan Anda menebar pesona pada seluruh teman, kolega, dan bos Anda, ataupun pria yang baru ditemuinya.<br />
<br />
2. Selalu dalam suatu hubungan<br />
<br />
Masa lalu hubungan mendorongnya terus meneruskan seri baru hubungan dengan pria lain. Alasan mengapa dia tidak pernah sendiri adalah bahwa ia tidak bisa berdiri sendirian.<br />
<br />
3. Seks di mana-mana<br />
<br />
Tidak peduli apa yang Anda katakan padanya, ia hanya akan menguraikan arti atau konotasi seksual untuk memuaskan dirinya. Dia akan melampirkan setiap percakapan dengan erotisme yang akhirnya mengarah pada hubungan seks.<br />
<br />
4. Seks adalah obat<br />
<br />
Untuk semua rasa sakit, kecemasan, dan masalah, satu-satunya obat yang bekerja untuknya adalah seks. Dia tidak bisa melupakannya.<br />
<br />
5. Terlalu sering, terlalu cepat<br />
<br />
Itu harapannya dari hubungan. Sementara wanita normal cukup dengan berciuman dan berpelukan, dia sudah terbakar dengan keinginan membara untuk berada di tempat tidur dengan Anda, dengan penuh perintah untuk Anda, tentu saja!<br />
<br />
6. Tolak dia dan lihat reaksinya<br />
<br />
Setiap pria mengalami hari di mana libidonya sedang rendah dan gagal membalas gairah Anda. Tapi, berani menolak seorang nymphoatau pecandu seks, maka dia akan menyentuh pola perilaku ekstrem, termasuk meludahi Anda, depresi, dan rasa takut terhadap penarikan dari segala sesuatu di sekelilingnya. Kecenderungan ekstrem bunuh diri juga bisa menjadi pertimbangannya.<br />
<br />
Ternyata tidak hanya pria yang punya masalah kecanduan seks, sebagian wanita juga bisa mengalami kejanduan seks dengan melihatciri-ciri wanita pecandu seks (nymphomaniac) diatas. Semoga bisa menambah pengetahuan dan menghindari punya pasangan pecandu seks.<br />
<br />
Sumber : Okezone.com</span></div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-12925391331469037462011-06-16T17:14:00.002+07:002011-06-16T17:14:32.833+07:005 Bintang Porno Dengan Bayaran Termahal<span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: arial;">Bintang Porno memang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Selalu saja hadir muka baru yang menghiasi dunia video bokep. Yang namanya artis (walaupun artis mesum), namun tetap saja ada beberapa orang dari antara mereka yang menyandang predikat bintang porno dengan bayaran termahal. Untuk itu, berikut ini </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-family: arial; font-size: 14px; font-weight: bold;">5 Bintang Porno dengan bayaran termahal</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: arial;"> dari setiap aksi mereka dilayar perbokepan dunia. Dari foto foto bintang blue film yang tersaji dibawah ini, sebagian nama mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pecinta download video bokep di Indonesia, namun ada juga beberapa diantaranya yang pasti membuat kita tidak menyangka dengan predikat artis mesum dengan bayaran termahal ini. Ok deh, berikut beberapa foto dan keterangan dari antara mereka yang telah berhasil dikumpulkan</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-family: arial; font-size: 14px;"><br />
</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><span style="font-family: arial; font-size: 14px;"><strong>1. Jenna Jameson</strong></span></span><br />
<div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><img alt="" src="http://metrogaya.com/files/u3/jenna_jameson.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; height: 413px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; width: 300px;" /><br />
Inilah jutawan baru yang lahir dari dunia porno. Konon Jenna Jameson telah berhasil mengumpulkan kekayaan lebih dari $30 juta dari penampilannya selama ini dan juga perusahaan porno yang telah dirikannya bersama sang mantan suami</span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><strong>2. Terra Patrick</strong></span></div><div face="arial" style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><img alt="" src="http://metrogaya.com/files/u3/terra1.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; height: 225px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; width: 300px;" /><br />
Nama ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pecinta download film porno. Dari penampilannya selama ini ia juga telah berhasil meraup $30 juta. Hal tersebut ia dapat juga dari perusahaan porno Teravision yang selama ini selalu setia menghadirkan film blue terbaru dan terupdate</span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><strong>3. Maria Takagi</strong></span></div><div face="arial" style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><img alt="" src="http://metrogaya.com/files/u3/maria_takagi.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; height: 271px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; width: 300px;" /><br />
Kita akan terperangah karena Maria Takagi adalah bintang bokep yang dibayar lebih mahal dari Miyabi. Konon gadis ini dibayar $86.000 atau setara dengan 800 juta untuk setiap penampilannya dalam film porno. Itu belum termasuk nilai kontrak yang ia dapatkan senilai $2,6 juta dari perusahaan film porno di jepang yang bernama Max</span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><strong>4. Houston</strong></span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><img alt="" src="http://metrogaya.com/files/u3/houston.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; height: 426px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; width: 320px;" /><br />
Bintang porno ini terkenal dengan penampilan nonstopnya bersama 620 pria dan dijuluki Sluttiest woman in the world karena pada saat itu ia dialiri 2,48 liter sperma dari 620 pria yang menggilirnya secara bergantian. Konon untuk menari striptis saja ia bayar $20.000 atau sekitar 180 juta rupiah. Dan hingga kini ia telah berhasil mengumpulkan kekayaan lebih dari $10 juta dari karirnya sebagai seorang bintang porno</span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><strong>5. Hillary Scott</strong></span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 14px;"><img alt="" src="http://metrogaya.com/files/u3/hillary%20scott.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; height: 500px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; width: 334px;" /><br />
Anda harus menyiapkan nilai kontrak $250.000 pertahun jika ingin merekrut bintang mesum yang cantik ini karena perusahaan yang bernama Sexz Pictures telah memberikan ia nilai kontrak sebesar $1 juta untuk kurun waktu 4 tahun.</span></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"></div><div style="color: #444444; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: left;"><span style="font-size: 11px;"><left><left>sumber :http://metrogaya.com/hiburan/metro-hot/artis-dunia/5-bintang-porno-dengan-bayaran-termahal</left></left></span></div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-87323228453621105122011-06-16T13:39:00.002+07:002011-06-20T16:12:57.964+07:00Foto Unik dari http://duitdaridesa.blogspot.com/2009/01/foto-foto-unik.html<div style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: center;">Kenangan 2008 menyisakan foto foto unik yang tak terlupakan</div><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5jMTbd1rUHchJWGuqOjFMarQD_QG_A-Xm3ttaXKiWeiz5IecNdqY4y6SXuhoQ3BIm29XIq3FO83hFGhum3jFqqodKpllqGIxhuTFRl5epTR0Hj9S25D5vnANaGZJrrCjjAoxYaIU_C1A-/s1600-h/aneh.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285209481695742066" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5jMTbd1rUHchJWGuqOjFMarQD_QG_A-Xm3ttaXKiWeiz5IecNdqY4y6SXuhoQ3BIm29XIq3FO83hFGhum3jFqqodKpllqGIxhuTFRl5epTR0Hj9S25D5vnANaGZJrrCjjAoxYaIU_C1A-/s400/aneh.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 301px;" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #cccccc; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px;"><span id="fullpost"><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCAIditkHCK1JBMhoMCEaucmuXnnr2OL0-UpMGq0rExcVzsu-IdvV-coM_WKMIFocVS2IrBqcWaek1hc1Z0ySMroifUa9I8i2bUaN0tKxJACQRhJdgplUTyTpaqHrrp40vqqpZNQ414uK/s1600-h/bodypaint_1210582i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160561881809074" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCAIditkHCK1JBMhoMCEaucmuXnnr2OL0-UpMGq0rExcVzsu-IdvV-coM_WKMIFocVS2IrBqcWaek1hc1Z0ySMroifUa9I8i2bUaN0tKxJACQRhJdgplUTyTpaqHrrp40vqqpZNQ414uK/s400/bodypaint_1210582i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqS-p2Jv8qYEH-cES1-Db6404iDfQwwuSgCw02VROLqhVnZJnoh2VPTCOuaoy4PKYaXlJs6TXuofZqk46A9q_PJBE2Ht_SeU0HMWke_iq2ZK56hQvBp5SXlyKi11CxV2YHTYbXr1vYXGq3/s1600-h/cheeky-protest_1210578i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160560491861522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqS-p2Jv8qYEH-cES1-Db6404iDfQwwuSgCw02VROLqhVnZJnoh2VPTCOuaoy4PKYaXlJs6TXuofZqk46A9q_PJBE2Ht_SeU0HMWke_iq2ZK56hQvBp5SXlyKi11CxV2YHTYbXr1vYXGq3/s400/cheeky-protest_1210578i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPMapbOfgU8ZCjowRkvRU01mAnOTIwkaJAEoB_UJm4pe7xiXchBtO7S_0iRS9yE5YaQNHOhcZrgvYhXvcEPjPVs1cjesllG-Ip65aoEGf0ermIfJAnv_7boys5iqsVlBZ4VX0gJjGkjxUF/s1600-h/dead-baby_1210643i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160556144812402" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPMapbOfgU8ZCjowRkvRU01mAnOTIwkaJAEoB_UJm4pe7xiXchBtO7S_0iRS9yE5YaQNHOhcZrgvYhXvcEPjPVs1cjesllG-Ip65aoEGf0ermIfJAnv_7boys5iqsVlBZ4VX0gJjGkjxUF/s400/dead-baby_1210643i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPFU2KiW2L-PAWsAKE4NW8B7-kk_RCLCnrrKjBYorLkzy6MdpTlbZdEk3UxIHi1X9hn9F1EbqRBty6PGMxhZvxVfQqkC43mRj9I9yId9qmbeVwycevcP-SCJN8jwPXW6KsgzPbqemJiTzc/s1600-h/dead-cows_1210641i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160553270753362" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPFU2KiW2L-PAWsAKE4NW8B7-kk_RCLCnrrKjBYorLkzy6MdpTlbZdEk3UxIHi1X9hn9F1EbqRBty6PGMxhZvxVfQqkC43mRj9I9yId9qmbeVwycevcP-SCJN8jwPXW6KsgzPbqemJiTzc/s400/dead-cows_1210641i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 278px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0tZXHSM5xDRyBdDS4Sx1JDzfMKh1UFZpI__-hSDlfR4NqR9dmfTpC-SvODPZgcOxcPaNClqZ_tpcVLcysL-wkg99woL-epC5UL4oDIfhuOeya-SSNordJGPFuK5AqA8bWn8c98JahOMxt/s1600-h/facial-tumours_1210638i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160550057673330" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0tZXHSM5xDRyBdDS4Sx1JDzfMKh1UFZpI__-hSDlfR4NqR9dmfTpC-SvODPZgcOxcPaNClqZ_tpcVLcysL-wkg99woL-epC5UL4oDIfhuOeya-SSNordJGPFuK5AqA8bWn8c98JahOMxt/s400/facial-tumours_1210638i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTumx4AnDw_TFo9052IBdClS8iBDkk5meOmKXJ8ovfoPzDlpe9bX45GLAIYBSh98sIzpAhAcCoVU9KNk2pj8l78ZYL8YKZLYSNjcHkB0UGa-nUI8aH1xBJNxC9cjZOtcDjY7OYJc-mOknd/s1600-h/fattest-man_1210626i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160121927893618" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTumx4AnDw_TFo9052IBdClS8iBDkk5meOmKXJ8ovfoPzDlpe9bX45GLAIYBSh98sIzpAhAcCoVU9KNk2pj8l78ZYL8YKZLYSNjcHkB0UGa-nUI8aH1xBJNxC9cjZOtcDjY7OYJc-mOknd/s400/fattest-man_1210626i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc8G5OQ8oIBOgSMdUtWx3gnAURjRY1tSX8M6a2SnxBy29fpIfwlTMbv4EGPK9pJV_hYBXrZGYb5hFU5sqR7fRuNY7uNnq3rSK4T9gXthTnPpBjErFLwfXu4zst2IuslGIJU8t11g3lIdgu/s1600-h/fish-pedicure_1210623i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160123417205026" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc8G5OQ8oIBOgSMdUtWx3gnAURjRY1tSX8M6a2SnxBy29fpIfwlTMbv4EGPK9pJV_hYBXrZGYb5hFU5sqR7fRuNY7uNnq3rSK4T9gXthTnPpBjErFLwfXu4zst2IuslGIJU8t11g3lIdgu/s400/fish-pedicure_1210623i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2cYuhkzOLVixYCljAE6sDAPsAKM-pRh74XNCpPrS-sRwWk7oZ8H8M3rw50EJ1vZil8hSobYIgxGWtQyz1pAClOQebhnMZ7Ks5qdxMfNyFmvS_LI9mEOotyyOyujKWZ20PAqrwVSZI5OgQ/s1600-h/flag-head_1210567i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160118240058546" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2cYuhkzOLVixYCljAE6sDAPsAKM-pRh74XNCpPrS-sRwWk7oZ8H8M3rw50EJ1vZil8hSobYIgxGWtQyz1pAClOQebhnMZ7Ks5qdxMfNyFmvS_LI9mEOotyyOyujKWZ20PAqrwVSZI5OgQ/s400/flag-head_1210567i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Q2lPDaop4fV2UVMD_mav5t8lFR0JmRdPWxRx2gOeIhpALhIlXToKFVUQX3Xadwg-cA4_PALybKCNH7XTlQSfnvtmDEdecHfrH-rx9SAqnqHqykLTVWs80bYaWsPjJRk4XNWYG6_GBJGv/s1600-h/four-eyes_1210564i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160118260389522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Q2lPDaop4fV2UVMD_mav5t8lFR0JmRdPWxRx2gOeIhpALhIlXToKFVUQX3Xadwg-cA4_PALybKCNH7XTlQSfnvtmDEdecHfrH-rx9SAqnqHqykLTVWs80bYaWsPjJRk4XNWYG6_GBJGv/s400/four-eyes_1210564i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeFjTcnk-s7SsaOgK3RfYvSgiGhCTHIB9KWGPnUb5gX82dRH9RleJ1bRbNmLrkwST3SFJJWdaAEr5zi7vo-WCD54IARvzSWcKDxHye7j2lNupiLNArk8e3EHkQOE4nDBxuV2Eg4lmKbJZf/s1600-h/frog-on-bike_1210561i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285160115591623874" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeFjTcnk-s7SsaOgK3RfYvSgiGhCTHIB9KWGPnUb5gX82dRH9RleJ1bRbNmLrkwST3SFJJWdaAEr5zi7vo-WCD54IARvzSWcKDxHye7j2lNupiLNArk8e3EHkQOE4nDBxuV2Eg4lmKbJZf/s400/frog-on-bike_1210561i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1lYPs04Fb65SuwyNI4GkIx21wfSs9nWvjQ0T8va45RiWwydJfLmjWOCN3upsMh6YdzsS4-4ceLBa6CUNWCfTylE9RqsespKrwoMatjhyv4T8HANMZx2EmZXv30f0hWnjsX4tYOyVOXD0V/s1600-h/guinnea-pig-festiv_1210559i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159810652484322" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1lYPs04Fb65SuwyNI4GkIx21wfSs9nWvjQ0T8va45RiWwydJfLmjWOCN3upsMh6YdzsS4-4ceLBa6CUNWCfTylE9RqsespKrwoMatjhyv4T8HANMZx2EmZXv30f0hWnjsX4tYOyVOXD0V/s400/guinnea-pig-festiv_1210559i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkd-heHnEO7jdR-jyzEvoK3ZlONT_yH_wQWC7B1BTVBmY0PbM9aQhZEEmkzXbHeiNsO5K7IdoPh-jVmIpNFdMyVzcXwc3EO6l6sWCdEVbLagIsXBPypJb7hRGL44L570f5QWcyvGRWOg2J/s1600-h/hairless-rat_1210558i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159807654662066" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkd-heHnEO7jdR-jyzEvoK3ZlONT_yH_wQWC7B1BTVBmY0PbM9aQhZEEmkzXbHeiNsO5K7IdoPh-jVmIpNFdMyVzcXwc3EO6l6sWCdEVbLagIsXBPypJb7hRGL44L570f5QWcyvGRWOg2J/s400/hairless-rat_1210558i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVaG_OAwSVmKuEX7NglVy2JbNAvwq0gsII3n-NrVSQfC5NsUfJk5i80dgZxjJs_huxAGNRokJwhy5J-ypOSyn-8eMI8T2uImHgYbbACntI2j1b6Lc9wdavBb5OQZz6pwyIg_cRsQ9hh_We/s1600-h/hyena-man_1210551i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159806397756674" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVaG_OAwSVmKuEX7NglVy2JbNAvwq0gsII3n-NrVSQfC5NsUfJk5i80dgZxjJs_huxAGNRokJwhy5J-ypOSyn-8eMI8T2uImHgYbbACntI2j1b6Lc9wdavBb5OQZz6pwyIg_cRsQ9hh_We/s400/hyena-man_1210551i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPKWBT30a7pc6r7mKXl1G5TeTCzNmPZO5kCu0-5aJWExa3laDfgOSf5JpwaYdasjF2b6SKF0bjP_1GGonb6KpVx8vBY54h0YG3pQf8a4SEVBFhTi64-W7fgsxOkPPBCOI-Q0o4corzm81/s1600-h/most-percings_1210542i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159803636213362" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRPKWBT30a7pc6r7mKXl1G5TeTCzNmPZO5kCu0-5aJWExa3laDfgOSf5JpwaYdasjF2b6SKF0bjP_1GGonb6KpVx8vBY54h0YG3pQf8a4SEVBFhTi64-W7fgsxOkPPBCOI-Q0o4corzm81/s400/most-percings_1210542i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqYq1i_Tb37LRDBF1NUzMuaMzns5UQTAro5zrapxwguoX-FWSIAvJkPtovfer-Dq-w-l0RvWJ-ZSq0zvyAxt5OeuOldc7f6t6QS0MaX1BKUuOdZCkiGskxs0OUg2aLBiioMyi58OiScdl/s1600-h/mother-yell_1210539i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159803283788546" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsqYq1i_Tb37LRDBF1NUzMuaMzns5UQTAro5zrapxwguoX-FWSIAvJkPtovfer-Dq-w-l0RvWJ-ZSq0zvyAxt5OeuOldc7f6t6QS0MaX1BKUuOdZCkiGskxs0OUg2aLBiioMyi58OiScdl/s400/mother-yell_1210539i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVSNs6GeUMcMo8NJHimVEvNzCA1sgI3rXish1N-5pL1SthTGKvdSV48Ihqs4667c3XoasyRX5MCB-Of9m4229YKGEtMzxpsTk2NJR5VFLfSf_mD_mQkjwn0zgWRsdWjflZvlSftZOTzoK/s1600-h/naked-protester_1210534i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159390227584130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMVSNs6GeUMcMo8NJHimVEvNzCA1sgI3rXish1N-5pL1SthTGKvdSV48Ihqs4667c3XoasyRX5MCB-Of9m4229YKGEtMzxpsTk2NJR5VFLfSf_mD_mQkjwn0zgWRsdWjflZvlSftZOTzoK/s400/naked-protester_1210534i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqu837ZbXQ_Vcnpj4Q75lULKgbGqtxrK9PnV-Noy-k06Ug1uKzgsYlRCpohw1fitClFeGGxunKgTDYdZNmQob5XtABiLlVyPkTeANbxRX4K-9T5XEgT9J9bFUGAGBMrDFHl1L6fy85P5cH/s1600-h/pigeon-impact_1210530i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159387915026946" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqu837ZbXQ_Vcnpj4Q75lULKgbGqtxrK9PnV-Noy-k06Ug1uKzgsYlRCpohw1fitClFeGGxunKgTDYdZNmQob5XtABiLlVyPkTeANbxRX4K-9T5XEgT9J9bFUGAGBMrDFHl1L6fy85P5cH/s400/pigeon-impact_1210530i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyciAXJnr4Kou0qydpsVDc_SJv_PxWHhcIRvHy6BuBNab7zfeAwvNsshMZSeQoELS1Xy7tDLr19UKIn8qYgBYhhyphenhyphenHVyVNuWcm1OMLnuzqFztSi_-iUjSvOh7DlEY_bvZ2GHQJsUgvVYAgx/s1600-h/puma-dentist_1210528i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159384349735474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyciAXJnr4Kou0qydpsVDc_SJv_PxWHhcIRvHy6BuBNab7zfeAwvNsshMZSeQoELS1Xy7tDLr19UKIn8qYgBYhhyphenhyphenHVyVNuWcm1OMLnuzqFztSi_-iUjSvOh7DlEY_bvZ2GHQJsUgvVYAgx/s400/puma-dentist_1210528i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8_B0_y2_YZwaLZ-ZUba1OicAXaw1mSwWOfumdwQ6cnMyb-2QS9-O9f4UVAAL2XEhlI66YrxxeBoqUJpaRB2QrFMH0jCpXViOrFnWhiqRn2jDCJLtdDQPa7Fb6AWJ7DgN3mH5GI1ZJLcGL/s1600-h/short-man-tall-wom_1210621i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159386991176866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8_B0_y2_YZwaLZ-ZUba1OicAXaw1mSwWOfumdwQ6cnMyb-2QS9-O9f4UVAAL2XEhlI66YrxxeBoqUJpaRB2QrFMH0jCpXViOrFnWhiqRn2jDCJLtdDQPa7Fb6AWJ7DgN3mH5GI1ZJLcGL/s400/short-man-tall-wom_1210621i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD40JdBD-GF6y9NLwRk9XEPshMtnVyCRE8hO6a1p_ZPOISRqr_51PSn9ygJ1ZgSpOE0Mqyj36zLQq2uLgaTeCjRuo2BUggyJbUEWVfCLH7I1-3ka9_4i3SbPxWFO5mvh0ekE3YAgY1GZ8q/s1600-h/snake-car_1210602i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285159380266656626" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD40JdBD-GF6y9NLwRk9XEPshMtnVyCRE8hO6a1p_ZPOISRqr_51PSn9ygJ1ZgSpOE0Mqyj36zLQq2uLgaTeCjRuo2BUggyJbUEWVfCLH7I1-3ka9_4i3SbPxWFO5mvh0ekE3YAgY1GZ8q/s400/snake-car_1210602i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQIJ3u6yn6nHFXoQEuIm0TmfxxIhBe4mvBOFcg9ETwelK44VBT9rHWZ6EqXQM_KCZwLmc1_p_Z5qzYv20WqYAn1wtG3f9w9tA57ePM4Gbe65LJ2iVNoDFIUQXytzPUcIdhvjifo0W3RAW9/s1600-h/snake-charmer_1210596i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158964436720418" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQIJ3u6yn6nHFXoQEuIm0TmfxxIhBe4mvBOFcg9ETwelK44VBT9rHWZ6EqXQM_KCZwLmc1_p_Z5qzYv20WqYAn1wtG3f9w9tA57ePM4Gbe65LJ2iVNoDFIUQXytzPUcIdhvjifo0W3RAW9/s400/snake-charmer_1210596i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuivNZ7TPOuvcCHheYKOs83aAdkPBPb_GuvQfZAb2yspe3E7wmQ1AnoR4G0X-sFiF7KbwCuEc-ear4nQr3nquXCC569ijC_AIfrA6nVGrBLf8xluS1g7JDT-Aa8bCrHvsidpEaktbEEdAw/s1600-h/snake-cuisine_1210594i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158959430622946" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuivNZ7TPOuvcCHheYKOs83aAdkPBPb_GuvQfZAb2yspe3E7wmQ1AnoR4G0X-sFiF7KbwCuEc-ear4nQr3nquXCC569ijC_AIfrA6nVGrBLf8xluS1g7JDT-Aa8bCrHvsidpEaktbEEdAw/s400/snake-cuisine_1210594i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPQunvse3b2RHSXYyliqZtAzCmBMnUVoPxyNFCTXvmEMrQeFR2Uv87lXrAzuUQEicSp3S668GHveKXVF1YMihBpSYZAFadGn9HBO9lFNzhbB3fb5ggkIdHgJ-IbzWFLzqLquU28k24c8Hh/s1600-h/snake-hand_1210593i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158961974365570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPQunvse3b2RHSXYyliqZtAzCmBMnUVoPxyNFCTXvmEMrQeFR2Uv87lXrAzuUQEicSp3S668GHveKXVF1YMihBpSYZAFadGn9HBO9lFNzhbB3fb5ggkIdHgJ-IbzWFLzqLquU28k24c8Hh/s400/snake-hand_1210593i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmYqSegBZR_Gz4OzZXOVa1PSIrd2Pv0uL98fmOBOrdTiTtJPAE78ODSwXpDmAJ-jok2UxfFSc-jUFiiExBj-W_Pf9nKpgOE6kQtjkEwxm_5MVQrWE299DUl9jWWxnPSx_ZP6WP9HvwYvem/s1600-h/snake-man_1210592i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158954686215490" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmYqSegBZR_Gz4OzZXOVa1PSIrd2Pv0uL98fmOBOrdTiTtJPAE78ODSwXpDmAJ-jok2UxfFSc-jUFiiExBj-W_Pf9nKpgOE6kQtjkEwxm_5MVQrWE299DUl9jWWxnPSx_ZP6WP9HvwYvem/s400/snake-man_1210592i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmHt3O63mwY_ST3IiZQPeGBzE6NApmjke7XB_GsdFkYXEh11vgslKrzjvRFrHnjz9_hM6fx92S4PJYmRU7_2VxQVz9jLMYr7NoncyUbpHccHJpsFu-yskwtW72ZEU5QIYnVXUibeeZjIrn/s1600-h/suckling-tigers_1210588i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158952551150914" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmHt3O63mwY_ST3IiZQPeGBzE6NApmjke7XB_GsdFkYXEh11vgslKrzjvRFrHnjz9_hM6fx92S4PJYmRU7_2VxQVz9jLMYr7NoncyUbpHccHJpsFu-yskwtW72ZEU5QIYnVXUibeeZjIrn/s400/suckling-tigers_1210588i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjggZOUVh3Wo0q_TjgEoZbhWJGNxXtr81iXREO7R5DCU0bdF0uYwULXvli6kHh0BZP7YWLf0pKl5dGBwwQ5if04e1czXaDjGaHLEsNWVdm4aYwbst1MWUJG3q6k7UtoqUUjbnuCbjdhYm-F/s1600-h/suction-massage_1210586i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158525376672002" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjggZOUVh3Wo0q_TjgEoZbhWJGNxXtr81iXREO7R5DCU0bdF0uYwULXvli6kHh0BZP7YWLf0pKl5dGBwwQ5if04e1czXaDjGaHLEsNWVdm4aYwbst1MWUJG3q6k7UtoqUUjbnuCbjdhYm-F/s400/suction-massage_1210586i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3KGnAZXEkP_CTF2SKYP32EIhKivGyQTWodyScKKOxMlDq3m-hEcLQkfPhV514F2o5BClUBTiO7IZ_yOdIc28ak868OAZ7lNjUmAK8tsDopUvEeSlJFYdPwpHMWbz7YUe0qCnx6FNYu9Y/s1600-h/tiger-horse_1210577i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158520595384962" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ3KGnAZXEkP_CTF2SKYP32EIhKivGyQTWodyScKKOxMlDq3m-hEcLQkfPhV514F2o5BClUBTiO7IZ_yOdIc28ak868OAZ7lNjUmAK8tsDopUvEeSlJFYdPwpHMWbz7YUe0qCnx6FNYu9Y/s400/tiger-horse_1210577i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt8axhlKrkMdrRbPreXgRsM44fSurf9_xi4_kdbWnsjx2CixgsJsd2vRmRxvoiJ_f0BPoCyA5oWkVbaXRBCo8wnNogLdHPRVMG7XH0qWa09mccR3m4dJSLJUAccPAr5yS4FSAA1Y8PrePu/s1600-h/toilet-installatio_1210574i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158514879679346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt8axhlKrkMdrRbPreXgRsM44fSurf9_xi4_kdbWnsjx2CixgsJsd2vRmRxvoiJ_f0BPoCyA5oWkVbaXRBCo8wnNogLdHPRVMG7XH0qWa09mccR3m4dJSLJUAccPAr5yS4FSAA1Y8PrePu/s400/toilet-installatio_1210574i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiny_JCFuCWevHMjBy4eJBXc_ERTDTXKNwjVbhoz13wAFaaIbC7PswC014F7PWw4UZ1kvSRfBDmiraMC17pceNCtOp2xiui1zOMQJpIAClrdgXAvsBzAqo2zFb7iUy3yNWLArKhIy7ckfCM/s1600-h/two-headed-baby-2_1210571i.jpg" style="color: #cccccc; text-decoration: underline;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5285158513354803906" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiny_JCFuCWevHMjBy4eJBXc_ERTDTXKNwjVbhoz13wAFaaIbC7PswC014F7PWw4UZ1kvSRfBDmiraMC17pceNCtOp2xiui1zOMQJpIAClrdgXAvsBzAqo2zFb7iUy3yNWLArKhIy7ckfCM/s400/two-headed-baby-2_1210571i.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; display: block; height: 258px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 1px; padding-right: 1px; padding-top: 1px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCoW7tbAMb4oUU3JJz20vaazIFnTMa2AIJCnLIjv8YkWfYUOPicsMtKT1lCNgq85HBFZYe94TQTZsmM6PtEoqtcoAR8Ya11xLDsFdJu4gzoa-aqf6Ip6Iwa663-n5y7Zb2NhHAQ1TmJUA7/s1600-h/two-headed-baby_1210569i.jpg" style="color: white; text-decoration: underline;"></a></span></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCoW7tbAMb4oUU3JJz20vaazIFnTMa2AIJCnLIjv8YkWfYUOPicsMtKT1lCNgq85HBFZYe94TQTZsmM6PtEoqtcoAR8Ya11xLDsFdJu4gzoa-aqf6Ip6Iwa663-n5y7Zb2NhHAQ1TmJUA7/s1600-h/two-headed-baby_1210569i.jpg" style="color: white; text-decoration: underline;"></a>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-72469161728234461802011-06-16T13:36:00.000+07:002011-06-16T13:36:34.613+07:00Lucunya<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://www.inicinta.com/wp-content/uploads/undangan-baru-1.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="213" src="http://www.inicinta.com/wp-content/uploads/undangan-baru-1.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://img134.imageshack.us/img134/549/weirdcloud1tr5.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="229" src="http://img134.imageshack.us/img134/549/weirdcloud1tr5.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://img157.imageshack.us/img157/9247/stormcloud3ou1.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="240" src="http://img157.imageshack.us/img157/9247/stormcloud3ou1.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://wb7.itrademarket.com/pdimage/36/404636_anekabonggol1.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="213" src="http://wb7.itrademarket.com/pdimage/36/404636_anekabonggol1.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://aaqdj.files.wordpress.com/2009/03/pesawat-unik.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="242" src="http://aaqdj.files.wordpress.com/2009/03/pesawat-unik.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="http://www.iklanwebid.com/images/20080807/30558/jual-kucing-persia-unik-dan-langka.jpg" imageanchor="1" style="color: #2e86be; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" height="240" src="http://www.iklanwebid.com/images/20080807/30558/jual-kucing-persia-unik-dan-langka.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" width="320" /></a></span><span class="Apple-style-span" style="color: #444444; font-family: Tahoma, Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH1ufZTYkGRo6iz9Ue8baHizJIyls9G9GhvAZBTXmgPg_hcXF2apVCW1PH8MLYxetdzgbInLSKT5RGhbb71kfV7pKK0WvJ1rRcFVlJ_dIArf17IVCKHBdGRyacq1BBLhzEZwYKzbkNdh1k/s1600/sepatu11.jpg" imageanchor="1" style="color: #80caf8; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: underline;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH1ufZTYkGRo6iz9Ue8baHizJIyls9G9GhvAZBTXmgPg_hcXF2apVCW1PH8MLYxetdzgbInLSKT5RGhbb71kfV7pKK0WvJ1rRcFVlJ_dIArf17IVCKHBdGRyacq1BBLhzEZwYKzbkNdh1k/s320/sepatu11.jpg" style="border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 0px; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 0px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-style: solid; border-top-width: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; padding-right: 3px; padding-top: 3px;" /></a></span></div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-83616629239118245902011-06-14T18:05:00.002+07:002011-06-14T18:05:53.578+07:003 In One<div align="justify">Saat kuliah aku punya sahabat karib bernama Yenny. Walaupun belum tentu sekali setahun berjumpa tetapi semenjak sama-sama kami berkeluarga hingga anak-anak tumbuh dewasa, jalinan persahabatan kami tetap berlanjut. Setidaknya setiap bulan kami saling bertelpon. Ada saja masalah untuk diomongkan. Suatu pagi Yenny telepon bahwa dia baru pulang dari Magelang, kota kelahirannya. Dia bilang ada oleh-oleh kecil untuk aku.</div><div align="justify"></div><div align="justify">Kalau aku tidak keluar rumah, Idang anaknya, akan mengantarkannya kerumahku. Ah, repotnya sahabatku, demikian pikirku. Aku sambut gembira atas kebaikan hatinya, aku memang jarang keluar rumah dan aku menjawab terima kasih untuk oleh-olehnya. Ah, rejeki ada saja, Yenny pasti membawakan getuk, makanan tradisional dari Magelang kesukaanku. Aku tidak akan keluar rumah untuk menunggu si Idang, yang seingatku sudah lebih dari 10 tahun aku tidak berjumpa dengannya.</div><div align="justify"></div><div align="justify">Menjelang tengah hari sebuah jeep Cherokee masuk ke halaman rumahku. Kuintip dari jendela. Dua orang anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Idang datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak Yenny. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Idang naik ke teras rumah</div><span id="more-21"></span><br />
<div align="justify"></div><div align="justify">“Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Erna. Kenalin ini Bonny teman saya, Tante”. Idang menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka. Oleh-oleh Yenny dan langsung aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihat anak Yenny yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini. Demikian pula si Donny temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.</div><div align="justify"></div><div align="justify">Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang aku lakukan, saat aku jalan, saat aku ngomong, saat aku mengambil sesuatu. Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam aku ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah seksual. Dan si Idang sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.</div><div align="justify">Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang aku senang dengan mereka berdua. Dan tiba-tiba aku merasa berlaku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal. Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir.</div><div align="justify">Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku. Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak birahi mengingat masa laluku itu.</div><div align="justify">“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar Idang. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini. Dan aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Idang ini demen menikmati penampilanku. Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 aku tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang suka merawat tubuhku sejak muda. Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau aku jalan sama Oke, suamiku, banyak yang mengira aku anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.</div><div align="justify">Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga aku tersipu walaupun dipenuhi rasa bangga dalam hatiku. Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba aku ada ide untuk menahan kedua anak ini.</div><div align="justify">“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, aku tawarkan makan siang pada mereka.</div><div align="justify">Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Aku tahu mata Donny ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi. Si Idang ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer aku ke dapur mempersiapkan masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Idang, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.</div>“Apanya yang jauh?, aku tahu maksud pertanyaan Donny.<br />
“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.<br />
“Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.<br />
“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Idang”, lanjutnya sambil melototi pahaku.<br />
“Tante hobbynya apa?”.<br />
“Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.<br />
“Ooo, pantesan”.<br />
“Apa yang pantesan?”, sergapku.<br />
“Pantesan body Tante masih mulus banget”.<br />
Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi aku tak akan pernah menyesal akan giringan Donny ini. Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi setapak aku merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke aku dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.<br />
“Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.<br />
“Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.<br />
“Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.<br />
Ah, cerdasnya anak ini, kembali aku merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.<br />
“Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.<br />
“Iya, dong, Tante. Aku belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.<br />
Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.<br />
“Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.<br />
“Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.<br />
“Habis kamu bawel, sih”, sergahku.<br />
“Sudah sana, temenin si Idang tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.<br />
“Si Idang, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.<br />
“Kalau kamu?”, sergahku kembali.<br />
“Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.<br />
“Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku sambil memukulnya dengan manis.<br />
“Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.<br />
Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat kemudian aku mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.<br />
“Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip bumbu?”.<br />
<div align="justify">Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya itu. Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke mataku. Ah, pandangannya itu membuat aku gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa aku juga merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Nafsu birahiku?</div>Aku tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih kepalanya serta mengelusi rambutnya. Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku untuk kemudian meremasi payudaraku. Dan aku mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat kerinduan birahi menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.<br />
<div align="justify">“Tante, aku nafsu banget lihat body Tante. Aku pengin menciumi body Tante. Aku pengin menjilati body Tante. Aku ingin menjilati nonok Tante. Aku ingin ngentot Tante”. Ah, seronoknya mulutnya. Kata-kata seronok Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat aku menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan panas yang mengganjal. Pasti kontol Donny sudah ngaceng banget.</div><div align="justify">Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalaku bibirnya sudah mendarat ke ketiakku. Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Aku merasakan nikmat di sekujur urat-uratku. Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke dadaku.</div><div align="justify">Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya dengan penuh nafsu. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya. Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Aku tak mampu mengelak dan aku memang tak akan mengelak. Birahiku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat nafsuku telah melanda dan menghanyutkan aku. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa nikmat birahiku.</div>Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan nafsu besarnya yang kurang sabaran tangannya memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap vagina, bibir dan kelentitku. Aku jadi ikutan tidak sabar.<br />
“Donny, Tante udah gatal banget, nih”.<br />
“Copot dong celanamu, aku pengin menciumi kamu punya, kan”.<br />
Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kontolnya yang ngaceng berat langsung mengayun kaku seakan mau nonjok aku. Kini aku ganti yang setengah jongkok, kukulum kontolnya. Dengan sepenuh nafsuku aku jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Aku merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Aku raih pahanya biar arah kontolnya tepat ke lubang mulutku.<br />
“Tante, aku pengin ngentot memek Tante sekarang”. Aku tidak tahu maunya, belum juga aku puas mengulum kontolnya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga nonokku terbuka. Kemudian dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku.<br />
<div align="justify">Aku menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol aku. Yang sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku. Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kontol Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak muda ini maunya serba cepat. Aku rasa sebentar lagi spermanya pasti muncrat, sementara aku masih belum sepenuhnya puas dengan entotannya.</div><div align="justify">Aku harus menunda agar nafsu Donny lebih terarah. Aku cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, aku berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Aku pengin dan mau Donny nembak nonokku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku. Biasanya aku akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu permintaanku yang kedua. kontolnya langsung di desakkan ke mem*kku yang telah siap untuk melahap kontolnya itu.</div><div align="justify">Nah, aku merasakan enaknya kontol Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kont*lnya. Ruang dapur jadi riuh rendah.</div>Selintas terpikir olehku, di mana si Idang. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kont*lnya yang sudah demikian keras dan berirama Donny berteriak.<br />
“Dang, Idang, ayoo, bantuin aku .., Dang..”.<br />
Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk mengentotku saat ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Idang dengan tenangnya muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny<br />
“Gue kebagian apanya Don?’<br />
“Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.<br />
Duh, kata-kata seronok yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah aku ini hanya obyek mereka. Dan anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang nafsu birahiku, sangat eksotik dalam khayalku. Aku langsung membayangkan seolah-olah aku ini anjing mereka yang siap melayani apapun kehendak pemiliknya.<br />
<div align="justify">Aku melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Idang mencopoti celananya sendiri dan lantas meraih kepalaku dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu, untuk kemudian ditariknya mendekat ke kontolnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya. kontol Idang nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.</div><div align="justify">Saat bibirku disentuhkannya aroma kontolnya menyergap hidungku yang langsung membuat aku kelimpungan untuk selekasnya mencaplok kontol itu. Dengan penuh kegilaan aku lumati, jilati kulum, gigiti kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya. Tangan Idang terus mengendalikan kepalaku mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kontolnya menekankan batangnya atau pelirnya agar aku menjilatinya.</div><div align="justify">Duh, aku mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana si Donny terus menggenjotkan kontolnya keluar masuk menembusi nonoknya sambil jari-jarinya mengutik-utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah aku mengalami cara macam itu. Oke, suamiku adalah lelaki konvensional.</div>Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat aku merasakan bagaimana perbuatan teman dan anak sahabatku ini aku merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat melanda aku. Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh nafsu birahi mereka. Aku benar-benar jadi lupa segala-galanya. Aku mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kontol dan jari-jari tangan Donny dan mengangguk-anggukkan kepalaku untuk memompa kontol Idang.<br />
“Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kontolku. Enak, kan? Sama kontol Oom enak mana? N’tar Tante pasti minta lagi, nih”.<br />
Dia percepat kendali tangannya pada kepalaku. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kontol Idang sudah sangat kuyup. Sesekali aku berhenti sessat untuk menelan ludahku.<br />
Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Aku mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau diisep, nih?”.<br />
<div align="justify">Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah kebelet mau muncratkan spermanya, aku buru-buru lepaskan kontol Idang dari mulutku. Aku bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan mulutku tepat di ujung kontol Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kont*lnya untuk mendorong agar air maninya cepat keluar.</div>Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya, makan spermaku ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.<br />
Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung aku kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.<br />
<div align="justify">Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Idang menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kontolnya. Dan beberapa saat sesudah kontol Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kontol Idang memuntahkan banyak spermanya ke mulutku. Aku menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Aku merasakan rasa yang berbeda, sperma Donny serasa madu manisnya, sementara sperma Idang sangat gurih seperti air kelapa muda.</div>Dasar anak muda, nafsu mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat aku istirahat mereka mengajak aku ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau aku masih mengagungkan ranjang pengantinku yang hanya Oke saja yang boleh ngentot aku di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang aku memaksa menuju kamarku.<br />
Aku ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Idang menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya. Dia tusukan kontolnya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan sperma untuk menyesaki memekku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah dengan penuh irama.<br />
<div align="justify">Aku merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan aku langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik turun menjemput tusukan-tusukan kontol legit si Idang. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar kepalaku bisa menciumi dan mengisap kontolnya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya birahi yang nikmatnya tak terperi.</div><div align="justify">Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny. Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.</div><div align="justify">Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal kontolnya yang keras menggembung. Aku menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk ngocok kontol Donny. Duh, aku kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Aku menjadi kesetanan menjilati celah pantat Donny.</div><div align="justify">Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat aku liar tak terkendali. Sementara di bawah sana Idang yang rupanya melihat bagaimana aku begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya menggenjot nonokku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,</div><div align="justify">“Tante, nonokmu enak, Tante, nonokmu aku entot, Tante, nonokmu aku entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak ya, kontolku, enak Tante, kontolku?”. Aku juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.</div><div align="justify">Aku tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kontol Donny semakin kencang. Naik-naik pantatku menjemputi kontol Idang semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.</div><div align="justify"></div><div align="justify">Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan birahiku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang kontol yang masih semakin kencang menusukki nonokku. Dan aku memang tahu bahwa Idang juga hendak melepas spermanya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan birahiku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.</div><div align="justify">Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar aku mempercepat kocokkan kontolnya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga aku merasakan pedihnya. Dan saat puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kontolnya dengan kecepatan tinggi hingga spermanya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.</div><div align="justify">Aku yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki sperma yang tercecer di tubuhku untuk aku jilat dan isap guna mengurangi dahaga birahiku.</div>Sore harinya, walaupun aku belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku dengan penuh semangat dan terima kasih aku menelepon Yenny.<br />
<div align="justify">“Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya Yen. Karena sudah lama aku tidak merasakannya, huh, nikmat banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan yang aku raih dari Idang anaknya dan Donny temannya.</div>Yenny tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu. N’tar deh kalau aku pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.<br />
Aku tersedak dan terbatuk-batuk. Mati aku, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan getuk kesukaanku.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-66454628851649382392011-06-14T18:04:00.001+07:002011-06-14T18:04:21.122+07:00Ibu Kost LilySudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily. Trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.<br />
<br />
Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.<br />
<br />
Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”<br />
<br />
Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.<br />
<br />
Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.<br />
<br />
Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki dengan sedikit memohon.<br />
<br />
Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.<br />
<br />
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.<br />
<br />
“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.<br />
<br />
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”<br />
<br />
“hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”<br />
<br />
sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie<br />
<br />
“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Zaki kikuk<br />
<br />
“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki.<br />
<br />
“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.<br />
<br />
“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”<br />
<br />
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”<br />
<br />
Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang begitu?”<br />
<br />
Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”<br />
<br />
Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”<br />
<br />
Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”<br />
<br />
Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”<br />
<br />
Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.<br />
<br />
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya…<br />
<br />
Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.<br />
<br />
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Lily terlihat semakin sendu…<br />
“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Zaki.<br />
<br />
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu….”<br />
<br />
Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.<br />
<br />
Bu Lily yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. Zaki mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kegelian.<br />
<br />
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.<br />
<br />
Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.” Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.<br />
<br />
Dengan tenang Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.<br />
<br />
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.<br />
<br />
Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Lily…. Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam untuk beberapa saat.<br />
<br />
Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.<br />
<br />
“mmm…baik bu…”belum sempat Zaki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.<br />
<br />
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Lily.<br />
<br />
Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-23495000716999870312011-06-09T19:55:00.000+07:002011-06-09T19:55:18.427+07:00Koleksi Aneh<div style="text-align: center;"><img src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTf4TWt1OUQMZoQ3E0sdKNkYbRPP5Qr0w-HrUqnAN1RNgssCgk-Ug" /></div><div style="text-align: center;">Milk Shake</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img height="320" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRoK6QTJASd3j5q7TQ2Xl_7022c_49DjJA3suPvUtX8sxBjB-ef" width="244" /></div><div style="text-align: center;">Patung Enjoy</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img height="320" src="data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQSEBUUEBQVFRQUFBUYFxcVGBQXFxcVFxQVFBQYFBcXHCYeGBokHBUXHy8gIycpLCwsFx4yNTAqNScsLCkBCQoKDgwOGg8PGiokHx8qLCwsKSwsLSksKSwsLCwsLCwsKSwsLCwsKSksLCksLCwsLC0pKSwsLCwsLCktLCkpLf/AABEIAPIA0AMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBAMBAAAAAAAAAAAAAAAHAAEFBgIDBAj/xABYEAACAQMABgMHDQwHBwMFAAABAgMABBEFBgcSITETQVEUImFxgZGTFyMyNUJSVHN0obGz0hYkJTM0coKSsrTB0VNVYmOEotMIFUPCxOHwpMPiGCZkdYP/xAAbAQACAgMBAAAAAAAAAAAAAAAAAQIFAwQGB//EADoRAAECAwUECAUCBgMAAAAAAAEAAgMEEQUSITFRQWGh0RMiMkJxgZHBFCOx4fBicgYVFlJTkjOC8f/aAAwDAQACEQMRAD8AMNI1mg4jxigJoTRmkdJXl6kOkJYhBM/BpbjGGmlVQoRuAG59FYgKrO51EeAvgNPjwUJPUo0p/Wzfr3f2qyTZRpLjvaVY8P6S7+1TujVRvHRFkIew+asTGew+ahIdkGkf61b9a6+3Teo7pDr0q361z/qUXRqi8dEW+jPYfMacRHsPmNCT1G7/AK9Kv57n/UpvUYvv61b/ANR/qUXRqi8dEXdw9h81Loz2HzGhF6it716UfzXB/wDdpvUQu/60b9Wf/VoujVF46IwdGew+anEZ7D5qD/qJ3vVpRv8A1H+pTjY1pActKt+tcj6HoujVF46Iwbp7KXR+D5qEHqSaUHLSzekux/zU3qRaT69Kt+vd/aoujVK8dEX9zwfNS3PB81CEbIdJf1s36919un9SDSX9bP8Ar3f26Lo1ReOiL274Pmpwvg+ag9Lsm0iilm0uVVRks0l0AAOJJJfAFYx7LNJMSE0xkjdyBLdEjeGVzh+GRxHbToNU+tStEZN3wU+74KD52T6W/rZvS3f2q0QbNdKOfW9Mhjgnvbi6PANutybkG4Hw0ro1SxONEZt2n3fBQZfZrpUOqNpnDtkqpnut5gOZVc5Nb/Uq0wOWlm9Ld/zoujVBJGxF/d8FLHgoP+pdpr+tj6a7pepfprq0sfT3dF0apVRfArYtAXWjVzTGj4BPNpOR06RE3Unud7LkgeywMcKM2qszPY2zOSzNbwFmY5JYxKSSesknnRSiV6pou5OY8YoTbHB9/wClvjh+8XNFpeY8dCjY3+X6W+PH191QMipnMIp4pYrOmxUFNYAU+KyxSAoRVY7tLFZGmoTWNZCsSarOm9olpbErvGVx7mLBAPYznvR5CaRcGipWWFBiRnXYbSTuVozT5oQ6R2tXLk9AkcS9WR0j+du9z+jVevdbryX8Zcy47AxQeZMCtYzLBkrqFYEy/F5DeJ4YcV6A3T2HzUip7D5jXm5ryQ85H/Wb+dOt9IOIkcHwOwP01H4saLZ/px/+Qen3Xo/NIGgFaa53sXsLmXHYx3x5nzVj0ZtenXAuIo5R2rmN/myp8wqbZlhzwWrGsCZZi2jvA0PHmiTrNamWznjXizRMAO04yB5xQ1sri7tY23Vbf3wSckFl3GVckcTund4ciBjlmrxoLX60uiFV+jkPuJRuknsVvYt58+CrEYV6wPNWW61/WB9FXiNGlB0T2ba0cDu3jT8NENdMaZ0iJukiZ+jfcYKMbowIiw7Rkq3kJ7TUfbw3aTJMFcYLK27hTuNMZCB2DrPmouGMdgrIRjsHmo6IE1qUC0YjWBga3DDs54UxQ/2kWTzdzuiHeVWw6kDDMVIzyIA3SQRnn1VHNpzSAZsGTeAUgZ71grDkvVlcg8s4zx6iiYgeYBxTmBeeB5qZhgknHFQhz72MbDLWkNyqCczXX89EJ5tYNINbqcyggspKndOejjRCeHEZV2I7XzW240/fbsn438arghgDubhG6vMKobdOOsc6KRt196PNTGBfejj4BS6LeVL+YO/xs27N9ddmQ3b8UK9frySTQEZmzvie2BJ5kgkZPhNELVD2vtPksH1S1VdtK40Vw5d0W/7Rq16o+19p8lg+qSs2wKsc69EJ1UgvMeMUKdjY+/8ASx/vx9fc0Vl5jxihVsdP3/pf48fX3NMZFSOYRUJpCmFPmoKafFLNIUxNCSYmozTusENpH0k7YzndUcXc9iL9J5CuLW/W+OxjBI35Xz0cfbjmznqUfPyHXgLaV0rJcymWdt5z1nkB1Ko5Ko7BWvGjhmAzV3ZtlOm+u/BnE+HNTWs+vc94SoPRQ/0ak8R1dI3uvFy8FVjFSugNWp7yTdgXgPZO3BFH9o9vgHGiPoHVLR9rOkUssct4QCqSFc8QTmOHxKTk5PDqrUbDiRjUrpI87KWa3omDH+0e554odaH1UuroZghYr79u9T9ZsA+TNWuy2PzEevTxp4EVpD5zuiioBUTrRrRDYW5muDw5Io9nI+MhUHbw58gOJrabKsGeK56Pb8y89SjR6njyVTj2ORY43MhPgjQfMWNM+xqP3Ny4PhjQ/QwqHstetOXwMthZxLD7ksAQ3Hqkldd8/mjFWHUHaM91M9nfRdBeRg5HFQ+77IBDxVgCDgEgjJHCsxlmDYtL+czlf+Q+g5KEvtj844wzRSeBg0Z/5hVT0xqxc2v4+FlX33sk/XXIr0HTMOrqI4jqPjFYXSrDlgt6Bb8yw/Mo4eh4cl5pq1ar7RJ7QhJCZoeW4x75R/dseXiPDxV37TrW1jureC2h++bhu+WI4AVjuRkx8ss2eWOCk9lVjT2rs1pJuTpjPsWHFHHajdfi5itZ0OJBNV0EGdk7TZ0Thj/ac/I8sUdtB6diuohJA28OscmU9jr1H/wVJA15y0PpqW1lEsDbrDmOYYdauPdD/wA4GjdqjrdHfRby97IuOkjzkr2Fe1D2+StuDGETDauZtOyXyhvtxZrp481YBWWaxBpxWwVSJ6anpqSSoO2v2r/xFv8AtNVq1SH4PtPksH1S1VNtvtX/AImD9pqteqf5Ba/JoPqkqah3l3KOI8YoV7Hh9/6X+UD6+5orIOI8lCjY57YaW+PH7xc0DIqZzCKgFPTimNRU0hUVrHp+Ozt2lk444IvW7kcFHg6yeoA1Kigfr9rN3XcncPrMWVj8Pvn/AEiOHgArDGidG2u1WdmyRnI109kYu5eag9J6TkuJWlmYs7HieoDqAHUByAqc1M1Me+cliUgQgO/Wx57kfVntPVkeKo3VrQD3lwsScBzdsZCIOZ8fIAdZIo86O0ckMaRRLuogCgfxPaTzJ6zWnAhdIbzsl0trWiJNggQcHU/1HPRNYWEcMYjiUIi8gPpPaT1k86GVr67rfIeqCDzYtkX6ZTUtsr1uubx7yK8cNJBIoXCImFLSRsMKBnvkHPtqE2eTB9PaVnYgKnTDeJ4KouAuSeoBYvmq0AoKLhHOvmpRboLTONN6wGGYN3LadKAnHvliYK+8R7Hfkxnr3QB4aK33S23QvOk8UkcUbSMY5EfvVUsfYnsFUDYhYNILu/l9ncylR+sZpSPBvOo/QpjAVQ7EgIoQxKqhVAVVAAVQAABwAUDgBQr2iIItP6MliA6RzGGwOLATiNcn812XxCitigJd6+JeactLgoFjiljiUM2d5emfdk5DBIcNjjy50gEn5I+1w6a0xHa28k8xxHGpY45nqCr2sSQB4TXbjFCPXrSUmltIpou0OIoXLTyDlvpwc+ERg4A63bwA0AVUnGgXRsv0U97eTaWulwWdlgHMA43SVz1IuIwe3e7KJek9FxXEZinQOjcweo9RU8wR2in0bo9IIY4YRuxxoEUdgAxx7T1k9ZNVvX3XUWcfRxEG4ccOvo1Pu28PYPLyHGERwAJdks8rAiRIjWQu0eG/yQs1q0GtrdPCkgkC4IPWoPEK/VvDrx4PEOPRGlpLaZZoTuup8hHWrDrU9YrmllLEliSSSSTxJJOSSes0pIWUKWBG8N5cjGVyRkdoyCM+CqYnrVbgvT2Q/lCHFN7Ch36r0Lq7p1Lu3SaPhvDDL1o49kp/n1gg1J5oHbOtZ+5boK5xDNhX7Fb3D+QnB8BPZRvUVaQonSNqvPLSkTJxizunEeH2WYNPWOKyrMFWKgbbfav/ABEH0tVs1V/IbX5NB9UtVPbYPwX/AImD6Wq26rH7xtfk0H1S1JY+8u9TxHjFCbY57YaW+O/6i5ospz8tCbY77ZaX+O/6i5pjIqZzCLFNWQpjUVNVXaHp021k24cSTHo17QCCXYeJeHjYUEeqr3ta0jv3aRDlDGM/nyYY/wCUJVd1Q0R3VewxEZXeDP8AmJ3zDy4x5aq45L4l0eC7uyWNlJLpnbQXHw2cPqins71bFrahmHr04V37QvExp5AcnwnwVaSeXlx4cYzjzjz05oS7TGl0dpS20nGXaN/W5UJJUYHfoM8FDpkgD3UZNWTGACg2LiJiO6LEMV+ZK2anJ3NrPfw8N2ZWkA8bR3A+Z3rm1h1bOh9H6Rl6cSvflIl7zcK9I8jSe6bPeM3Zyqy3Gqsk2mbbSds8RtzAm/lmDOpSRcqApB7x05kexqn7WJJ9I6Tj0daDeMMZZl3t1TKyGRixPAbse6AT1uR11lGa1diqusupENpoyzuWkfum6AYxHc3QhUuSOAYYUxjmeLUbNmkcS6KtVgdXURjfKnPrrZeUHrBDMRgih1DrBBpKIaO0yvcl3BhYp90KFcAKFcHgmQBkE7rcCCpxUBc6A0roOVpIt8J1yxDpIHXq6VSCF/SAx1GmRVANMUXtqWsHcmi5mU4eUdDH270gIYjxIHPkFVLYvrVaLALJx0c7SM+ZN3dlJwFCk8mChQFPPmM8qoumtfZtLSWsN5uLGko3jAjlmD7qu5QFiSF3sBR7o0RNtGqsfci3kEapJA8YZkGCYT3iZ7d1ujwTxAzRTYmTU1UvtS177hhENufvucYXHFo0OQZMe+J71R28erj07MdRxo+13pR98zgNKTxKjmsWfBnJ7Wz2Cqzst1Se5lOlr9hLLIzGIEg98CVMjAcARjdVfc4z2YIesmsMdlAZZOJ5InIu+MgDsHaeoVBzgAskOG6K4BoqTkFx65a3JYw54NM+RGn0u39kfOeHiCF3ePLI0krFndt5mPMk1u0xpWS5maWY5dz5AOpVHUoHIVxw3cCOvdTusfM9Gu87AdSgkAE9pIA+aqqI90Z11vkvQJKUhWZAMSKcaYn2H5ifJW7UHUk3knSTAi3Q8erpGHuF8HafJz5XfaTq4ktlvqFV7cApyUbnANGOrlggdowOdU+32mXtyog0Fo8rGgCrIw390DtPCJD+czVutdkl9eOsul71uByI4z0jA9gJAij/AEVNb7ZdrWXTtXJzFrRY0yI4wunAbvvtVDFHPZ5p03NihY5eL1tyeZ3QCjHxqR5QaEetmhe5byWIZ3VbKE8yjAMvLx48lWTZFpMpdvCT3s0ZIH9uPvh/lL1owCWRLp8F1Frw2zUl0zdlHDw28PojBSzTU9WS4JUDbYfwYPlMH0vVt1V/ILX5NB9UlVLbb7V/4mD6Xq26q/kFr8mg+qSpLH3lIDmKE2yD2z0v8d/1NxRaAoT7IPbTS/xx/ebimMlM5hFalT4pmbAJ7AT5uNRUl5+1pvelvbh85DTPj81WKr8yiuzVPZ+mk0m35pIjCU3GQKe+YNneB48AvURzqALE8e3j5+NFfY7F96zN2z4/VjUj9o1Vy5rGr4rvrYAhWeWD9I4jkoD7kNPWP5Fei5Qe4duOB1bk+QM/2Xrj0jtMLobTWDR7orMuTHvxnKkMCquePLmj8ie2jTu1pvbGOVCkyJIh5q6hlPjDDFW17ULz4t0ULqlp+xuIlj0fJHuRgKIlyjIOPAxthh18fHQLsLa40hpC7uLKZY7pZXmhj3tySUF3ysRJxvKqrlTwINE3T+xC0lO/Zs9pKOI3CWjz+aTvJ+iw8VCGDVp1vJLe4la3vFYGJ3JCPLvEjek5pv5BWTlnnzyJADYomu1X6z0paacXuXSadzaRj7xJQAjMw4FcN155xN+iR1XbZzoC+s4ZIb2ZZURgsAHfERgc9498FOQAh9junqxQzguYL64S206rWt9E6p3QoCGZQeEdx1BiPYyjhy49p7SPAAHUABxJ4DhzPE0nYYJsxWmO0RW3lRA2MbwVQ2OzIGcVq0ro1biCSGQd5LGyN4AwK58YznyV2VquJ1jRnkIVFBLMeQA5k1Cqy0rgEDtRdoL6NjlsZYTLJHPJjvwix4O5JvcCcby5AA471cesmscl7OZJeAHBEB4IueQ7T1k9ddet2s3dc7NGoSIMd0ABS55dJLj2Tnw8hw7cxmi9GSXEyxQLvO58gHWzHqAHM1WTEbpHXW5fVdxZNmtkofTRu1T/AFH5n6Lfq5q9JeziKLgObueSJniT4ewdZosaJ2V6PgbfMPTye/nPSeLCHvB+rUtqvq3HZQCOPiTgu+OLv1k9g6gOoVMityBC6MbyuctW0jOPo3sDIa7z7aLGOMKAFAAHIAAAeIDgKfFPT1nVOhRthscTQS+/RkPjRgw+aQ+aqjqre9FfW75xiVAfzWO43zMaI22GEdyQt1rOB+tG+f2RQnV8MCOYIPlHH+FVUx1Y1RuK76yT01n3D+pv19ivSuKesVbPHt4+fjWVWq4FUDbYPwZ/iIPperZqqfvC1+TQfVJVU22e1f8AiIP2mq1ap/kFp8lg+qSmod5SQ5+WhPsh9tNL/HH95uKLIoS7IfbXS/xzfvVxTGSkc0Wc1jKMqw7VI84NZCkKipZLzOv8KLux5vvKUdlw3zxx0LNLWnRTyx/0crr5FYgfNRF2M3PeXEeeIaN8eAhlJ+YVVy2EWniu/tukSRLh+k/nqiVXFpbTMNtH0lzKkSct52AyeeB1sfAMmuwUFrKxbWLSssk7nuGzbdRFJG+pLBQCORfc3mbnjdAxwItQNV5+TRWO728aORio7ocD3SxqFPi33VvOBVB1q0uNP6TtorMFF6JkBmUZz38rltwt3uFUDj20bLHU+yhQJFa26qP7tGPjLMCxPhJqs6A1BFtp24uUXELwb0eBgLJK4Eqr2Y3CcdkgqYLRkomu1VDVvXGCKVLfWCHFzYtiGd0eRgOOBJu5LAcCr8QeB5jJLuitYba6GbaeKb4t1Zh41zkeUVq0zqta3Y++reKUgYDMo3wOeFcYYc+o1R9L7BrRzvWks1u/Vx6VR4t7Dj9al1SjEIls3zUHdoOu/dTdDAfvdG4kf8VhyP5g6u3n2VCX2kbu2Eto+kHukzukgsU3RzUM+WJzwODjhjjk1CqpJwOJPAAcyTyAHbVbMxu41dpYtl3aTMYY90abz7eq229u0jqkal3Y4VV4kk9WKN2pOpi2MXfDM7gdI+OXXuKfejt6zx7MUS22N3cio/dgtm3clUWQupI5MyuvVzA8POtvqCu347SUrjnjo2PHt7+U/RWaWlwwXnZqvtm1TMO6GF2BmdTyHFFeS7RPZuij+0yj6TUbc652Mf4y8tl8c0efMDVBh/2eLX3dzcN4lhXj5VNSdpsH0ah77uh+HJpcDx+tqtblGrm6lSl1td0Wg/Kg/gjSVz8y4HlNQN5/tAWC5EcdxIervY0H+Z8/NVhttk+i4zws0b4xpJPmdiKnbPVy2h/E28Ef5kUanzgUdVGKEGse0htI25QWjwxLIjLI7Md5sOMDvAvIk8zyqqE5/wDPAaKW2S79bt4u13fyKoUftmhto236SeJPfyRr+s4X+NVE0b0WgXoFiC5I3j+o/novRtuuFUdiqPmFbaanq0XAqgbbfav/ABEH7TVatU/yC0+SwfVJVU22+1n+Ig+l6tmqn5Ba/JoPqkpqHeUkKE2yE/hbS/xzfvVxRaC0Jdkfttpf40/vM9MZKRzRZpjSzT7tRUkEdpuj+i0hIeqZVkHlG63+ZSfLS2Z6W6HSCqThZ1MZ/OOGT/MoHlq37XNCl7dLhR30LbrfFv1+RgP1jQmilKsGU4ZSCD2EHIPnqri/Li3vNegSJE9Z3RnOl0+Iy9ivR9+T0Um7z6N8ePcOKGv+z2w/3fMB7LugZ8XQR7v0GpTSm1+0gtI5X9cmkTe6BCMhh3r9Ix4Iu8DxPEjkDQ41P2f6QvI3ETPZWUz7zb5cb68d0Igw0gAOMtuqefGrZuIqvP4jSx5a4YjBFXWTatYWeQ0vTSDnHBuuR+c2Qi+U58FViz2t31269waMdot5d5z0kne73fYYBUBxnrNWXVrZJYWeG6Lp5B/xJ8Pg/wBlMbi+bPhq5dWBy+in1Qo4lJjQ/wBpGvHQg21s3rrDEjDnGp9yD1OevsHhPCS1911FnH0cJBuHHDrEan3bDt7B5eQ4haRySSSSSSSSckkniT5TWhMR7vVbmupsWyumIjxh1RkNd/gOKxzwop7NNR9zF3cr35GYUb3IP/EYdTHqHUOPPlGbN9RemIublfWl/Fof+IR7oj3g+c+DmW6hLQO+7yWa27VzloJ/cfbn6JgKfFOKet9cilSpUqaSamp6jNYdMra20kze4Heg+6c8EXynHkzSJopsa57g1uZwCEm07Som0g6g97Coi/SBLPj9Jsfo1q2a6P6XSMRPKINIf0Rhf8zLVZnnLszucszFie1iSSfOaK2yDQu5BJcMOMp3E/MQ98R42/Zqrh/NjV81308RI2d0YONLo8Tn7lEEVnTYpVaLz9D/AG3e1g+Uwf8APVs1V/ILX5NB9UlVPbf7WD5TB/zmrZqr+QWvyaD6pKagO0pQChNsiH4V0v8AHH95uKLIPGhNsh9tdL/HH95uKYyTOaLAWssUhTmoprmvbRZY3jcZV1KsPAwwfprzxp3Q72tw8MnNG59TKeKsPARivR4WqRtK1P7qi6aIevQqeHv4+JK/nDiR5R1itaYhX21GYV9Yk+JaNceeq7gdh9v/ABDXUQ2q38bXcSODhUZ+KxyZ7xivI9mSDjIPVR+rzJRX2c6+CRRbXTYkGBE7e7HUrH346u3x88UtG7jvJWdu2YSfioQ/cPfn66oiVAa462pYw7xw0r56NO0++bsUfPyFdesWsEdnAZZT4FUeyd+pV/ieoUBtNabkupmmmOWbkByUdSqOoD/vzNZo8boxQZqrsiyzOPvv7A47ua03t680jSSsWdySzHmT/AdWOqrTqBqSb2TpZgRboePV0jD3Cns7T5PFHanapPfTboysSYMj9g96vax+bn4zvY2SRRrHEoVEGFUcgK1ZeDfN92X1V7bNpiWZ8PA7W7ujn9FsijAAAGAAAAOAAHAADqFbMUwFPVmuFSxSpVhLIFBZiAoBJJIAAHMknkKElnURrFrZbWKb93KqZ9ivEu/5iDi3j5VQNZNrUs8vcmg4zPM2QZt3KjqJiU8CB/SPhfHzpavbF99+6NMTNczNgtGGbdz2SSeyfHYN1fGKlSmaVVyXG1TSGkHMWhbRgAcGZwrEePPrUfiJY+CqbpO5uC7Ld3DXEobvj0jPGCOaxjAUAHOSoAPVkcSRdetco7aLuLR+6mO9cxAKsa8iiY4bx6yOXj5C2q+ajilxvmuysGzC0/FRR+0e/L10XdoXRT3U6QxDvnOM9SjmzHwAZPkr0Ro6wWGJIoxhY1VV7cAY4+HrqnbMdUO5ojPMPXZlGAeaRniAf7TcCezAHbV6xWSXhXG1OZVbbk+JmNcYeqzidp9kqfFKlWyqFDzbifwYPlMP0SH+FW/VcYsbX5NB9UlU/bofwanyqL9iWrhqz+RW3yeD6paagO0pMChLsh9ttL/HH95uKLYoSbIPbbS/xrfvNxTGSkUWwaVPTUkJCsStZilQhCzaPqBxa6tE7TLGvnMiD6QPH20Mc16fK0OtdtmIl3prIBZDktFyVj1mPqVvByPg69GPL16zPRddZFthgECYOGx3sefqhnpTTk9zudPI0nRrurvdQ/ie0nicCt2rmr0l5OIoh4XY+xRetm/gOs1H3Nq0blJFZWU4KsCCD4Qa7NDafntX37eRkJxkc1bHvlPA1pA1d111cRrhBIlqA0w04I/6E0NHawrDCuFXrPNm62Y9ZNd9DDQ+2QcruH9OH+KMfoNWyw2g2Mo4XCoeyTMZ87DHz1atisORXnMzZ05DcTEYTXbnxCsYNLNcUeloWHezRHPLEiH+NcGn9b7e0haSRw5HARxkO7tgkKqg8OXM4AFZVoXHZUK7dNadhtIWmuXEca9Z5k9SqBxZj1AcaEU9zfaySlYs22jkbBY574g+6Ax0sn9gd6vWSeJhZr//AHpdd0aYmMNvGcR28QZnxwyqY4KDw3pGOTyGPc3C62rpDGsWj7YIiLur0mAFA5bsaH6WqLo0Nm1bkGy5uOerDNNTgOKuug9XrPRVsRGFjTA6SWQjfcjrkc8/ABwHUKo+uG1IyAxWO8iHg0p4Ow7EHuB4efiqlaY0/PdPvXEjOeoHgq/mqOC1x28DOwRFLM3AKoJJPgA51oxZouwaurkLBhS/zI5vEbNg5/TcsM0SNnWz0sVubte94NFGw9l1h3B9z2A8+fLn3albLujKzXwDPwKw81U9snUx8HIeGiSBUoEvTrP9FpWvbQcDAljhtd7Dn6JgKypqfFb65FKlTUqSEOdup/B0fyqL6uc1c9W/yK2+Tw/VLVL27H8HxfK4/qp6umrf5FbfJ4fqlppDtKUAoR7IB+FtL/HH95uKLtCPY/7baX+OP7zcVIZIRcxSp6WKSEwpU9KhCxxT4pUqVEKH0/qrb3i4nQEgYVxwdfE3Z4DkeChlp3ZHcREm2InTs4JIPIe9byHyUZKRrDEgsiZqyk7TmJTCG7DQ4j7eS8zXdhJC27Mjxt2OpU/PWivTc9srruuqsp6mAYeY1A3ez2wfnbIPzCyfskVqukz3Sujg/wATspSLDI8DX60QBxSAo2SbJLE8hKvik+0DTx7JbEcxK3jkI/ZAqHwkTctz+o5TR3oOaCdb7PR8kzbsKPI3Yilvo5Ud7XZ9Yx43bZDj3+8/7ZNT0FuqLuooUDqUADzCptkztK0o38TMA+VDPmafSv1Qf0HsiuJCDcsIF7Bh5D5Ad1fGSfFRM1f1St7NcQJhjzdu+dvGx5DwDA8FTAp624cFjMlzk3akzN4RHYaDAffzTYp6elWairk2KanFKkUJsUsU9KhNDbbv7XxfK4/qZ6uurg+8rb5PD9UtUjbwfwfD8rT6mervq5+R23yeH6paaiO0pShHsg9ttL/HH95uKLgoR7Hh+FdL/HH95uKYyTRbp6VKkhLNNmmNNQlVZ0PV2xwZ4wTAZ4kFDjyZogZrzxo+5boZ4UjZ2mMWCoJ3dyQtxABJzyrVmIrmUu7aq/saSgzTYhitrdu7aUqTU+QxRU03tPht3VejeQPEkispUAq4yvBuPKtd9tSiiSFjDIenj3wAU4DfZMHw5X56o2mt+3vLPMZaSK3tMx8cllydw4BOc8ORrq16v3knspTEUcwo3RcQQ3TNheIB6uzrrCY7+tjluVmyypUmELtQ4Ek3s6A7ONclebDaPBNbzyqkgNuoZo23QxUnAKkEjnXHNtWiWCOYwyYkeVQMpkGMRkk+PpB5qpuiBvw6UlchZGjbMXfby7028x4jGARu9vbjrrVxdubeOMrhEeZlbB75nEe+M8jjcXl76oumHgDw91lg2LKviOFDQOG05XK0347UZNZdoUdlKsbxO5aNX70qMBiwAOevva4L3axDH0frMh6SNZBgpwDEjB8IKmqprrH0+kpF/orQn9S2ab6TTXswbQEPAZS6KZ68YlcDP6QqToz6uocvZYIVlyvRQS5pJdSuJHaBIPBWxNrMJhaXoJMLJGhG8mcusjA8/wC6PnqQ0ztBjtoLeVonYXKb6qCuVG6h455+zHKqjrUgGg7HAHFo8+H1mXnXJp2Ppn0TBzzbQZHxhAPzJTMV4qK40HFQZZ0pEc110ht54OJyaD7ivBXj1QY+4O7Ojfd6XoymV3gfHy7PPT+qDEXtFEbnusKVOVwm8/RkN24IPLsobWdznQs6e9u4m/WTH/Ia5tXLtmu7FG/4U6AeJ5hJjzkny0viHYbwPqs38kgUiGnZc7acrtR6EhF7WzXJLBYzJGziQsBulRjdCnjnx/NU5a3G/Gj4xvqrYPMbwBwfPQ+2zR/e8B7JWHnj/wC1ECyXEaDsRR5lArba4mI4bBRc7Ggw2ykKIB1nF1fI4LdmkabNPWVV6VKlSpJoabefyCH5Wv1E9XfV0fedv8nh+qWqPt6/IIflS/UT1edAfklv8RD9WtCiO0pOhFsb9tNLn++P7zc0XqEGxlvwhpc/33/UXNTGSaL2KYihzo/bjayxyv0FynRwtMAyx+uRq4jboyGwSGPX709mKmNG7S4Jku2Ecqizt4p3zud8ksBnUJg+yAGOOBmkkrZSoe+rTbG1iuFt7hhLO8KoojMm+io54b3HIcYxXVJtetA9kqpM3d4QxnCDc3peh9cBbqYHOM8uulRJXihvso0VNDLcGaKSMMiY30dM4Zs43gM86kINrlqz7pSVcSXiMSE73uOITSMQGyQynvcdYPKt+rG02G9juHWKaNraITMjhctEyF0ZCDjiByPaKg6HecHaLbgzToUGJBA7dPKhqq7r1ZXI0qk8FvLKI1hYFY5GUshJwSorn1khurueyme2lVt0dIFjlwm7cvjeyMjvQG49tS5212vQtKIJyqQxyNjo+96WXokQ997L3Xip7nbTbRPGs1tdJvxpIxKJ60ruYwZRvZXjjzjnWIy9a45qxh2wYbWDoxVgpWpypT7qFh0LOJNKesS4kSUJ62/fk3II3OHfZHHhUTe6vXJsYFFvOWWa6JXopMgMtvukjdyAcHHiNX9tqtqLu7tmSUGzilkd8IVYRBS6p32S3fcM45Vt1a2kwXcFxKY5YO5EEkqyAZ6NozKjrunjlVJ83bUTKg7fytVlZb0RjgbgzB9G3VTNIasXF1pC4JjmjTdkKv0bgNuRhVUEgA726BXPFoe5/wB1PCbefeF4jheikyVMLKxA3c4BUcfCKs1ptrtWiLvDPHiWBN1gmdy4DNHL7L2OFyeviMZzW3Su2S1t40keKYh57iEAdHkNbsiuxy3sTvjFHwoxNc68UC3Yga1twUbdp/15ri1n0VM+hrKNIpGkRo95AjllxFIDvKBkcSOfbUNdat3FxdWiGOeNFt7WMydG+EIiBbjgAEEkc+dXO62n26XT25jlMkd1BbHG5gtOrsrjvvYDcIPXxFa32qwDRsd+IZjHLN0KxgJ0m9lxy3sY7w9fWKk6WDjnpwWKFbMSE0hrRm410vclRLfQNyttdRdzzneeEr61J33Ru4JHDjwfPCpKPViaPSFjIsMm4Vs3chHwjKqJIHOO9IKZOe2rEu2G1McTiKf10XZKkIrRtaRdLKjgtzIxjHbxxWm2212rwPL0FwpR4BuMsYYrPvdG699gr3vzjnURKgbVldb0VxJuDGtfMAeykdpkDPBEFt2uPXCd1RLlcIQD63x68cat9uxKKSMEqMjsOBkUP7/bXaxQCZoZyDcTQBR0ed6EIXb2WN31weGpO72nW8d09sUkLx3FrBkbmCbpSUcZbO6MAHr74c62Ayji7VUz45fCZCp2a41O3dkrhWQqg6O2w2srzqIplWKGeZHYLiZLfPSdHx4HvTjPZxxyrLR21+1lit5RHKq3N0bZd7cysgCHL4b2PfryqVFrq+ilVRXaVCbOzuujl3L24WBF7zeVmeRAX77GMxnkTzFRsW2i1aLpFimI6OdyPW8joGUMD33M76keOnRSXJt69r4flS/UT1etB/ksHxEX1a0OttGkBPoi0mUELLNFIoOMgPazOAcdeD1UR9DD72h+Ji/YWkUh2l30INjf5fpf43/37mi/Qi2L+2Glh/fD94uqlsTQw0TKDbYBBK6KuQwHNSb12APYcMD5RVis9KpDbaYVmAeWw0cqKT3zDuZEfdHXgSDPjo3QakWMYcR2duokXccCJBvJkNutw4jIBx4BWMuo9gxJaztySqqSY04qoUKp4cgFUAf2RSqorz5bMXihhj34GGkwy7ygOhktolDbp+LzXLe6SASzZY2Hc9jARu5YIw0gzs7k+xDZx43UV6RbVCzL75tYC+8rb3RrneUYVs45gcAawXUmxCsotLfdZAjDo0wUDBwp4ct5Q2O0CiqKrzoLZxfXDcSkqaXdR1ZENyjfMq/NV12b6R34b6PdhO5omP1yNAJDm39hI4PfFeWPBRcg1WtEKlLaFShkKkIuVMgxLjhw3hwPbS0fqpaQBhBbQxh0KOERRvISSVbtHfHge2iqKrzRoo7mir+N/ZyLYSoesxrKyEeIFxUxrud66ZzcC7VLO1Mki4C3QF0ikEqe9GSOR5pR4fUixIANpb4CBAOjTG4G3wvLlvccdtP9xNjjHclvjdCY6NMbgffC8uW932O2iqEB10pENK3bzxyNDLLpdZGQAb8RhyFjY8N9dzPHlvrVj1M0izaK0vbbwlSCyDRSYXpDHNayuschXOSgAGMndO8AcAUWY9UbNSCLWAFWdwejXg8gCyNy5sFAPbgVt0Vq7bWyMltBHErnLBFADHGO+7eHDFFULzRLameJkjIJddERgg5AcwFMHHXkEY8BrTc3hext1dXdgukJDujJDSNGC7dijo8k16WtNTrKJd2K1hVelWXARfxqZ3H8a5OOzJxTJqXZDOLS3GVZTiNfYvkuvLkcnI8NFUVQCuWeTTUNwD3k17ab35/RQSDPpG+epVGxqrZk8ANJAknqHSTcTRrj1Rs13d21gG66OuI14Oi7sbDhwKgYB6hTtqpaGAW5toTArbwi3F3A3HvguMZ4nj4TRVFV57icMsZU5Bl0+QRyINimCK5reMrZyhzvHGi33zw3IyX9bxy3QSOPgr0WNUbPdRRawbsYkCKI1wolG7KAMcN4HB7aQ1Qs9x0FrBuyIqOOjXDIuCinhyBAI7MCiqKrzbpOYGBV3WcdPpWQbg3vZRwqr/mjcJJ7AakLl3l0vb3CnvJbjRYb88wW0gz5m8xr0DHqbZKFUWsACRvGo6NeEb72+o8Db7Z7d41lHqhZrjdtYBho3GI14PEu7Ew4c1BwD1UVQvOVhpgxWjxkQnetbwb24DNGWlZCu/nIU73LHWe2sZQ0ln0USvG8d88qqww4PcSvy6s9Bw8deiZdRbBmdms7dmkYs5MaEszEFieHWQD4+Nbxqnab/SdzQ75IO9uLnIUoDnHvSR4jRVCEkR/AOgv/ANpD9dc0PtEW7oJ97O7JZXciDxy9E3zw/NXqAat23RxxdBF0cLh4k3F3Y3BJDIOStlicjtNaRqdZYC9ywYCMgHRpgI7F3UcPYliSR2k0VQhntLP/ANv6M8Vt+4yUWdFj1iL4qP8AYWh1t1t1j0bbJGAqLcBVVeAVVtpgoA6gAMCiNo78TF8Wn7IpFMdpdleftSdfbfRl/pI3IkPSzsF6NVb2E85bO8wx7MV6BqNfVe0JJNrbkkkkmGIkknJJO7xOakEKij/aB0d725H/APOP+ElOP9oDR3Zc+jT/AFKu51Vs/gtv6GL7NL7lLP4Jbehi+zTwQqR/9QGjuy59Gn+pT+r9o3suPRr9urt9yln8EtvQxfZrH7kLL4Hbegh+zRghU0bfNG//AJHoh9unG3vRvbP6L/5VcPuOsvgdr6CH7NN9xlj8DtfQQ/ZowQqh6vOjO2f0R/nS9XnRnbP6I/aq3/cZY/A7X0EP2ab7i7H4Ha+gh+zR1UKpervoz30/oj/Ol6u+jPfT+hP86th1JsPgVr6CH7NL7iLD4Fa+gh+zRghVQbd9Ge+n9C386f1ddGe+n9C1Wk6jWHwK19BF9ml9w1h8CtfQRfZpYIVWG3XRnvpvQvT+rpoz383oXqz/AHC6P+BWvoIvs0vuE0f8BtfQRfZowQqz6uei/fzehkpxty0Z7+b0MlWT7gtH/AbX0MX2aY7P9HfAbX0Mf8qeCFXvVy0X/SS+hk/lWQ24aL/pZfQy/wAqnvU+0d8BtfQx/wAqb1PNG/AbX0Mf8qWCFBjbdov+mk9BN9mkNtui/wCmk9BN9mpr1OdG/Abb0SfypHZxo34DbeiT+VGCFD+rXov+nf0E/wBishtq0X8If0M/2KlDs10Z8Bt/RimOzTRnwG3/AFBRghDTa3r/AGV9axR2kpd0nLkGOVML0Mq5y6gHiwoy6P8AxMfxafsioFtmWjPgUH6v/erIiAAADAAAA7AOApGmxMZrdSFKlQknpjSpUITCsqVKhNNSFPSoSSFI0qVCE1KlSoQlSpUqEJCnFKlQhY9dZUqVCE1KlSoQmp6VKkhaQf8AzymslNKlTQk1KlSpFML/2Q==" width="275" /></div><div style="text-align: center;">Dilarang NGOCOK</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img height="200" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRlz_u9gJFZAmIwgSdVLMgl_6AbxXEu7xNhFoBaNURVVVQLMNYtnA" width="180" /></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">Ayo Di pilih</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-83639372979464495362011-06-09T19:42:00.000+07:002011-06-09T19:42:25.792+07:00Museum Mesum<div style="text-align: center;"><img alt="museum mesum" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO_rFo9pK7tZNmVzPm2wZgYCh2x2vdXdYhUFw7P6wJVRmZ6zoNVqZYxh9WtxSubqTlQz6ri0wxSpMBbxpba4OUyQ0Yu0SI6HkK6fKZLLG8ajW0qX3vslnSMLhUALx3pthYfaxT6lg7yBA/s400/dnopnegn.jpg" /></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="museum mesum" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS0e22LUBOdIl5IGQcRsKEpOXiVJthSgjOoyKJuLkqwpo0tyqGYNv_PBQjqsTyN15tn2g0Mf2NyYXdTSepxs4iCTdXDR8jy0yx_urMHUNCakgJxYRzVbPeIW4A0LrVl3BTdHBbaH8DuFs/s400/vkhr7pt8.jpg" /></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="museum mesum" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilx0Vb1XY55WSmuJGW24u4gANPV2l-TWgwy-m06P3X258nndiG1hA4KWYIl3rMO89wuNeGcItjv6uqA9hxrPtHYjGkXB8KgYKhKr19Ibl2WtGQzNT1BDIvvZzYEVQjCz0xtR2_CTx2SjU/s400/x8djvlmg.jpg" /></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="museum mesum" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ0g-UdibtPSZIhybAmAg6Xj6yPdtRpOGHYchBBZBUd33Ou1g2Ky_iNrKOJ5YOtFGZW4ozlCgTuSxQicvSLKlVI1fw_-GvnfNEjm3pdNtjKdU0eOqxX3ErwUM7YNpCZnMgU3VqjbJ7Hoo/s400/6q51ogn0.jpg" /></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><img alt="museum mesum" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix6IWC_JvADXwUYq9C9phZWJgqbCJftWbrWDE8U_BOZ7bc7np0cV7zqfSb8T1sIFcH632Ro9RgcGyHx9gQ3sNQ806O2-Rxcge_XGhEJak32GDTMgv81-iOAs7woXDMaNL84q7Iz4M04RI/s400/ay4fibid.jpg" /></div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-10723942496315446962011-06-09T19:40:00.000+07:002011-06-09T19:40:14.402+07:00Sepeda Antik Di Dunia<img alt="benda dewasa" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHoRGnsBs9_-BpXioHvSr0mUlIRge6VLQWOpGiwe4J3WygIlkkbjp_LX5d1j2kRT8_peMN2FndMVuIlpQXxNsn0wi0eOrNG7WWqPJ-Xs9umJPffAGdES-b9tk7wOSJ42ALtCqgoUcbiJg/s1600/speda+dewasa.jpg" />snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-83556980472866788952011-06-09T19:30:00.002+07:002011-06-09T19:30:11.400+07:00resep 10 putaranPada suatu hari Minggu, ibu-ibu suatu perkumpulan senam di komplek elit mengadakan acara lomba sepeda. Lomba diadakan dilapangan sepak bola<br />
dikomplek itu juga. Lomba tersebut adalah ketahanan naik sepeda mengitari lapangan. Ibu yang mendapat giliran pertama memulai dengan gayanya sendiri tapi hanya kuat satu putaran saja. Demikian juga ibu yang kedua dan selanjutnya dengan gaya masing-masing namun sudah ngos-ngosan diputaran pertama. Setelah giliran ibu yang kelima dengan tenangnya<br />
serta dengan gaya yang lain dari pada yang lain pada putaran kelima masih terlihat ceria, bahkan sampai putaran kesepuluh belum mau berhenti kalau tidak distop oleh ibu yang lain. Jelas ini yang jadi juara.<br />
Ibu yang pertama tanya pada ibu juara tersebut, :<br />
“Apa sih Bu resepnya kok kuat sampai sepuluh kali?”<br />
Dengan tenangnya Ibu juara tersebut menjawab :<br />
“Sepeda saya tanpa sadel………”snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-32298021378189401102011-06-09T19:28:00.002+07:002011-06-09T19:28:34.657+07:00kisah burung betet tanpa kakiSeorang Bapak berjalan melewati toko burung dan melihat seekor Betet nemplok di atas ranting dlm sangkarnya. Betet tsb tidak mempunyai kaki sama sekali, dan Bapak itu seketika merasa iba padanya.<br />
“Kasihan. Apa yg terjadi pada Betet ini ya?”, gumam Bapak tsb.<br />
Betet itu menyahut, “Memang sudah begini sejak menetas. Saya seekor Betet yg rusak.”<br />
“Astaga,” seru Bapak tsb keheranan. “Kamu bisa mendengar dan mengerti apa yg saya katakan!”<br />
“Saya ngerti semuanya,” kata si Betet.<br />
“Kebetulan saya ditakdirkan menjadi seekor Betet yg sangat pintar dan berpendidikan tinggi.”<br />
“Oh ya?”, Bapak itu bertanya. “Kalo begitu jawablah ini — gimana caranya kamu bisa nemplok di atas ranting itu tanpa kaki ?”<br />
“Baiklah,” kata si Betet, “Sebenarnya ini memalukan, tapi karena kamu nanya, saya melilitkan penis saya ke ranting seperti kait kecil. Kamu nggak bisa liat karena terhalang bulu-bulu saya.”<br />
“Wah” seru Bapak itu, “Kamu memang bisa bicara udah gitu pintar pula!?”.<br />
Kemudian Bapak tadi memutuskan untuk membeli Betet itu.<br />
Selanjutnya Bapak tsb menikmati kehadiran burung barunya. Betet itu sangat sensasional, ia memiliki rasa humor, menarik, teman yg baik, dan pengertian. Bapak itu bangga terhadap piaraannya.<br />
Suatu hari, sang Bapak pulang dari kantor dan si Betet berbisik:<br />
“Psssst” dan menyuruh Bapak itu mendekat padanya. “Saya tidak tahu apakah hrs mengatakan ini padamu atau tidak, tapi ini tentang istrimu dan tukang pos.”<br />
“Apa katamu? Maksudnya gimana?” tanya si Bapak.<br />
“Sewaktu tukang pos datang mengirim surat tadi, istrimu menyapanya di pintu dgn memakai gaun tidur polos dan menciuminya dgn penuh nafsu.”<br />
“Apa ?” si Bapak bertanya dgn kasar. “Terus apa yang terjadi berikutnya?”<br />
“Hmm, terus tukang pos itu masuk ke dlm rumah dan mulai menyingkap gaun tidur sambil menggerayanginya”, lapor si Betet.<br />
“Astaga!” Bapak tadi panik. “Lalu apa?”<br />
“Lalu tukang pos itu mulai membuka gaun tidur istrimu sampe polos, berlutut di depannya dan menjilati seluruh tubuhnya, dimulai dari payudaranya dan perlahan turun ke bawah..”<br />
“Lantas ?” pinta si Bapak, “Lantas Apa yang terjadi ?”<br />
“Persetan dengan selanjutnya ! Saya EREKSI dan jatuh dari ranting!!!”snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-51140142179520355982011-06-09T19:27:00.002+07:002011-06-09T19:27:41.306+07:00malam pertama 3 gadis“Di saat orang memperingati hari kemerdekaan RI, 3 sanak bersaudara ini malah bernostalgia tentang malam pertama mereka ketika berbulan madu. Anak tertua bernama Viena, anak kedua bernama Suci dan ketiga bernama Dhenok. Entah bagaimana ceritanya, pokoknya ada kesan hemat dari kedua orang tua mereka, sehingga resepsi pernikahan ketiganya dilaksanakan bersamaan. Untungnya acara bulan madu mereka tidak bersamaan. Viena pergi ke Nias, Suci ke Pulau seribu dan Dhenok ke Bali.<br />
Namanya orang tua sayang anak, kedua orang tua itu minta dikirimi khabar tentang segala yang terjadi saat berbulan madu mereka. Namun agar tidak terlalu vulgar mereka menggunakan kode/sandi tentang motto-motto iklan. Tiga hari setelah kepergian anak-anak mereka, diterimalah kartu pos pertama dari Viena di Nias. Isi beritanya cukup singkat “STANDARD CHARTERED”. Setelah membaca berita tersebut mereka mencari iklan standard chartered di Koran dan terbacalah tulisan besar berbunyi “BESAR, KUAT DAN BERSAHABAT”. Tersenyumlah orang tua itu.<br />
Hari ke-4 datang kartu pos kedua dari Suci di Kepulauan seribu dengan isi berita singkat “NESCAFE”. Setelah membaca kartu pos tersebut buru-buru orang tua mencari iklan NESCAFE dan dijumpai berbunyi “NIKMATNYA SAMPAI TETES TERAKHIR”. Makan kedua orang tua itupun tersenyum bahagia. Hari ke-5,6 hingga ke-7 tidak ada berita dari si bungsu. Memasuki minggu ke-2 datanglah kartu pos dari Bali dari dhenok dengan isi berita hanya “CATHAY PACIFIC”. Segera mereka mencari iklan di koran, dan betapa terkejutnya setelah tahu bunyi iklan cathay pacific yaitu “7 KALI SEMINGGU, 3 JAM SEHARI NONSTOP”snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-27232994250479358132011-06-09T19:26:00.002+07:002011-06-09T21:39:26.661+07:00KB efektifDalam rangka kampanye Keluarga Berencana, petugas BKKBN berkunjung ke desa Sumberejo untuk bisa berdialog langsung dgn para akseptor KB.<br />
Satu persatu Ibu-ibu di desa itu diajaknya bicara.<br />
* Petugas : ” Bu Broto pakai apa Bu ? ”<br />
* Bu Broto : ” Pakai IUD. ”<br />
* Petugas : ” Bu Sami pakai apa Bu ? ”<br />
* Bu Sami : ” Pakai susuk. ”<br />
* Bu Karjo : ” Pakai suntik. ”<br />
* Bu Madre’i : ” Pakai dingklik ! ! ”<br />
* Petugas : ” Pakai apa Bu ? ”<br />
* Bu Madre’i : ” PAKE DINGKLIK ! ! ! ”<br />
* Petugas : ” Gimana caranya ? ”<br />
* Bu Madre’i : ” Suami saya sukanya main sambil berdiri. Karena dia lebih pendek dr saya, maka dia perlu mancik ke atas dingklik. Ketika suami saya sudah mulai ngos-ngosan & merem-melek, Tak tendang dingklik-nya ! “snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-4861385388591484492011-06-08T19:02:00.002+07:002011-06-08T19:02:20.605+07:00Jenis-jenis kondom dan cara-cara memilihnyaKondom biasanya diperbuat daripada latex atau polyurethane. Yang paling baik ialah latex kerana ia adalah getahasli jika dibandingkan dengan polyurethane yang berasaskan bahan kimia plastik yang kurang fleksibel. Tetapi bagi mereka yang bersifak allergik kepada latex boleh menggunakan polyurethane. Bagaimana kajian ilmiah menunjukkan kedua-duanya mempunyai ketahanan yang sama daripada pecah jika digunakan dengan betul.<br />
<br />
Kondom latex hanya boleh digunakan dengan pelincir berasaskan air, bukan minyak seperti vaseline atau krim sejuk kerana<br />
ia akan memecahkan latex tersebut.<br />
<br />
Kenapa perlu guna kondom? Kondom adalah satu caranya yang boleh menolong untuk mengelakkan penyebaran sexually transmitted diseases (STD) seperti HIV dan mencegah kehamilan.<br />
<br />
Kondom dan pelincirnya (lubricants) seperti KY Jelly selalunya mengandungi spermicide yang dipanggil Nanoxynol 9 yang dikatakan dapat mengelakkan kehamilan dan penyebaran HIV dan juga STDs yang lain.<br />
<br />
Terdapat pelbagai jenis kondom di pasaran kini dari segi warna, tekstur dan juga perisa.<br />
<br />
Kondom tidak mempunyai saiz seperti baju S, M atau L. Kondom bersifat elastik dan boleh di"stretch" untuk meliputi sepenuh saiz ketegangan zakar seseorang. Cincin di pangkal kondom juga digunakan untuk menyesuaikan kondom dengan saiz zakar seseorang.Tapi secara lazimnya, kondom yang diperbuat untuk negara-negara Asia adalah lebih kecil sedikit daripada negara-negara barat.<br />
<br />
Sila pastikan bahawa kondom yang anda beli membawa tanda kelulusan antarabangsa sama ada FDA, ISO, CE atau "British Standard Kite Mark)<br />
<br />
Ribbed kondom biasanya mempunyai sedikit benjolan yang boleh meningkatkan geseran dan terus sensasi semasa bersama. Terpulang kepada individu jenis yang mana hendak dipilih. Setiap perbezaan dari segi saiz dan bentuk adalah untuk memenuhi kehendak individu yang berbeza dan meningkatkan keseronokan bersama. Bincangkanlah bersama pasangan anda termasukalah yang samada hendak perisa strawberry atau chocolate.<br />
<br />
Kondom-kondom boleh didapati di semua kedai farmasi, rangkaian 7 eleven, stesen-stesen minyak, hypermarket seperti Giant, Carrefour dan Tesco di seluruh negara.<br />
Cara-cara memakai kondom<br />
<br />
Pasanglah kondom secara perlahan-lahan saat zakar sudah berereksi, sebelum penis menyentuh daerah vagina pasangan. Pemasangan harus menyelubungi penis sampai ke pangkal.<br />
<br />
Jika kondom yang digunakan tidak mempunyai ruang penampung di hujungnya, tariklah sekitar satu sentimeter agar air mani tertampung di sana. Hindari juga udara tersimpan dalam ruang kosong ini agar kondomnya tidak pecah.<br />
<br />
Supaya kegiatan bercinta terasa lebih enak, sapukankan sedikit pelincir berupa air di hujung kondom sebelum memasangnya.<br />
<br />
Pegang cincin kondom, lalu selimuti hingga ke hujung zakar. Apabila Anda belum disunat, tarik kulup penis ke pangkal penis sebelum kondom terpasang.<br />
<br />
Bila kondom tersebut dirasakan bocor, hentikan kegiatan seks anda segera. Tarik penis dan ganti dengan kondom yang baru. Selepas ejakulasi, cepat tarik penis sebelum "layu" supaya air mani tidak tumpah. Lakukan dengan mencepit pangkal kondom agar tidak tertinggal di vagina kerana kelicinannya.<br />
<br />
Kemudian bungkuslah kondom dengan tisu dan buang ke tempat sampah. Cuci tangan bersih-bersih.<br />
<br />
Jangan sesekali mencuci kondom dan menggunakannya kembali. Ingat, kondom hanya untuk digunakan sekali pakai sahaja.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-37638138715390645362011-06-08T19:01:00.000+07:002011-06-08T19:01:07.391+07:00ULAH BIADAB 4 TEMAN CEWEKKU<div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Perkenalkan, nama saya Andi. Saat ini saya berusia 22 tahun. Secara fisik banyak yang bilang saya tampan. Namun bisa dibilang saya ini culun abis dan agak kurang pergaulan. Sejak dari SD saya terbiasa mengancingkan kerah baju bagian atas. Dan entah kenapa sampai saat ini, saya nyaman-nyaman saja dengan penampilan saya itu meskipun banyak yang bilang culun. Saya juga sudah sangat sering menjadi korban jahil teman-teman.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Kejadiannya kurang lebih 6 tahun yang lalu, ketika saya masih SMA kelas 1. Hari itu hari sabtu. Semua terasa biasa saja, sampai jam menunjukkan pukul 3 yang merupakan waktu pulang sekolah. Kejadian itu takkan pernah saya lupakan. Saya merupakan anak terakhir yang meninggalkan kelas pada saat itu.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Karena rasa kebelet kencing saya sudah tidak terelakkan, saya bergegas ke kamar kecil. Begitu sampai disana, langsung kubuka resleting dan piss curr,…. (*maaf, memang saya merasa kurang nyaman dengan celana dalam, jd saya hampir tidak prnah mmakai celana dalam, hehe). Selanjutnya saya bergegas keluar dari kamar mandi dan selanjutnya pulang.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tiba-tiba begitu melewati depan kamar mandi wanita, ada seorang teman sekelas saya wanita menyapa. namanya Jenny.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Hai ndi, blum pulang?” tanya Jenny.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Iya Jen, ini baru mau pulang” jawabku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Mau bareng gak?” tanya Jenny.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Oh, nggak usah Jen. Aku ngekos didepan situ kok” jawabku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Hmmm, yaudah” jawab Jenny agak ketus.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Duluan ya Jen” aku pamit</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Jenny tidak mnjawab. Tiba2 dia memanggilku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Eh, Andi sini dong” pinta Jenny.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Ada apa?” tanyaku penasaran.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tiba-tiba dari dalam kamar mandi muncul 3 orang temannya yang juga merupakan teman sekelasku. Mereka langsung membekapku dengan sapu tangan dan menyeretku ke dalam kamar mandi. Dari sapu tangan itu, aku mencium bau-bau alkohol seperti yang biasanya ada di Lab. Kimia. Seketika itu aku pun tak sadar.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Begitu sadar, aku merasa pusing sekali. Tapi aku bingung. Dimana aku?? Kenapa aku masih mengenakan baju seragam lengkap?? Lalu aku menyadari bahwa aku ditidurkan dengan tangan kakiku diikat dipojok-pojok kasur. Mulutku juga dilakban. Ada apa ini?? Siapa yang menjahiliku??</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Beberapa menit kemudian muncul seorang wanita yang kukenal. Tak lain tak bukan adalah Jenny dan ketiga temannya, Rini, Eka, dan Cindy. “Welcome to my house, Andi” kata Jenny sambil tersenyum. “Oh, tidak. Apa yang yang akan mereka lakukan padaku” pikirku dalam hati. Kucoba meronta-ronta tapi mereka tidak menggubrisnya. Mereka malah tertawa-tawa. Tiba-tiba Jenny bertanya pada Cindy, “Let’s start the party?”, “Ok guys, Tancaaap!!” jawab Cindy.<br />
<span></span></div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tiba-tiba mereka semua melepas semua pakaian mereka, alias telanjang atau bugil. Seumur-umur baru kali itu saya melihat wanita tanpa busana. Bahkan saya tidak pernah melihat bokep sebelumnya. Secara alamiah penis saya tiba-tiba ereksi. Cindy melihatnya, kemudian berkata pada Jenny “Jen, lihat tuh”. Mereka semua langsung tertawa terbahak-bahak begitu melihat ada yang menonjol dari celana saya.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tanpa instruksi, tiba-tiba Rini membuka resleting celana seragam abu-abu saya. Dia kaget dan berkata “Parah!! Ni anak kagak pake kancut. Eh, tapi lumayan gede jg titit lo”.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Aku yang sedang bingung dan ketakutan hanya terdiam saja.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Gue nyicip duluan ye” kata Rini. Tiba-tiba dia langsung mengulum dan menghisap penisku. Aku yang tidak tahu apa-apa tentang seks sebelumnya langsung terkejut. Seperti disetrum rasanya. Inginku meronta-ronta tapi semua sia-sia. Ikatan tali itu telalu kuat. Mulutku juga dilakban.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tiba-tiba ada rasa seperti ingin kencing, tapi ini lain. Terasa nikmat sekali. Dan “aaagghhh” aku merasakan ada cairan yang keluar dari penisku dan masuk ke mulut Rini.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Apa ini??” pikirku</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Hmm, boleh juga lo” kata Rini padaku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Ni, siapa mau? Tar klo uda gw lagi ye.” kata dia pada yang lain.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Gampaang. Hari ini mpe besok, Andi buat kita. Hahahhaa” kata Jenny sambil tertawa.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Apa?? Aku diginikan sampai besok?? Dimana orang-orang rumah ini??” pikirku dalam hati Tidak seperti Rini, Jenny tidak mengulum penisku. Dia langsung memasukkan ke dalam lubang di daerah pantatnya. “Apa ini vagina??” pikirku sambil ketakutan. Selanjutnya</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Jenny menggenjotnya dengan penuh semangat.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Aaagghh, tolong hentikan ini” pintaku dengan tidak jelas karena mulutku masih dilakban.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tiba-tiba rasa ingin kencing itu muncul lagi. Dan, akhirnya cairan itu keluar lagi. Kali ini didalam vagina Jenny. Setelah cairan itu keluar, Jenny melepaskan vaginanya dari penisku kemudian dia menjilati cairan sperma yang tersisa di penisku. Jenny pun selesai denganku. Aku benar-benar merasa jijik dengan ulah mereka semua. Mereka semua menyetubuhiku yang masih dengan seragam lengkap.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Jenny kemudian berkata pada Eka “Tuh, giliran lu”</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Nggak ah, gw ga ada nafsu sama sekali ma tu anak” jawab Eka.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Parah lu, dasar lesbi” timpal Cindy.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Biarin, EGP” jawab Eka.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Alhamdulillah, cobaan ini telah berakhir” pikirku begitu Eka menolak menyetubuhiku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Tapi aku baru sadar bahwa Cindy belum melakukannya.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Yaudah, klo ga mau biar gw yang ngabisin, hahha” kata Cindy.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Astagaaa” pikirku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Ok Ndi, ronde ke-3 dimulai. Are u ready?” tanya Cindy.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Aku menggeleng-gelengkan kepala minta ampun supaya dihentikan semua ini. Namun Cindy tidak menggubrisnya. Seperti Rini, dia memulai dengan mengulum penisku. Karena sudah agak loyo, kali ini spermaku keluar setelah hampir 20 menit. Setelah puas nyepong aku, dia pun menjilati sisa-sisa sperma tanpa sisa. Dia benar-benar seperti profesional dan aku yakin ini pasti bukan yang pertama baginya. Aku benar-benar tersiksa dengan keadaan ini semua.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Ternyata dia masih melanjutkan ronde ke-4. Dia memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Tapi yang ini lain, aku benar-benar terbawa dalam permainannya dan aku merasakan kenikmatan. Dia menggenjot dengan perasaan. Aku yakin dia benar-benar profesional. Akhirnya aku pun orgasme dan cairan itu keluar di dalam vagina Cindy. Setelah itu aku benar-benar merasa teler telah meladeni ketiga wanita itu. Tiba-tiba Jenny bertanya “Mau makan Ndi?” Aku mengangguk. “Yauda, mandi sana dulu” Lalu Jenny melepaskan ikatanku. Kemudian dia berkata “Jangan kabur lu. Lu mpe nyoba kabur ga segan-segan gw potong tu penis. hahaha”</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Iya Jen” jawabku dengan takut. Kemudian aku pun mandi. Karena tak punya baju ganti, kupakai lagi seragam putih dan celana abu-abu itu. Kemudian aku menuju ruang makan dimana mereka berkumpul. “Ayo Ndi makan, ga usah malu-malu gitu lah” canda Cindy. Aku hanya tersenyum. Setelah itu aku pun makan dengan lahapnya. Kemudian aku bertanya “Kapan aku bisa pulang Jen?”</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Besok ya Ndi” jawab Jenny. “Karena….”</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Karena apa Jen” tanyaku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Karena malam ini lu belum selesai, hahaha” kata Jenny.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Seketika dia langsung mencengkeramku bersama 3 orang temannya dan mengikatku lagi</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">persis seperti posisi awal tadi.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">“Oh, Tuhan. Cobaan belum usai” pikirku.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">Dan seperti sebelumnya mereka menggilirku. Tapi kali ini aku sudah bisa agak menikmati permainan mereka, meskipun dengan rasa agak tersiksa. Keesokan sorenya aku diantarkan pulang oleh Jenny. Dia berpesan “kalo sampe lu bongkar, lu mati!!”. Aku hanya mengangguk. Dan akhirnya sampai lulus SMA saya tetap menjaga rahasia itu. Bahkan ketika dulunya masih bertemu dikelas, mereka pun tersenyum-senyum dan saya membalasnya dengan senyum yang agak terpaksa. Yah, setidaknya saya sedikit menikmat permainan mereka meskipun dengan agak tersiksa.</div><div style="color: #3a3838; font-family: 'Trebuchet Ms', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px;">For Jenny, Cindy, Eka, Rini… Thank a lot.. You though me ’bout sex</div>snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-65703980468379170792011-06-08T19:00:00.000+07:002011-06-08T19:00:06.265+07:00Mengenali Ejakulasi Dini dan Cara PengobatannyaEjakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang banyak dialami pria, di samping disfungsi ereksi. Tetapi pada awalnya banyak pria yang mengalami ejakulasi dini tidak menyadari bahwa itu termasuk gangguan fungsi seksual. Mereka hanya merasa dan mengeluh pada dirinya sendiri, mengapa ejakulasinya terlampau cepat terjadi. Bahkan ketika pasangannya mengeluh, mungkin mereka hanya menjawab bahwa memang begitu keadaannya.<br />
<br />
Menurut informasi yang ada, sekitar 50% keluhan ejakulasi dini terjadi pada kaum muda dan 1 dari 3 pria dewasa melaporkan bahwa ejakulasi mereka lebih cepat daripada yang mereka harapkan. Pada pria yang telah menikah, 30-40 % mengalami ejakulasi dini. Banyak pria yang akhirnya mengalami kesulitan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi juga diawali dari kondisi ejakulasi dini yang lama dan tidak diobati.<br />
<br />
Apakah ejakulasi dini itu?<br />
<br />
Ada beberapa pengertian yang dianut oleh para ahli mengenai ejakulasi dini:<br />
<br />
1. Batasan ejakulasi dini didasarkan pada waktu tertentu ketika terjadi ejakulasi.<br />
2. Ejakulasi dini ditentukan oleh berapa kali seorang pria mampu melakukan gerakan ketika berhubungan seksual sebelum terjadi ejakulasi. Ada yang menggolongkan ejakulasi dini kalau ejakulasi terjadi kurang dari 20 kali goyangan.<br />
3. Ejakulasi dini diartikan sebagai ketidakmampuan menahan ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme.<br />
4. Ejakulasi dini ditentukan oleh mampu tidaknya pria mengendalikan ejakulasi agar terjadi sesuai dengan keinginannya.<br />
<br />
Tampaknya pengertian keempat yang kini lebih dapat diterima. Berdasarkan pengertian yang keempat, maka ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu yang teramat singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, paling sedikit 50% dari kesempatan melakukan hubungan seksual, dengan syarat tidak ada gangguan seksual pada istri.<br />
<br />
Gangguan ini terjadi bervariasi mulai dari yang ringan, sedang, sampai berat. Ejakulasi dini ringan berarti ejakulasi terjadi setelah hubungan seksual berlangsung singkat, hanya beberapa kali gesekan. Pada ejakulasi dini sedang, ejakulasi terjadi setelah terjadi masuknya penis ke dalam vagina. Sedang pada ejakulasi dini berat, hubungan seksual tidak sempat berlangsung karena ejakulasi terjadi sebelum berlangsung penis masuk ke dalam vagina. Ejakulasi terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar. Bahkan sebagian kecil pria dengan ejakulasi dini berat sudah mengalami ejakulasi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.<br />
<br />
Tetapi apapun jenis ejakulasi dini yang terjadi, pria yang mengalaminya sama merasa tidak puas karena ejakulasi terjadi dalam waktu sangat singkat di luar kehendaknya sehingga hubungan seksual harus berakhir. Di pihak lain, wanita pasangannya juga sama, merasa tidak mendapatkan kepuasan.<br />
Penyebab terjadinya ejakulasi dini<br />
<br />
Ada beberapa teori penyebab ejakulasi dini:<br />
<br />
1. Ejakulasi dini dapat disebabkan oleh adanya suatu gangguan yang bersifat psikofisiologik. Ada beberapa masalah yang melatar belakangi terjadinya ejakulasi dini, yaitu hubungan suami istri yang tidak harmonis, perasaan tidak senang terhadap pasangannya, dan rasa takut terhadap wanita.<br />
2. Kecemasan juga berperan penting dalam proses ejakulasi dini karena masalah tersebut seringkali merupakan bagian dari situasi dan hampir semua penderita dapat mengendalikan ejakulasi selama masturbasi. Hubungan seksual terlarang dan takut diketahui orang lain mendorong timbulnya kecemasan. Adanya ketidakpuasan partner seksual juga akan menambah kecemasan yang ujungnya akan memperparah ejakulasi dini.<br />
3. Kebiasaan mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa sebelumnya. Misalnya suka masturbasi atau onani dengan tergesa-gesa.<br />
4. Kurang berfungsinya serotonin, suatu bahan neurotransmitter yang berfungsi menghambat ejakulasi.<br />
5. Gangguan kontrol syaraf yang mengatur peristiwa ejakulasi (hipersensitivitas refleks ejakulasi). Pria dengan disfungsi ereksi pada umumnya mengalami ejakulasi dini. Sebaliknya, pria dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi.<br />
<br />
Berbeda dengan disfungsi ereksi, pria yang mengalami ejakulasi dini mampu mencapai ereksi dan melakukan hubungan seksual walaupun ejakulasinya terlampau cepat terjadi. Hanya pada ejakulasi dini yang berat, hubungan seksual tidak sempat berlangsung karena ejakulasi sudah terjadi sebelum penis masuk ke vagina. Pada disfungsi ereksi, hubungan seksual tidak dapat berlangsung karena ereksi terganggu, atau kalaupun sempat berlangsung, segera terhenti karena ereksi hilang.<br />
Dampak ejakulasi dini<br />
<br />
Apapun jenis berat-ringannya, yang pasti ejakulasi dini mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis. Pada ejakulasi dini, ketidakharmonisan bahkan disebabkan karena ketidakpuasan pada kedua belah pihak. Pria yang mengalami ejakulasi dini merasa tidak puas karena hubungan seksual berlangsung sangat singkat di luar kehendaknya. Walaupun dapat mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini juga merasa sangat kecewa karena tidak mampu memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya. Apalagi kalau pasangannya mengungkapkan kekecewaan dalam bentuk reaksi yang menyalahkan penderita.<br />
<br />
Lebih jauh, reaksi yang muncul adalah perasaan takut atau khawatir setiap akan melakukan hubungan seksual. Perasaan ini justru akan semakin memperburuk keadaan ejakulasi dini. Jika keadaan ini terus berlangsung, maka pada akhirnya pria tersebut dapat mengalami disfungsi ereksi.<br />
<br />
Wanita yang mempunyai pasangan mengalami ejakulasi dini pada umumnya tidak dapat mencapai orgasme karena hubungan seksual segera berakhir. Kekecewaan yang muncul selanjutnya dapat berubah menjadi kejengkelan disertai perasaan takut setiap akan melakukan hubungan seksual. Akibat lebih jauh dapat berupa hilangnya dorongan seksual dan dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual).<br />
<br />
Perlu anda ketahui, sebenarnya ejakulasi dini tidak menunjukkan adanya gangguan pada sperma, artinya, pria yang mengalami ejakulasi dini tidak berarti mengalami gangguan sperma. Jadi ejakulasi dini bukan petunjuk bahwa pria itu mengalami gangguan sperma. Juga tidak menyebabkan kemandulan pada pria.<br />
<br />
Tapi pada ejakulasi dini yang berat, dapat juga terjadi hambatan kehamilan karena sperma tidak sempat masuk melalui vagina akibat ejakulasi yang terjadi sebelum hubungan seksual berlangsung. Hambatan kehamilan menjadi masalah baru lagi yang semakin memperburuk masalah yang timbul akibat ejakulasi dini.<br />
Cara mengatasi ejakulasi dini<br />
<br />
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini. Pertama, dengan sex therapy. Kedua, menggunakan obat untuk mengontrol ejakulasi. Ketiga, dengan operasi syaraf. Cara pertama dan kedua banyak dilakukan dan memberikan hasil yang cukup baik. Tetapi cara ketiga walaupun pernah dilakukan di negara tertentu, sampai kini ternyata tidak populer dan tidak banyak digunakan.<br />
<br />
Sex therapy, yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah. Anda bisa mengikuti contoh langkah-langkah berikut ini :<br />
<br />
1. Langkah pertama,<br />
istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi.<br />
2. Langkah kedua,<br />
pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi.<br />
3. Langkah ketiga,<br />
istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas suami tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas.<br />
4. Langkah keempat,<br />
dilakukan setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas.<br />
5. Langkah kelima,<br />
dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.<br />
<br />
Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah itu dan kapan saja bila diperlukan. Tetapi cara ini tidak selalu mudah dilakukan karena beberapa alasan, yaitu ketertutupan pihak pria terhadap istrinya, tiadanya komunikasi dan kerjasama suami istri dalam masalah seksual, dan perasaan enggan atau malas melakukan latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.<br />
<br />
Selain dengan melakukan sex therapy bisa juga dilakukan tips-tips dibawah ini:<br />
<br />
1. Arahkan pikiran dan konsentrasi, hindari kecemasanArahkan pikiran Anda pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan sex saat berhubungan badan. Bisa juga sambil memikirkan hal yang Anda tidak sukai. Hal ini akan mengurangi rangsangan yang diterima. Jauhkan juga rasa cemas dan khawatir.<br />
<br />
2. Mengurangi sensitivitas pada kepala penis. Gunakan kondom, cream, atau alat bantu seks lainnya yang dapat mengurangi rangsangan yang diterima oleh pihak pria. Pilihlah kondom yang berjenis tebal atau gunakanlah 2-3 lapis kondom sekaligus (kondom pertama digunakan hingga 1/4 bagian menutupi penis, kondom ke- 2 dipakai 1/2 bagian menutupi penis dan kondom ke-3 menutupi seluruh penis). Dengan cara ini sensitivitas kepala penis (glands penis) akan sedikit berkurang dan sensasi kondom lapis 3 tersebut akan terasa nikmat bagi istri anda.<br />
<br />
3. Tekhnik cabut. Ketika si suami akan orgasme buru-buru dicabut tepat pada waktunya, jangan sampai sperma keluar semua. Tehnik ini diperlukan peran serta istri agar dapat berhasil dengan baik.<br />
<br />
4. Teknik Squeeze (merupakan bagian dari Sex therapy). Saat akan terjadi ejakulasi, sang suami harus segera memberitahukan kepada istri agar istri segera menekan bagian bawah kepala penis (glands penis) dengan jempol jari tangan hingga menyumbat aliran ejakulasi sperma sampai selesai fase ejakulasi. Atau dengan menekan pangkal penis dengan jempol jari tangan. Tekanan dari jempol jari tangan ini akan mencegah aliran cairan mani/semen keluar.<br />
<br />
5. Posisi senggama yang tepat. Carilah posisi-posisi hubungan intim yang biasanya dapat Anda nikmati dalam waktu yang lama. Pakailah posisi tersebut di awal permainan agar Anda dapat tahan lama dan pasangan Anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.<br />
<br />
6. Foreplay lebih lama. Lakukan pemanasan (foreplay) lebih lama hingga istri Anda benar-benar terangsang (bila perlu hingga orgasme), sehingga walaupun Anda ejakulasi dalam waktu yang cepat tetapi istri Anda juga sudah terpuaskan.<br />
<br />
Cara pengobatan ejakulasi dini yang lain ialah dengan menggunakan obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi. Ada beberapa jenis obat yang dapat mengontrol ejakulasi. Tetapi mengingat obat tersebut mempunyai efek samping, maka penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-48735308888942694482011-06-08T18:57:00.002+07:002011-06-08T18:57:28.349+07:00Dua Posisi Bercinta Terpanas ala KamasutraTerinspirasi dari kesuksesan hubungan seksual dari ajaran cinta tempo dulu zaman kerajaan kuno, Kamasutra menawarkan berbagai posisi seks terpanas. Dengannya, Anda terbantu untuk mengggoda, mencumbu, dan memuaskan pasangan anda, dan tentunya juga diri anda sendiri.<br />
<br />
Ajak pasangan untuk Anda berdua saling memuaskan lewat aksi bercinta malam ini. Kamasutra memberikan dua referensi posisi bersanggama yang siap memaksimalkan setiap langkah Anda mencapai puncak kenikmatan. Dengan dua posisi bercinta ala Kamasutra, Baithe baithe dan Kamaal ka yoga berikut ini, Anda terbantu untuk menggoda, mencumbu, dan memuaskan pasangan, juga diri sendiri.<br />
<br />
Berikut ini seperti dikutip dari majalah Times of India.<br />
<br />
Baithe baithe<br />
<br />
Teknik yang harus anda berdua lakukan untuk posisi ini, pasangan duduk di sebuah kursi yang nyaman, tapi cukup kokoh, sementara kedua kakinya agak dibuka. Anda mengangkang di pangkuannya seraya bisa menatap wajahnya.<br />
<br />
Tekuk lutut Anda, kemudian gunakan kaki Anda untuk menjepit bantalan kursi. Saat pasangan mencengkeram paha, pinggul, atau bokong Anda, Anda berpegangan pada bagian belakang kursi lalu mulai bergerak ke atas-bawah di sepanjang area kenikmatannya.<br />
<br />
Sebenarnya, posisi woman on top ini tergolong klasik, tapi memberikan kenikmatan luar biasa untuk wanita. Dengan lutut Anda menekuk sementara tangan dan kaki digunakan untuk mencengkeram, maka ini menjadi gaya yang siap menambah gairah dan semangat bercinta.<br />
<br />
Posisi ini juga sangat sempurna untuk bercumbu dengan pasangan dalam aksi ke atas-bawah yang cepat, kemudian melakukan gerakan memutar seluas mungkin. Plus, tubuh Anda cukup dekat untuk intimasi mencium, menyentuh, atau sekadar saling menatap.<br />
Kamaal ka yoga<br />
<br />
Posisi bercinta ini membantu pasangan untuk bisa nyaman selama bersanggama. Anda menghadap ke wajahnya, duduk di pangkuan seraya menungganginya, dengan kedua kaki Anda merangkul pinggangnya dengan nyaman.<br />
<br />
Berpelukanlah satu sama lain, lalu kunci bibir alias berciuman sambil saling berbagi napas. Jadi, ketika Anda membuang nafas, pasangan menariknya, dan seterusnya. Ketika Anda menarik napas, mainkan pinggul dan kencangkan otot-otot vagina Anda.<br />
<br />
Bagi pencinta yoga, posisi ini sangat sempurna. Sinkronisasi antara pernapasan dan gerakan secara bersama-sama ketika berada di posisi ini akan memperdalam keintiman Anda. Selanjutnya, bersama-sama merasakan gelombang klimaks.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-39080960449986020952011-06-08T18:55:00.002+07:002011-06-08T18:55:16.078+07:00Tiga Posisi Gaya Bercinta TerbaikSejak dari jaman kuno telah dikenal tentang titik rangsangan pada wanita, bukan hanya terbatas pada clitoris, G-spot dan T-Zone saja. Segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum dan pengetahuan berkaitan dengan panduan berhubungan seksual dari jaman hedonis telah diungkapkan dengan gamblang, seperti yang ditulis dalam kitab India dan China. Dalam kitab panduan hubungan seksual di awal zaman, seperti tantra, telah memberi petunjuk secara detail tentang bagaimana melakukan hubungan seksual.<br />
<br />
Posisi bercinta menentukan kepuasan dalam kenikmatan hubungan intim bersama pasangan. Pada dasarnya, ada tiga posisi bercinta (hubungan seksual) terbaik di dunia ini berdasarkan pengalaman khusus umat manusia, yaitu posisi Dok-al-Arz (dari bahasa Arab), posisi kuda (modifikasi dari posisi missionary), dan posisi kepiting.<br />
<br />
1. Gaya Dok-al-Arz<br />
Posisi gaya bercinta Dok-al-ArzIni merupakan posisi yang paling terkenal di Arab (dari awal abad 14-an) yang dituangkan dalam buku Kebun Wewangian Perfume Garden yang ditulis Muhammad ibn Muhammad al-Nafzaw.<br />
<br />
Gaya ini direkomendasikan bagi pihak pria yang mengharapkan pihak wanita terus bermain cinta dengan semangat. Gerakannya cukup mudah, pria duduk di tepi tempat tidur, dengan kaki berpijak pada lantai. Sedang pihak wanita berdiri dihadapannya sambil terus memberikan ciuman.<br />
<br />
Pihak wanita yang bertindak melakukan penetrasi sambil terus memberikan ciuman sambil melingkarkan kaki di pinggang pria. Dalam posisi ini wanita yang memegang kontrol. Kehebatan dari gaya ini adalah adanya stimulasi pada area klitros, G-spot, dan bahkan bagian T-zone yang berada di balik dubur.<br />
<br />
2. Gaya Kuda<br />
ngeseks dengan gaya kudaGaya kuda merupakan gaya favorit dari seks Tao. Kehebatan gaya ini adalah mampu memberikan ereksi maksimum pada pihak pria, dan pihak wanita mendapat penetrasi yang mendalam serta stimulasi G-spot, demikian juga dengan T-zone.<br />
<br />
Caranya pihak wanita berbaring di tempat tidur yang tinggi atau meja, sedangkan pihak pria dalam posisi berdiri. Wanita dalam posisi mengangkang serta mengangkat lutut hingga ke dada, sementara pria melakukan penetrasi. Selanjutnya anda dan pasangan yang lebih tahu.<br />
<br />
3. Gaya Kepiting<br />
Gaya KepitingPosisi ini sama sekali bukan doggy style. Untuk mencoba gaya ini, pria dan wanita dalam posisi berbaring saling berhadapan. Pihak pria melakukan penetrasi diantara kaki pihak wanita, sedangkan salah satu kaki wanita melintang melewati salah satu paha pihak pria.<br />
<br />
Posisi ini memungkinkan pihak pria untuk melakukan penetrasi lebih mendalam dan memberikan rangsangan lebih pada klitoris wanita.<br />
<br />
Posisi gaya bercinta dari jaman ke jaman sebenarnya sangat banyak pilihan yang dapat diambil sebagai dasar variasi. Namun, sepanjang sejarah tiga posisi tersebut yang dianggap sebagai posisi terbaik. Bagaimana dengan anda dan pasangan? Selamat mencoba !snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-74312823378863859932011-06-08T18:52:00.002+07:002011-06-08T18:52:51.602+07:008 Fakta: Rajin Ngeseks Bikin SehatRajin ngeseks bikin sehat dan awet mudaKepuasan di ranjang berkaitan erat dengan kesehatan, karena aksi ranjang anda menuntuk kondisi fisik yang fit. Tapi tahukah Anda, kegiatan seksual ternyata juga memberikan efek positif bagi kesehatan, terutama bila kegiatan yang satu ini terus dipelihara sampai tua. Kenapa bisa? Asal tahu saja, simak delapan fakta seputar seks dan kesehatan berikut:<br />
<br />
1. Seks membakar lemak dan meningkatkan kekebalan tubuh.<br />
<br />
2. Seks mendorong otak untuk menghasilkan hormon Endorfin, “obat antisakit” alami yang diproduksi oleh tubuh.<br />
<br />
3. Seks mengendurkan stres dan memberikan rasa senang. Pada saat mencapai klimaks (orgasme) tubuh akan melepaskan hormon Oxytocyn yang memberikan efek ketenangan dan meningkatkan ikatan emosional Anda dengan pasangan.<br />
<br />
4. Orang yang aktif secara seksual memiliki tingkat hormon seks alami yang lebih tinggi ketimbang yang tidak aktif. Semakin aktif, semakin Anda ingin terus rajin berolah seks.<br />
<br />
5. Perubahan fisik akibat proses menua pada orang yang kehidupan seksualnya terus aktif tidak akan sebesar pada orang-orang yang tak aktif secara seksual. Gairah seksualnya pun tidak begitu dipengaruhi oleh proses penuaan. Dengan demikian, rajin melakukan hubungan seks dapat menjaga agar tetap awet muda.<br />
<br />
6. Jangan batasi seks hanya pada sesi penetrasinya. Ada banyak variasi cara untuk mengakrabkan diri secara fisik dan semuanya baik bagi kesehatan. Usahakan untuk selalu mengkomunikasikan setiap permasalahan seks Anda dengan pasangan. Coba sesekali maksimalkan pada sesi foreplay, karena hubungan seks itu tak sebatas akhirnya tapi juga prosesnya.<br />
<br />
7. Energi yang dihabiskan saat berhubungan seksual setara dengan berjalan mendaki dua buah tangga, sehingga jarang sekali membahayakan. Namun, kalau Anda menderita gangguan kesehatan tertentu periksakan diri ke dokter.<br />
<br />
8. Menjadi aktif secara seksual memang menyehatkan baik secara fisik maupun emosional, tapi tetap saja mesti berhati-hati terhadap penyakit yang menular lewat hubungan seksual. Untuk itu tetaplah setia dengan pasangan anda, hindari “jajan” dan biasakan perilaku hidup sehat.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-61458583310749046962011-06-08T18:49:00.000+07:002011-06-08T18:49:01.500+07:00PESTA SEKS DENGAN 3 GADIS DUSUNCenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambut-rambut hitam yang nampak baru dicukur.<br />
<br />
Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirih…<br />
<br />
“Masukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya….”<br />
<br />
Aku hanya terdiam.. kami sama-sama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu. Baca kelanjutan cerita seru pesta seks dengan 3 gadis dusun hanya di ceritapanas.com.<br />
<br />
Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Ia hanya melenguh-lenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman… diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.<br />
<br />
Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buah dada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.<br />
<br />
Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.<br />
<br />
Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat proses peregangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.<br />
<br />
Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.<br />
<br />
Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan. Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecap-decap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. ‘Gigit sedikit, Kak.’ pintanya padaku.<br />
<br />
Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. ‘Aih….’ Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.<br />
<br />
Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.<br />
<br />
Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul… terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.<br />
<br />
Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk… ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desah-desah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi di’sana’.<br />
<br />
Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorong-dorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku.<br />
Dengan penuh pengertian aku pun turun… dari leher… buah dada.. wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.<br />
<br />
“Teruskan, kak… jangan hentikan..!” pintanya. “Puaskan aku….?” katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku… kalau lagi pingin, dia pasti kasih.<br />
<br />
Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermain-main sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.<br />
<br />
Tiba-tiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. “Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong….Aih..” Aku menurut…. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya.<br />
Sesampai di bagian itu… aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celah-celahnya …<br />
<br />
Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yang bening. Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar… Klentitnya menyembul… nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.<br />
<br />
Berkali-kali ia berkedut… setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengah-engah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu… semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku… cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler.<br />
Cairan itu terus mengalir perlahan… sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titik-titik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.<br />
<br />
Terasa ia merenggut rambutku… dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu…. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan Cenit…<br />
<br />
“Ahh…. Ahhhh… nikmat sekali, Kak!” Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.<br />
<br />
Aku pun semakin dalam menusuk-nusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapa kali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat… aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh… hangat dan sangat-sangat basah. Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.<br />
<br />
Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal… rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.<br />
<br />
Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu.<br />
Tiba-tiba ia tertawa mengikik… seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. “Lagi, Kak” pintanya.<br />
<br />
Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintih-rintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi….<br />
Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tiba…<br />
<br />
“Ohhhhh… hhhh…ahhhhhhhh…” jeritnya lepas. “Enak sekali…”<br />
<br />
Pantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya… dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme.<br />
Tegang, merah, basah… berkedut-kedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya….. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki… Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri… mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.<br />
<br />
Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat…<br />
<br />
“Puaskanlah dirimu, Kak!”<br />
<br />
Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras…. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.<br />
<br />
Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun… sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.<br />
<br />
Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal…. “Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya,” katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap… jemari lembut itu mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh cinta.<br />
<br />
“Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain….” Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja.<br />
Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku… sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.<br />
<br />
“Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasa…”<br />
<br />
Kemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremas-remas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.<br />
<br />
Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.<br />
<br />
Akhirny aku pun tak tahan lagi… aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang. Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.<br />
<br />
“Cenit…” kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil…. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.<br />
<br />
Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya…<br />
<br />
“Hhhh…hhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur… puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.<br />
<br />
Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.<br />
<br />
“Enak ya, Kak”<br />
<br />
Aku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekat-lekat. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanya…”<br />
<br />
Entah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.<br />
<br />
Ketika angin berdesir melalui kisi-kisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi teman-teman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.<br />
<br />
Tiba-tiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai. Ha ha ha… hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buru-buru ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendir-lendir itu dengan kain tadi.<br />
<br />
“Ini punyaku…” katanya sambil menunjuk setitik cairan. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. “Dari mana kamu membedakan keduanya?” tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.<br />
<br />
Seraya bangkit dan tertawa… “Punya perempuan dan laki-laki jelas beda. Punyaku lebih bening…”<br />
<br />
“Tapi punyaku lebih enak kan?” kataku bercanda.<br />
<br />
“Iya dong sayang…. ” katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. “lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya..” bisik gadis itu, “Aku ikhlas demi Kakak…” bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.<br />
<br />
Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.<br />
<br />
Berkali-kali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekan-gesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.<br />
<br />
Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.<br />
<br />
Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya. Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.<br />
<br />
Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diam-diam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalan-gumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.<br />
<br />
Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.<br />
<br />
Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. “Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan,” katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.<br />
<br />
Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.<br />
<br />
Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Bibirnya tersenyum. “Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya?” tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.<br />
<br />
Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan ‘Bang’, tidak seperti yang lain memanggilku’Kakak’. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.<br />
<br />
Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana….<br />
<br />
“Masih lama mereka kembali, Liani?” tanyaku asal saja sambil meraih gelas minumku. Gadis itu menatapku lurus-lurus di mataku. Entah apa yang ada dalam benaknya malam ini. “Entah.” Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua pangkal lengannya terangkat ke atas menampakkan ketiaknya yang bersih.<br />
<br />
“Mungkin dua puluh menit atau setengah jam lagi mereka kembali. Katanya ada perlu, Bang.” Gadis itu menguap dengan enaknya di depanku. Kemudian ia menengadah menampakkan lehernya yang putih mulus itu. Hmm.. gadis ini agak-agak mirip Chinese walau sebenarnya bukan. Tapi terus terang aku cukup tertarik dengan kesintalannya.<br />
<br />
“Kenapa gitu, Bang? Bosen ya… Nggak sabar ingin cepat ketemu.”<br />
<br />
“Tahu aja perasaan orang…” jawabku sambil tertawa kecil.<br />
<br />
“Hmm… tahu dong. Nggak sabar pengen… ”<br />
<br />
“Pengen apa, hayo!”<br />
<br />
“Pengen … ‘itu’ ya… ” katanya nakal sambil terkekeh.<br />
<br />
“Itu apa? Itu … kalau itu kamu juga punya kan?” kataku agak sembrono. Gadis itu<br />
merapikan posisi duduknya agak cepat. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya itu. Dua gundukan dada itu menyembul dari balik gaun tidurnya yang berwarna biru itu. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.<br />
<br />
“Ngeliatin apa sih?” katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya. “Nggak.” Jawabku sekenanya. Ku lihat ia menatapku tajam. Aku balas menatap. Wajahnya tampak memerah. Aku menahan nafas. Apa rasanya gadis ini? apa bedanya dengan Cenit kekasihku?<br />
<br />
Pikiran-pikiran itu berkelebat cepat begitu saja. Seolah dunia sudah jungkir balik. Tak ingat lagi dengan Cenit, dengan Rinay temannya yang barangkali akan pulang. Aku pun bangkit, meraih tangan gadis itu. Liani diam saja, tapi dia tersenyum sambil tertawa sedikit.<br />
<br />
“Nggak ada waktu, Kak…” katanya pelan tapi membalas remasan tanganku. Kuselipkan jemariku di jemarinya, dia membalas. Matanya menatapku seolah mengatakan, kalau ingin melakukannya lakukanlah sekarang juga mumpung Cenit dan Rinay belum pulang. Dan itu tidak masalah apakah mereka akan tahu atau tidak, aku pandai menjaga rahasia.<br />
<br />
Bisikan-bisikan itu mengiang di telingaku semakin membuat gairahku bangkit. Apalagi jika kulihat tubuh Liani yang montok dan dadanya yang naik turun menahan nafas yang mulai terengah.<br />
<br />
Semakin lama remasan semakin erat. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas. Entah oleh nafsu entah oleh hasrat yang tertahan. Tidak, aku tidak akan menyia-nyiakan kehangatan yang disuguhkan gadis ini, meski bukan kekasihku, tapi… perselingkuhan selalu terasa nikmat.<br />
<br />
Dia memang beberapa tahun lebih tua dari gadisku, cenderung lebih dewasa, tapi tak kusangka dia menyimpan kehangatan dan hasrat memadu cinta yang begitu terpendam dan panasnya memancar di malam ini.<br />
<br />
“Kak… di dipan itu aja, yuk.” Ajaknya. Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Aku setuju, walau pun cuma dipan beralas kasur tipis jadilah. Yang penting aku bisa menikmati tubuhnya malam ini.<br />
<br />
Maka, seperti orang kesetanan sambil berpeluk erat kami melangkah ke arah dipan. Di pinggir dipan ia melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaun tidurnya.<br />
<br />
Aku hanya bisa memandang mengagumi tubuhnya yang putih mulus dan penuh padat berisi itu. Sementara menurunkan celana dalamnya ia memandangku sembari menatap ke arah bawah. Oh, aku belum membuka celana panjangku, terlalu mengagumi kemolekannya….<br />
<br />
Tak lama kemudian kami sudah berpelukan hampir tanpa busana. Dia berada di bawah dalam posisi tradisional. Siap dan menanti untuk dimasuki oleh lelaki yang bukan kekasihnya ini.<br />
<br />
Kalau Cenit memerlukan fore play yang cukup lama sebelum terbangkitkan, dia barangkali tidak memerlukan itu. Atau… “Kalau malam begini… aku selalu membayangkan bersamamu, Bang. Bisiknya di telinga, kedua tangan melingkar erat di leherku. Pipinya menempel erat dipipiku.<br />
<br />
“Benarkah?” jawabku sambil mencium pipi hangat itu. Liani mengangguk. “Kadang bayanganmu begitui jelas seolah merasuki tubuhku…. Kalau begitu aku suka… emmh.. basah, Bang.”<br />
<br />
“Oh, ya?”<br />
<br />
“Iya… coba kamu rasakan, Bang.” Katanya sambil menggerakkan pantatnya, menggesekkan tumpukan kemaluannya di batang penisku. Ya, terasa hangat dan basan…<br />
<br />
“Sebelum kamu datang, aku sudah membayangkan dirimu.. emhhmmm… tanpa sadar ‘dia’ pun … sudah basah… Aku mencium telinga Liani, dia seperti merinding., tubuhnya menggelinjang karena merinding kegelian.<br />
<br />
“Kadang…” bisiknya lagi, “Keluar banyak sekali, sampai membasahi celanaku… sekarang juga udah begitu, Bang.”<br />
<br />
Ya, aku rasakan itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran aku menyelusupkan jemariku ke daerah itu. Ya ampun! Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Tak disangka, gadis pendiam ini ternyata menyimpan bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini dia pendam…<br />
<br />
“Masukkan punyamu, Bang!” pintanya … “Aku udah gak tahan lagi, sedari tadi aku menahan rasa terhadapmu… jangan sia-siakan malam ini… walau sebentar, aku akan puas….”<br />
<br />
Gadis itu menggelinjang sekali lagi, membetulkan posisi berbaringnya dan membuka pahanya sedikit lebih lebar agar mudah aku menggelosorkan kemaluanku ke liang senggamanya yang hangat itu.<br />
<br />
Terasa meluncur dengan lancar memasuki kemaluan gadis itu. Terus masuk dan membenam sambil ke celah yang paling dalam. Gadis itu mengetatkan pahanya dan pantatnya mulai bergoyang ke kiri da ke kanan.<br />
<br />
Tubuhnya terasa semakin memanas. Pelukannya begitu erat dan buah dadanya yang menempel menekan ke dadaku. Dia sudah begitu bernafsu, nafsu yang di pendam lama dan ingin di lepaskan dalam pelukanku malam ini juga.<br />
<br />
Terus terang di menit-menit penuh cinta itu aku tidak ingat lagi dengan Cenit. Gadis ini butuh dipuaskan. Hasrat yang sudah menyeruak tidak bisa lagi di tarik surut ke dalam. Segala rem sudah di lepas dan kami pun melayang tanpa kendali menikmati semuanya malam ini….<br />
<br />
Kurasa hujan di luar semakin deras. Titik air yang berjuta-juta itu seolah berlomba terjun ke bumi menimbulkan suara gemuruh tidak henti-hentinya. Tapi gemuruh itu tak sedahsyat gemuruh nafsu kami berdua, aku dan Liani yang tengah menikmati cinta.<br />
<br />
Entah sudah berapa kali batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. Sudah berapa kali pula dia menggepit-gepit dan memelukku dengan erat dengan kedua tangannya. Entah berapa kali ia terengah dan menggelinjang menggeram penuh nikmat.<br />
<br />
“Hhhhhh… ehhhhhhh..hhhhhh….” erangnya setiap kumainkan dan kutekan pantatku ke kemaluannya. Luar biasa, setiap tekanan ke bawah di balasnya dengan tekanan ke atas.<br />
<br />
Kurasa sudah sepuluh menit aku mengayun pinggul di atas tubuhnya. Liang kemaluannya terasa semakin rapat dan sangat licin, mencengkram kuat batang kemaluanku yagn menegang.<br />
<br />
Aku kendurkan sedikit gerakanku. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia meregangkan tubuhnya menarik kepalanya ke belakang, membiarkan buah dada besar yang putih berkeringat itu meenyeruak dari pelukanku. Buah dada gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti payudara anak-anak kota yang besar tapi loyo….<br />
<br />
Dua gumpalan kenyal itu pun kusergap dengan mulutku. Ku lahap dan kukunyah-kunyah sepuas hati. Putting susunya yang merah itu ku kulum dan kuhisap-hisap sambil kugigit sedikit.<br />
<br />
Hanya sebentar saja, gadis itu menjerit tertahan….<br />
<br />
“Ohhh.. geli, Bang!” aku terus mengulum…. Berganti ke kiri dan ke kanan, kemudian tanganku pun meremas-remas pangkal payudara Liani dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan enak rasanya.<br />
<br />
“Aku udah gak tahan lagi… Bang,” rintihnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuhku juga sama. Dalam hawa malam yang cukup sejuk karena hujan itu seolah tubuh kami mengeluarkan uap. Tubuh bugil bermandi keringat yang mengebulkan asap nafsu birahi tak tertahankan.<br />
<br />
Setelah puas dengan buah dada kenyal itu, aku memeluk punggung gadis itu. Kurasa dia mengangkat lututnya, menggepitnya di pantatku. Kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan memelukku di pinggang.<br />
<br />
“Tekan-tekan lagi, BAng.” pintanya.<br />
<br />
Aku juga sudah pingin merasakan gesekan kemaluannyai. Sambil saling berpagut erat aku mengayunkan lagi pantatku di atas rengakahan pahanya yang montok itu. Dia pun semakin menggepitk-gepitkan kakinya.<br />
<br />
Sekarang kami konsentrasi ke setiap gesekan, setiap lipatan, setiap senti dari liang kemaluan Liani. Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekan-gesekan itu semakin lama semakin berirama. Sementara Liani melakukan aksi yang menambah kenikmatan, ia menggepit… lalu menahan. Gepit tahan gepit tahan…. Oh tak terlukiskan enaknya bercinta dengan gadis ini.<br />
<br />
Gesekan itu semakin intens kami lakukan. Sampai-sampai kami tak sadar kalau hujan sudah berhenti. Malam di luar terasa hening…. Tapi di atas dipan yang berbunyi kriak-kriuk ini dua tubuh saling memompa berpacu mengejar waktu. Takut kalau Cenit dan Rinay keburu pulang.<br />
<br />
Aku pun mempercepat ayunanku… sehingga di malam yang menjadi sunyi ini terdengar jelas suara penisku yang keluar masuk ke kemaluan Liani. Beradu rsa dalam limpahan cairan kemaluan Liani..<br />
<br />
‘Crekk.. Crekk.. Crekkk. Crek…Crekkk.. Crrek….<br />
<br />
Kejantananku naik turun menggesek lipatan-lipatan dinding kemaluan gadis itu. Bunyinya terdengar jelas sekali di telinga kami berdua. Sesekali kutekan akan kuat, gadis itu membiarkan dan menerima tekanan itu, menggeolkan pantatnya berkali-kali agar kelentitnya lebih tersentuh pangkal atas kemaluanku yang keras.<br />
<br />
“Tekan terus, Bang.. aihh…”<br />
<br />
Aku menekan lagi sambil menggerakkan pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan ingin gatal itu digaRinay sampai tuntas…. PenggaRinaynya adalah batang kemaluanku yang dia cengkram dan dia benamkan sedalam-dalamnya.<br />
<br />
“Ohhh..ohhhhhhhhh,” lolong gadis itu melepas nikmat. Seluruh liang senggamanya berkedut-kedut dan sembari menggepit kuat. Tubuh Liani menggelinjang dan menegang menahan rasa enak ketika ia mengeluarkan air mani kewanitanya.<br />
<br />
“Eughhh…hhhhh… euuughhhhh….. ahhhhh… ” rintihnya sambil menyurupkan wajahnya ke leherku, lehernya nafasnya menderu, air liur berceceran dari bibirnya yang merah.<br />
<br />
Saat itulah aku pun bersiap hendak keluar dan menyemburkan kenikmatan di kemaluanku. Tapi sesuatu menyebabkan aku berhenti …Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Liani… ada sekelebat bayangan melintas. Aku memandang dengan ujung mataku, di lantai tampak ada dua bayangan seperti diam terpaku. Aku pun terkejut … bayangan siapa itu?<br />
<br />
Perlahan kulihat wajah Liani yang matanya masih setengah terpejam. Kemudian matanya perlahan terbuka… Dia pun melihat bayangan itu dan menatap langsung ke ruang tengah. Samar-samar di bola matanya yang hitam itu kulihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.<br />
<br />
Itu bayangan Cenit dan Rinay! Rinayanya sudah beberapa menit tadi mereka berdiri di sana, menatap kami yang sedang asyik memagut cinta. Apakah mereka tadi mendengar juga.. bunyi crek…crekk.crekk.. alat kelamin kami yang sedang berkelindan? Entahlah, aku tak berani membayangkan hal itu.<br />
<br />
Anehnya, meski pun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberi tanda bahwa kekasihku dan temannya sudah pulang. Bahkan seolah membiarkan mereka menonton kami yang sedang beradegan mesra di atas ranjang.<br />
<br />
Terdengar bunyi deheman kecil, dehem khas suara perempuan. Seolah memaklumi kami yang masih dalam posisi senggama ini. hmmm… aku tahu itu suara Cenit, aku bisa membedakannya.<br />
<br />
Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak kuduga. Dia seperti melambaikan tangan dari balik punggungku. Menyuruh kedua ‘adik’ kostnya itu masuk ke kamar…<br />
<br />
“Teruskanlah, Bang. Nggak apa-apa, kok….” Bisiknya di telingaku. “Ngapain malu.. kita kan sedang enak, kamu enak aku enak…. Mereka juga pasti maklum….”<br />
<br />
Oh, ya? Bercinta dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka pula? Apa pula ini?Exibit kah ini? Ya, sudah! Aku gak sempat memikirkan sejauh itu. Kalau bagi Liani tidak apa-apa, dan Cenit serta Rinay pun justru menikmati pemandangan ini…. kuteruskan saja.<br />
<br />
Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apa-apa, kecuali tawa kecil Rinay yang terdengar. Aku memandangi mereka yang pergi menjauh, tiba-tiba Cenit menoleh ke belakang. Dia menatap mataku langsung, di bibirnya tersungging senyuman yang aneh … di situasi seperti ini… senyum yang tampak nakal.<br />
<br />
Aku tak tahu apa akan terjadi sesudah ini, bagaimana hubunganku dengan Cenit? Bagaimana pula aku akan menemui mereka setelah ‘permainan’ penuh keenakan ini? Tak bisa lagi aku berlagak seperti seorang lelaki yang setia hanya pada satu perempuan. Tapi tampaknya Cenit pun tak keberatan jika aku mengencani kakak kostnya Liani.<br />
<br />
Ah. Dunia ini memang aneh… di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja ternyata tersimpan bakat-bakat cinta yang terpendam yang menanti untuk dikeluarkan dan dinikmati setiap lelaki semacam aku. Aku tak tahu harus bergembira atau… entahlah!<br />
<br />
Aku meneruskan permainanku dengan Liani. Gadis itu sudah sampai ke puncak syahwatnya… kini giliran aku. Perlahan-lahan aku mulai memompa lagi … kemaluanku naik turun menggesek kemaluan Liani yang basah itu. Bunyi crek.. crek.. crek.. creeeek… terdengar ke segenap ruangan.<br />
<br />
Aku agak termangu mendengar suara itu… tidakkah akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang sudah ada di kamarnya?<br />
<br />
“Terusin aja, Bang….. Kalo enak ngapain juga di berhentiin” bisik Liani seolah hendak menghapus keraguanku. Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan… tak lama kemudian creett…cretttt… sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Oh nikmatnya.<br />
<br />
Beberapa menit telah berlalu. Sesudah menghapus keringat di dadaku Liani mengenakan pakaiannya. Kemudian sambil bernyanyi-nyanyi kecil ia merapikan rambutnya yang kusut masai. Wajahnya tampak puas. Sangat puas telah beroleh kenikmatan yang selama ini didambakannya. Seraya membetulkan tali beha dan menyempalkan payudara besarlnya ia berkata.<br />
<br />
“Bang, aku masuk dulu ke dalam…. Nanti Cenit kusuruh keluar, ya!”<br />
<br />
Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Sementara aku duduk termangu sambil menghisap sbatang rokok. Tak lama kemudian Cenit keluar menemuiku, kali ini tidak memakai busana yang dikenakannya tadi, tapi sudah berganti dengan gaun tidurnya yang berwarna pink. Bahannya yang halus menampakkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan ludah… pasti dia bakal marah karena kelakuan kami tadi.<br />
<br />
Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tak tampak tanda-tanda emarahan di sana. sejenak dia hanya diam.. kemudian tiba-tiba dia bangkit dan ‘menyerbu’ ke arahku.<br />
<br />
Melingkarkan tangannya di leherku dan menciumiku penuh nafsu. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah melihat kami bercinta seolah nafsunya bergelora ingin dipuaskan juga.<br />
<br />
“Cenit… maafkan.. aku telah…” belum sempat kuselesaikan kalimatku dengan bernafsu dia mencari bibirku dan menciuminya dengan garang. Oh,… gelagapan aku dibuatnya. Aku tidak tahu, apakah dia marah atau sudah terangsang…. Aku balas ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Beberapa saat lamanya lidah kami berjalin berkelindan seperti tak mau lepas. Dengan rakus pula dia hirup air liurku, meneguk dan menelannya. Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu. Setelah itu kami melepas ciuman dan saling memandang selama beberapa saat.<br />
<br />
Tanpa banyak berkata-kata dia menurunkan gaunnya ke bawah, menampakkan dua gumpal buah dada yang tidak memakai beha. Putting susunya meruncing dan tegang.<br />
<br />
“Aku terangsang sekali melihat kalian berdua tadi…. ” katanya terengah sambil mengasongkan kedua susunya ke arahku. Aku pun menyambut, tangan kiriku meremas dan mulutku mengulum puting susu yang satunya. Tiba-tiba gerakankuterhenti. Dengan wajah kaget Cenit menatapku heran. Aku lupa mematikan puntung rokok yang ku hisap tadi. Gadis itu tersenyum dan kamipun melanjutkan permainan hangat ini. Buah dada besar montok dan kenyal itu kukunyah sepuas hati.<br />
<br />
Cenit mendesah keenakan. Jemarinya mencengkram kepalaku, mengusutkan rambutku. Masih dalam posisi duduk ia mengangkang .. melepas gaunnya yang sudah setengah terbuka…. Dia pun tidak bercelana dalam sehingga gundukan vaginanya yang tebal dan tidak berambut itu merekah di depanku.<br />
<br />
Cairan bening meluap keluar. Mengalir di sela-sela celah kemaluannya. Di tak pedulikannya. Dibiarkan lendir bening itu mengalir…. Bahkan dia menyuruhku untuk memegangnya… jemariku menyelusup ke liang senggama Cenit, hangat dan sangat basah oleh cairan pelicin.<br />
<br />
Kusentuh klentitnya yang merah dengan ujung jemariku. “Akhh….” Cenit melolong tertahan. “Geli, Kak!” desahnya tersentak. Kemudian sembari memeluk leherku, dan mencium keningku dia mengajakku ke dipan tempat aku dan Liani tadi bercinta.<br />
<br />
Tak banyak cingcong kurengkuh dan kugendong tubuh hangatnya ke dipan itu. Di sana dia kubaringkan. Tapi ketika aku hendak membuka celana, tiba-tiba ia mendudukkan tubuhnya yang sudah bugil itu. Aku heran, apa yang akan dia perbuat.<br />
<br />
“Bukalah celanamu, Kak!” katanya tak sabar sembari menarik resleting celana panjangku. Setela memelorotkan celana dalamku, dengan sangat bernafsu ia memegangi pangkal kemaluanku yang kembali menegang.<br />
<br />
“Besar dan nikmat….” Seru Cenit sambil meremas-remas kemaluanku.<br />
<br />
“Sekarang giliranku…” katanya agak keras.<br />
<br />
Ia turun dari dipan dan berdiri di sampingku, di dorongnya dadaku ke arah dipan, menyuruhku berbaring disana. Aku menurut. Setelah aku berbaring, Cenit pun menaikkan sebelah kakinya dan mengangkang di atas. Perlahan dia menekuk tubuhnya dan memelukku dari atas.<br />
<br />
“Masukkan, Kak.” Pintanya dengan nada gemas. Ia memegang batang kelaminku itu dan memasukkannya ke dalam liang kemaluannya. Kemudian dengan agak kasar dia menghenyakkan pantatnya ke bawah agar kemaluanku masuk lebih dalam ke tubuhnya.<br />
<br />
“Ehhhhh…. Hhhhh” desahnya kacau seperti anak kecil yang rakus menetek di susu ibunya. Dalam posisi di atas dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat… oh… batang kemaluanku di cengkram dan di gesek-gesek seperti itu. Geli rasanya.<br />
<br />
Posisi di bawah jarang aku lakukan…. Tapi kali ini aku menerima saja, karena tadi sudah lumayan capek meladeni Liani. Kali ini Cenit yang giat menekan-nekankan pantatnya, maksudnya supaya punyaku masuk lebih dalam.<br />
<br />
Sembari memelukku erat, ia terus mengempot-ngempotkan pantatnya. Bunyi crek crek crek terdengar lagi… kali ini bahkan di tingkahi oleh jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut kekasihku.<br />
<br />
Aku terus berbaring sembari meremas-remas pantatnya yang mulai berpeluh itu. Cairan vagina terasa terus merembes dari kemaluan Cenit. Dia sudah sangat terangsang. Liang kemaluannya sangat basah dan panas. Sesekali ia menekan dan menahan. Seolah hendak melumat habis seluruh kemaluanku dengan vaginanya. Terang saja aku pun semakin keenakan.<br />
<br />
Diam beberapa saat menahan tekanan, dia pun mengendurkan dan memulai lagi gerakan naik turunnya. Aku terus meremas-remas pantatnya. Dadanya yang kenyal itu menekan ke arah dadaku, hampir membuatku sesak nafas. Tapi aku pasrah.. lha wong enak rasanya.<br />
<br />
Selama sepuluh menit Cenit bergerak naik turun, nggak cape-cape kelihatannya. Tubuhnya semakin basah oleh keringat, bahkan wajahnya sudah dipenuhi keringat sebesar-besar biji jagung. Sebagian mengalir ke ujung hidung dan menitik menimpa wajahku. Sesekali ia mengibaskan rambutnya yang tergerai..<br />
<br />
Aku mencoba memiringkan kepala mencoba mengurangi titikan keringat di wajahku. Pada saat itulah kembali aku terkesiap. Di ujung ruangan, di pintu kamar Cenit, tegak sesosok tubuh perempuan menatap kami dengan matanya yang bulat.<br />
<br />
Mata besar milik Rinay, teman sekost Cenit. Dia menatap kami tanpa berkedip. Tangan kanannya tertangkup di dada. Sementara yang kiri tampak meremas-remas ujung gaun tidurnya yang di atas lutut.<br />
<br />
Ketika kami saling memandang… dalam posisi Cenit masih di atas dan asyik dengan empotan-empotannya. Perlahan tangan kiri Rinay mengangkat ujung gaun merahnya. Terus terangkat ke atas menampakkan paha gadisnya yang padat…<br />
<br />
Entah sadar entah tidak gaun itu sudah sedemikian terangkat, sehingga aku bisa melihat celana dalam yang tersingkap. Kemudian ia menarik pinggir celana dalam itu… menampakkan segumpal tumpukan daging berbulu dengan celah merah di tengahnya.<br />
<br />
Ujung jemari menyentuh bagian tengah celah itu. Menekannya dan memutar-mutarnya sedikit. Ya ampun… kemudian dia menatapku.. dengan mata setengah terpejam.<br />
<br />
Saat itulah Cenit menengadah…. Dan menyurukkan kepalanya ke leherku, memelukku kuat dan mulai mendesah berkepanjangan. Pantatnya menekan kuat sampai seolah kemaluanku mau ditelannya sampai habis.<br />
<br />
“Kak.. enak sekali.. ahh” terasa kemaluan Cenit berdenyut hebat, tubuhnya bergetar tak kuasa menahan nikmat… nafasnya sangat memburu… dan..<br />
<br />
Dia pun lunglai dalam pelukanku…. Sementara air mani gadis itu mengalir tak tertahankan, meluap dan mengalir membasahi sampai bagian perutku.. aku peluk gadis itu di punggungnya… membiarkan ia mengendurkan syaraf setelah ia tadi sangat tegang menikmati puncak orgasmenya.<br />
<br />
***<br />
<br />
Sampai beberapa menit kami masih berpelukan, kejantananku yang masih tegang itu masih berada di dalam ’sangkar’-nya. Cenit diam tak bergerak dalam pelukanku, sepertinya dia lupa ada sesuatu yang bersemayam dalam tubuhnya.<br />
<br />
Perlahan gadisku ini mengatur nafasnya yang tidak teratur. Setelah agak reda… perlahan dia bangkit dan melepas persetubuhan kami. Lambat ia mengangkat pantatnya ke atas. Perlahan alat kelaminku itu keluar dari vagina Cenit. Ketika sudah keluar seluruhnya…. Cairan vagina yang kental nampak melumuri batang kemaluanku. Ketika bagian ‘kepala’-nya akan keluar terdengar seperti bunyi plastik lengket yang basah akan di lepas..<br />
<br />
Clep..crrrllek. Cenit tersenyum mendengar suara itu. Entah suara lipatan kemaluannya atau karena lendir yang begitu banyak melumuri batang kemaluanku.<br />
<br />
Ia pergi ke tengah ruangan dan memakai gaunnya kembali, rona wajahnya menampakkan kepuasan yang tiada terkira. Sambil bernyanyi kecil, seperti baru sudah pipis, ia memebenahi rambutnya yang kusut masai. Dan berjalan ke belakang rumah, meninggalkanku yang hendak mengenakan celana dalam ku.<br />
<br />
Belum sempat aku memakai celana itu, tiba-tiba Cenit sudah kembali. Membawa sehelai kain sarung dan menyuruhku mengenakannya. “Pakai ini aja, Kak!” katanya seraya mengambil celana panjang dan kolorku, melipatnya dan merengkuhnya dalam dada. Kemudian ia pun kembali ke belakang.<br />
<br />
Tak lama kemudian ia datang lagi, membawaku segelas minuman, kalau tadi Liani membawakanku segelas air putih, kali ini Cenit menyuguhiku dengan teh manis. Aku segera mereguknya karena merasa kehausan, bayangkan saja melayani dua wanita secara bergilir tanpa istarahat sama sekali. Capek donk!<br />
<br />
Ketika aku meminumnya, alis mataku terangkat, minuman apa ini? Rasanya kok pahit banget? Sebelum sempat bertanya Cenit berkata perlahan, “Itu sari dari akar Pasak Jagad Kak!”<br />
<br />
“Haa?<br />
<br />
Kekasihku tersenyum, itu kan obat kuatnya lelaki, kalau minum jamu itu pasti bakal melek semaleman, kataku sesudah menelan tegukan terakhir. Gadis itu hanya tertawa kecil. ‘Biar aja nggak tidur semaleman… besok kamu kan nggak kerja, tidur aja sepuasnya di sini.<br />
<br />
Setengah jam kemudian kami masih ngobrol di ruang tamu. Masih terbayang-bayang permainan kami berdua barusan. Tak disangka begitu bernafsunya Cenit, sampai-sampai kuat main di atas hampir setengah jam lamanya, sementara aku anteng aja di bawah.<br />
<br />
Tiba-tiba Cenit bangkit…”Kak,” katanya, “Aku ke dalam sebentar.” Aku mengiyakan saja, kupikir dia mungkin mau sedikit merapikan dandanannya yang agak amburadul itu.<br />
<br />
Aku akan menghela nafas ketika terdengar dia memanggilku dari kamar.<br />
<br />
“Sini sebentar, Kak!”<br />
<br />
Aku pun bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya, sebelum tiba di pintu kamarnya aku melewati kamar Liani yang hanya dihalangi secarik kain gorden, diam-diam ku singkap tirai kamar itu. Tampak Liani tertidur pulas, masih mengenakan gaun yang tadi, pahanya yang terbuka nampak putih dan mulus.<br />
<br />
Kamar berikutnya adalah kamar Rinay, hmmm… jantungku berdegup agak kencang. Apa yang dilakukannya tadi ketika aku dan Cenit sedang menikmati seks? Entahlah, aku tak tahu. Tapi aku pengen tahu sedang apa dia sekarang?<br />
<br />
Perlahan kusingkapkan juga tirai pintu kamarnya itu. Kasur tempat tidurnya masih tampak rapi, bantal tersusun di tempatnya. Ke mana cewek itu? Kok nggak ada di biliknya? Sedikit heran aku terus melangkah menuju kamar Cenit.<br />
<br />
“Masuklah, Kak! Jangan malu-malu, aku tahu kamu sudah berada di situ.” Kata Cenit lagi, bergegas aku pun masuk ke kamarnya…<br />
<br />
Oh di sini rupanya Rinay, dia sedang tidur telungkup di dipan Cenit, sementara cewek ku itu sedang menyisir rambutrnya menghadap ke cermin. Tanpa mengacuhkan aku dia pun menyuruhku duduk di dipan dengan gerakan tangannya.<br />
<br />
Dipan ukuran single itu lumayan sempit, apalagi sekarang sudah ada Rinay yang tidur di sana. Cenit berbalik menghadapku, ditatapnya aku dengan tajam. Kemudian perlahan dia mengalihkan pandangannya ke tubuh temannya yang masih telungkup itu.<br />
<br />
“Terserah kamu, Kak. Mau di sini atau di kamarnya…. Aku ikhlas aja, yang penting…. Dia bisa juga ikut merasakan ….”<br />
Aku melongo? Dia suruh aku menikmati pula tubuh Rinay!? Tubuh perempuan sintal yang sedang tertelungkup ini? Cenit mengangguk pasti.<br />
<br />
“Kami lihat apa yang kalian lakukan, Rinay pun lihat kita tadi… kami bertiga bersahabat, resminya kamu memang milik aku… tapi.. berbagi antar sahabat tak ada salahnya, bukan? Lagi pula aku rela kok, selama tidak dengan yang lain selain mereka.”<br />
<br />
Dalam hati aku cuma bisa mengangkat bahu. Kalau dia sudah mengikhlaskan temannya, dia tidak marah apalagi jadi membenci aku, lagi pula kalau dengan begitu dia jadi terangsang dan menikmati juga, apa salahnya.<br />
<br />
Aku berpikir cepat, katakanlah malam ini adalah semacam sex party, dan aku menjadi rajanya sementara menjadi ratuku yang harus kupuaskan, oke saja sih. Hehehe. Kebetulan aku ingin mencobai juga tubuh Rinay yang berkulit sawo terang ini.<br />
<br />
“Aku menunggu di kamarnya,” kataku kepada Cenit, cewek itu mengangguk setuju.<br />
<br />
Dipan singel Rinay terasa cukup nyaman. Bantalan busanya masih cukup baru, dia memang belum lama kost di rumah ini, mungkin baru setengah tahun. Aku berbaring dengan rileks. Memandangi dinding kamar yang dipenuhi poster Cenit sambil memikirkan apa yang telah kudapat malam ini.<br />
<br />
Mula-mula Liani menyerahkan dirinya kepadaku, kemudian Cenit yang memintaku untuk memuaskannya, dan sekarang Rinay, gadis paling pendiam yang jarang ngobrol denganku. Gadis ini pun menginginkan ku pula… hehehe.. dasar gede milik, yeuh<br />
<br />
Semilir halus wangi parfum masuk ke hidungku.Terdengar pintu kamar terbuka, perlahan Rinay masuk ke kamar itu. Seperti orang baru bangun tidur. Ia langsung duduk di dipan itu, “Ada apa, Kak?” tanyanya seolah tak mengerti. Aku tersenyum, pandai juga dia menyembunyikan perasaan sebenarnya.<br />
<br />
“Eh, kain sarung siapa yang kamu pakai itu, Kak?”<br />
<br />
“Hehe.. ini pemberian Cenit tadi..”<br />
<br />
Kedua bola mata gadis itu membulat… menatapku seolah tak percaya. Terus terang saja, dia cantik juga. Rambutnya yang ikal itu dibiarkannya tumbuh sampai sebatas punggung. Meski baru bangun ‘tidur’ tapi tak mengurangi kesegaran dan pesona cantik yang terpancar di wajahnya.<br />
<br />
Aku menarik gadis itu ke pelukanku, tubuhnya terasa berat karena ia seperti menolak, tapi kemudian malah dia yang merangsek dalam dekapanku.<br />
<br />
“Jangan , Kak! Nanti Cenit marah..” katanya berbasa-basi.<br />
<br />
“Dia marah kalau aku tidak menayangimu juga….”<br />
<br />
“Kamu bisa aja, Kak!” katanya sambil menengadah dan menyentuh pipiku. Aku mengecup bibirnya, dia sangat menikati kecupan kecil itu, matanya terpejam, tubuhnya melunglai, dan aku pun memeluk tubuh sintal itu lebih erat.<br />
<br />
Ia membalas pelukanku dan membiarkan bibirnya kulumat… beberapa kali ia mengeluh nikmat. Terasa tubuhnya bergetar ketika aku mulai merengkuhnya. Kemudian aku pun mulai menyusuri seluruh lekuk dan liku tubuh gadis itu. Semakin lama tubuh itu terasa panas, setiap gumpalan dan tonjolan dagingnya terasa begitu membara dipenuhi gairah terpendam.<br />
<br />
Aku membaringkan tubuhnya sementara kedua tangannya terus melingkar di leherku. Nafasnya terdengar agak memburu, gadis ini sudah mulai terangsang. Kuperiksa bagian kemaluannya dengan jemariku. Ternyata belum cukup basah, masih terasa agak kering. Kucumbu dia terus supaya gairahnya lebih menggelora….<br />
<br />
Entah berapa lama kami saling mencium saling menyusup dan berkelindan, aku pulang suka buah dadanya. Sangat kenyal, besarnya pun sedang saja, tapi putting susunya sangat kecil, hanya sebesar biji kacang hijau. Tampak sekali putting itu sudah mengeras.<br />
<br />
Ketika kuremas-remas buah dadanya, wajah gadis itu menengadah, matanya terpejam rapat, bibir agak terbuka. Setiap remasan adalah rangsangan bagi tubuh segar ini. Semakin intensif aku meremas, semakin intens juga dia menikmatinya. Ketika kuraba kemaluannya, lendir pelicin yang kental sudah mulai keluar.<br />
<br />
Perlahan aku mengusap-usap jembut halus yang tumbuh di sana. Sesekali agak kutekan agar menyentuh bagian klentitnya. Tuibuhnya menggelinjang karena geli.<br />
<br />
Perlahan tapi pasti cairan pelicin itu mulai keluar, merembes ke permukaan dan mengakibatkan jembut-jembut halus itu terasa mulai kuyup. Hmmm.. Rinay sudah siap untuk dimasuki. Sambil memegang pangkal kemaluanku aku pun memasukkannya. Terasa licin dan rapat. Batang kemaluanku seperti menembus lipatan daging hangat yang basah oleh lendir.<br />
<br />
Creep…. Masuklah aku ke tubuh Rinay. Gadis itu melepas nafas panjang, merasakan nikmatnya gesekan di kemaluannya. Entah kenapa aku sangat-sangat terangsang dengan gadis ini, mungkin ini bukan yang pertama baginya, tapi… dia melakukannya seperti baru untuk pertama.<br />
<br />
Sepuluh menit pertama kami mengadu rasa, menggesek-gesekkannya dengan gerakan rutin. Sementara Rinay pasrah saja sambil memelukku dan membenamkan wajahnya di leherku. Nafasnya semakin lama semakin memburu, tubuhnya semakin panas. Titik-titik keringat mulai keluar dan lama-lama peluhnya semakin membanjir.<br />
<br />
Kota kecil ini memang lumayan panas meski di malam hari, apalagi rumah kost itu tidak berAC, tubuhku pun kembali berkeringat. Tapi kami tak peduli, kami terus berpelukan menikmati pergumulan itu.<br />
Kami masih bergumul ketika akhirnya memasuki tahap kedua. Kukeluar-masukkan penisku secara berirama di liang kemaluannya yang pasrah itu. Gadis itu memelukku lebih kuat. Tak peduli dengan tubuh yang bersimbah peluh.<br />
<br />
‘Crekecrekecrek…’. Sepuluh menit lamanya aku menggesek-gesek kemaluan Rinay dengan kemaluanku. Terasa punyaku semakin menegang keras. Kemudian aku menekan… Rinay membalas dengan mengempot ke atas. Menggerakkan pinggulnya berputar-putar, ganas sekali putarannya. Aku naik turunkan lagi pantatku beberapa kali, kemudian kutekan dalam-dalam….<br />
<br />
“Ahhh…,” gadis itu mendesah nikmat. Kemudian membalas lagi dengan tekanan ke atas, sambil menggoyang pantatnya ke kiri dan kekanan. Lipatan kemaluannya yang hangat terasa semakin kenyal dan licin.<br />
<br />
Beberapa kali kami melakukan itu, aku pun jadi tak tahan. Tapi dia belum mencapai puncak. Aku akan membuat dia duluan merasakan kenikmatan.<br />
<br />
Aku pun semakin aktif mengocok dan menekan memek Rinay. Tulang kemaluan kami beradu, bibir kemaluanya yang tebal menahan tekanan itu dengan nafsu, terasa hangat dan sangat basah karena lendir mani Rinay sudah melimpah sedari tadi.<br />
<br />
Dua menit kemudian gadis itu melolong merasakan vaginanya berdenyut nikmat.. “Ooohhhhh….”<br />
<br />
Aku membantunya dengan menekan semakin dalam. Rinay pun membenamkan tubuhnya ke kasur, menahan tindihanku sambil melepas nikmat, seiring dengan mengalirnya air mani prempuan itu dengan lebih deras. Merembes dari lipatan-lipatan kemaluannya.<br />
<br />
“Enak sekali, Kak…eigh oh…!”<br />
<br />
Berbarengan dengan itu akan pun mencapai puncak. Kemaluanku terasa berkedut seiring dengan menyemburnya air maniku di liang senggama gadis itu. Sementara liang senggama Rinay pun menggepit-gepit tak terkendali karena tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa.<br />
<br />
Kami masih berpelukan ketika rasa nikmat itu tercapai sudah. Gadis itu diam dalam pelukanku, tubuhnya sangat basah oleh peluh. Hawa panas pun terasa menyergap. Berangsur kami saling melepas pelukan.<br />
<br />
Perlahan gadis bangkit itu duduk dari posisinya. Gurat-gurat kepuasan terpancar di wajahnya yang cantik. Sekilas ku lihat memek Rinay yang masih merah dan bibirnya tampak membengkak, cairan-cairan lendir masih menetes dari sela kemaluannya.<br />
<br />
“Enak, Rinay?” gadis itu mengangguk. Kemudian ia mengusap keringat yang menitik di dadaku. “Dadamu penuh dengan peluh, Kak. Sini kuusap,” katanya sambil mengelus lembut dadaku yang memang penuh dengan keringat.<br />
<br />
Beberapa saat lamanya kami kemudian berbaring bersama di kasurnya yang sempit itu. Rambutnya yang ikal dan panjang itu kubelai. Ia bergerak, menyusupkan tangannya di leherku, kemudian memintaku terlentang, dia ingin tidur di dadaku, katanya. Beberapa saat kemudian Rinay pun jatuh tertidur, tak menyadari air liurnya yang menitik dari sudut bibir. Aku pun segera terbang ke alam mimpi.<br />
<br />
Entah jam berapa kami terbangun. Ketika itu aku dan Rinay masih berpelukan, sementara di luar terdengar suara-suara seperti sedang bernyanyi. Oh, ternyata hari sudah siang. Itu adalah suara Cenit yang sedang bernyanyi kecil, sementara di kejauhan terdengar suara orang sedang mandi, barangkali Liani sedang membersihkan tubuhnya.<br />
<br />
Rinay pun sudah mulai terjaga, ia masih memelukku, buah dadanya yang kenyal itu menempel erat di dadaku. Dari ruang tengah terdengar Cenit sepertinya sedang menyapu lantai. Sementara dari bibirnya terdengar nyanyian yang sekarang sedang populer.<br />
<br />
Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, kemudian gorden disingkapkan, dan masuklah Cenit ke dalam kamar, menatap kami yang masih bugil hanya berselimut kain sarung.<br />
<br />
“Hei, bangun! Belum puas juga ya!”<br />
<br />
Aku pura-pura tidur sambil memeluk Rinay lebih erat. Gadis itu terkikik… tapi dia juga pura-pura meneruskan tidurnya. Cenit berlagak marah dan menarik kain sarung penutup tubuh kami.<br />
<br />
“Apa mau diteruskan lagi tidurnya? Udah siang tauu,”<br />
<br />
Aku menarik kain sarung itu, malu karena kemaluanku sedang menegang setelah beristirahat total beberapa jam. Tapi kalah cepat, Cenit sudah menangkap batang kemaluanku dan mengusap-usap dengan jemarinya.<br />
<br />
“Oh, jauh lebih besar dari gagang sapu ini… pantesan enak sekali.” Guraunya sambil tergelak sendiri. “Ya udah, kalau kamu pengen lagi, Rinay. Tuh mumpung lagi berdiri…”<br />
<br />
Hampir tak kuat aku menahan tawa dengan canda Cenit, tapi tampaknya Rinay menanggapinya dengan serius, dia menggerakkan pantatnya, memelukku dari atas dan mengempot ke bawah. Bibir kemaluannya terasa menempel di batang kemaluanku.<br />
<br />
“Tuuh, kan! Pasti mau lagi deh! Terusin aja, Rinay. Enak kok!” sergah Cenit sambil memegangi pinggang gadis itu, menolongnya mengangkat panta, aku pun memegang pangkal kemaluanku, menghadapkannya ke memek Rinay yang hangat.<br />
<br />
“Udah pas belum?” tanya Cenit, Rinay mengangguk, perlahan Rinay menurunkan pantatnya, maka…. Srrluuuup.. batang kemaluanku masuk lagi ke memek Rinay. “Main dari atas enak, lho Rinay! Tekan aja biar lebih kerasa…” bisik Cenit agak keras.<br />
<br />
Seperti tak peduli kehadiran Cenit di kamar ini, kami mengulangi permainan semalam, tapi kali ini Posisi Rinay ada di atas. Kusuruh gadis itu menegakkan tubuhnya. Ia menurut dan mendorong tubuhnya dengan meletakkan telapak tangannya di dadaku.<br />
<br />
Sekarang posisinya berubah, aku berbaring sementara Rinay duduk mengangkang di atasku. Alat kelamin kami telah menyatu, ketika ia sudah duduk dengan benar, nampak memeknya seperti sedang mengulum kemaluanku sampai ke pangkalnya. Kelentitnya nampak menonjol dan cairan itu kembali mengalir membasahi jembut-jembut halusnya.<br />
<br />
Kami saling pandang sementara masih bersatu, bibir Rinay tersenyum, beberapa kali ia menyibakkan rambutnya yang kusut. Perlahan dia mulai mengayun, gerakanya seperti orang sedang naik kuda. Naik turun berirama.<br />
<br />
Semenit aku lupa dengan kehadiran Cenit di sana. ternyata ia berdiri di belakang Rinay, memperhatikan kami yang sedang bercinta dengan gaya seperti itu. Gadis itu menyeringai lebar menampakkan sederetan giginya yang putih bersih.<br />
<br />
Kemudian tiba-tiba ia membuka bajunya, menampakkan beha putih dengan buah dada besar di baliknya. Ia pun membuka beha itu, melemparkannya ke sudut kamar, menarik rok panjang, membuka celana dalam sampai akhirnya bugil sama sekali.<br />
<br />
Ia pun menyerbu ke arahku, membenamkan wajahku di susunya yang besar dan kenyal, meremas-remas kepalaku dengan jemarinya. Sementara Rinay terus asyik mengayun-ayunkan pantatnya naik turun.<br />
<br />
Aku memeluk punggung Cenit, mengulum dan mengunyah susunya yang kenyal. Cewek itu mendengus-dengus ketika putting susunya tergigit lembut.<br />
<br />
Lama kami bercinta segitiga seperti itu, mungkin ada seperempat jam.<br />
<br />
“Kita enak-enakan bareng, Kak.” Bisik Cenit sambil meremas. Aku setuju, dia sudah hampir sampai puncak, aku pun tak tahan dengan ulah Rinay, yang mengocok-ngocok dari atas….<br />
<br />
Cenit melepas pelukannya dan naik ke atas ranjang, mendudukkan pantatnya di dadaku mengangkang lebar menampakkan memeknya yang tercukur rapi. Gundukan dagingnya putih mulus dan kemerahan, bibir kemaluannya tebal dan dipenuhi cairan kental dan hangat.<br />
<br />
Ia memajukan memeknya sehingga sampai di mulutku. Kemudian mulai menekan ke arah mukaku. “Ahh… ayo Kak! Aku udah gak tahan lagi nih.”<br />
<br />
Sambil meremas pinggang dan pantatnya aku pun beraksi. Mengganyang habis kue pie lembut dan basah itu. Cenit segera merintih-rintih ingin segera melepas nikmat. Sementar di belakangnya Rinay tiba-tiba mengempot dan menekan ke bawah,. Tubuhnya ambRinay ke depan, menimpa punggung Cenit yang sedang menekan mukaku.<br />
<br />
Wajahku semakin tertekan oleh gumpalan memek Cenit, sementara pahanya menggepit kedua pipiku dengan kuatnya. Akkkh… aku hampir tidak bisa bernapas. Ya ampun!<br />
<br />
“Keluarin bareng, Kak! Aghhh.. ahhh!”<br />
<br />
Cenit menekan, Rinay mengempot, dan… aku sesak nafas!<br />
<br />
Terdengar suara rintihan panjang berbarengan, Cenit dan Rinay sedang dirasuki kenikmatan. Terasa memek Rinay berdenyut-denyut sembari melepaskan cairan kewanitaannya, sementara mulutku semakin basah oleh cairan memek Cenit yang juga berdenyut melepas nikmat.<br />
<br />
Kedua tubuh cewek itu lunglai setelah menikmati segalanya. Mereka ambruk berbarengan ke tubuhku. Berat sekali rasanya menahan dua tubuh perempuan sekaligus, montok-montok lagi.<br />
<br />
Seperti menyadari hal itu, Cenit dan Rinay pun bangkit, perlahan Cenit turun dari ranjang, sementara Rinay pun perlahan mengangkat pahanya, kedua tangan bertumpu pada dadaku.<br />
<br />
Saat itulah kemaluanku keluar dari liang sanggamanya, cleep.. terdengar seperti bunyi plastik lengket yang sedang dibuka. Tampak kemaluanku masih menegang dan basah bergelimang cairan memek Rinay.<br />
<br />
Aku terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa, karena aku belum lagi mencapai puncak gadis-gadis ini sudah menghentikan permainnya, ketika itulah tiba-tiba Liani masuk ke dalam kamar, melihat kepada Rinay dan Cenit yang sedang mengenakan pakaiannya kembali.<br />
<br />
Ketika ia mengalihkan pandangannya ke arahku, matanya terpaku menatap kejantananku yang masih berdiri dengan perkasa, merah dan mengkilat bermandikan cairan kemaluan Rinay.<br />
<br />
“Kasihkan sama Liani, Kak!” kata Cenit sambil menyempalkan susunya yang montok itu ke balik beha. Wajah Liani semburat memerah. Mungkin dia tadi mendengar lolongan Cenit dan Rinay yang berbarengan menahan geli dan enak. Aku tak tahu apakah dia juga sudah terangsang dan ingin di gelitik nikmat lagi?<br />
<br />
Tampaknya iya, ia mengangkat roknya menampakkan kedua paha yang padat dan putih mulus. Sementara Rinay dan Cenit bergegas keluar kamar, meninggalkan kami berdua saja di sana. semerbak wangi harum tubuh Liasni menusuk hidungku. Gadis ini baru selesai mandi.<br />
<br />
Liani naik ke ranjang bersiap-siap hendak memasukkan kejantananku ke memeknya yang, ya ampun, ternyata sudah bengkak merekah merah dan basah pula. Tapi siapa tahan menahan tubuhnya yang tinggi montok itu setelah tadi ditindih oleh dua gadis montok sekaligus.<br />
<br />
Aku bangkit duduk, mendorong sedikit tubuh Liani, gadis itu seperti kaget. Tapi dia menurut. Kemudian kusuruh ia berdiri dan … ini dia aku ingin merasakan sesuatu yang lain.<br />
<br />
Kusuruh ia berdiri membelakangiku dan menumpukan tangannya di dipan. Posisinya sekarang menungging di depanku, Liani mengerti, ia mengangkat pantatnya lagi, dari belakang disela-sela bongkahan pantatnya, nampak kemaluannya membelah. Cairan kental menitik-nitik banyak sekali.<br />
<br />
Meski nafasnya ditahan, aku tahu gemuruh di dadanya sudah sedemikian hebat. Tampak dari buah dadanya yang menggelantung itu bergetar-getar menahan dentaman jantungnya yang meningkat dahsyat.<br />
<br />
Aku ingin masuk dari belakang dan kemaluan Liani sudah siap untuk kutusuk dari arah itu. Liani semakin menunggit menampakkan bongkahan pantat dan memek yang merekah. Aku maju menyorongkan kejantananku ke arah belahan nikmat itu. Creepp.. kejantanankupun coba menerobos dan berusaha keras memasuki liang senggama Liani yang terbuka. Tapi gumpalan pantat Liani cukup menahan gerakananku.<br />
<br />
Egghh.. aku mencoba lagi dan menekan lebih kuat ke depan. Akhirnya… masuk juga. Oh, rasanya seperti dipilin-pilin. Aku menekan lagi… kemaluan kami semakin berjalin, tapi bongkahan pantat Liani seolah menahan gerakanku sehingga aku harus menekan agak lebih kuat.<br />
<br />
“Emhh….” rintih Liani tertahan. “Tekan , Bang…. Emmghhh”<br />
<br />
Aku bergerak maju mundur dan menekan-nekan, sekujur batang kemaluanku rasanya seperti dicengkram. Sambil agak membungkuk aku mencoba meraih buah dada Liani, meremas keduanya dari belakang. Hangat besar dan sangat kenyal. Putingnya kuputar-putar dengan dua ujung jari. Membuat gadis itu menggelinjang hebat dan semakin mengangkat pantatnya tinggi-tinggi agar kejantananku masuk lebih dalam.<br />
<br />
Tubuh kami semakin berkeringat ketika rasa enak itu semakin memuncak. Aku pun menekan dan menggosok-gosok lagi dinding memek Liani yang merapat. Agak sulit main dari belakang, tapi kami menikmatinya. Beberapa manit kami menikmati permainan itu. Tubuh Liani maju mundur tertekan oleh gerakan tubuhku.<br />
<br />
Ketika sedang asyik tiba-tiba gorden kamar kembali terkuak. Sosok tubuh Rinay masuk berkelebat, seperti tak memperhatikan kami gadis itu menuju ke ujung dipan, ternyata celana dalamnya ketinggalan di sana.<br />
<br />
Kami tak mempedulikan kehadirannya dan terus saling menekan. Aku menekan ke depan sementara Liani menekan ke belakang. Kemaluan kami sudah begitu menyatu erat bermandikan cairan kental. Tubuh kami pun menegang dan basah oleh keringat yang membanjir. Rasa nikmat semakin meningkat, semakin lama semakin hebat.<br />
<br />
“Aghhh…hhhh” aku menggeram menahan rasa. Denyutan-denyutan penuh rasa nikmat menyerang kemaluanku. Liani merintih tak kalah dahsyat… bahkan lebih hebat dari erangan Cenit dan Rinay berbarengan.<br />
<br />
“Bang… agh! Enak banget,…oh Aku gak tahan lagi!”<br />
<br />
Samar kulihat Rinay mengenakan celana dalamnya…. Ketika itu pula aku dan Liani saling menekan hebat… menahannya dan merasakan detik-detik penuh kenikmatan. Nafas Liani melenguh-lenguh, keringat bercucuran dari sekujur tubuhnya. Memeknya menyempit dan … srrr….. keluar banjir yang hebat. Tubuhnya bergetar menahan rasa geli yang luar biasa. Aku pun menekan semakin dalam.<br />
<br />
Mmhhh… berkali-kali kemaluanku seperti meledak dalam cengkraman memek Liani. Berkali-kali pula lipatan kemaluan gadis itu menyempit dan menggenggam kemaluanku kuat-kuat ketika ia pun melepas nikmat di pagi nan cerah itu.<br />
<br />
Rinay mendehem kecil ketika kami menyudahi permainan itu dengan rasa puas. Liani menjatuhkan tubuhnya yang basah oleh titik keringat di dipan, menelentang dengan nafas masih terengah-engah. Bibir kemaluannya nampak membengkak, merah dan berkilat penuh dengan lendir. Rinay pun diam-diam keluar dari kamar, di dekat pintu ia menyibakkan rambut ikalnya, menjeling ke arahku, setelah itu ia pun berlalu.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-1586575492913991462011-06-08T18:45:00.002+07:002011-06-08T18:45:49.973+07:00NIKMATNYA ISTERI ORANG RAKAN CHATTINGBirokrasi pejabat kerajaan selalunya melelahkan namun dalam kelelahan dan sakit hati itu, ada juga peluang yang menarik.. Peluang yang sukar dilepaskan atau peluang meminta favour dan dibalas dengan favour. Satu petang Jumaat di Kem. Kesihatan Malaysia, Jalan Cenderasari, KL.<br />
<br />
Aku, “(Setelah tulis nama di buku pelawat). Boleh saya jumpa dengan Pn. Zaiton?”<br />
Kerani, “Untuk urusan apa Encik?”<br />
Aku, “Berkenaan pertukaran isteri saya, Juru pulih Cara kerja dari Hospital Kota Bahru ke Hospital Putrajaya.”<br />
Kerani, “Ohh… Itu kena jumpa dengan En. Hamad. Dia ada sekarang ni, Encik nak jumpa dia?” (tak paham bahasa)<br />
Aku, “Takmau. Saya nak jumpa Pn. Zaiton! Saya sudah jumpa En. Hamad dulu dan dia tak dapat buat apa-apa untuk tolong saya.”<br />
<br />
Kerani pergi dan terus ke bilik Pn. Zaiton. Aku duduk dan buat-buat tak nampak Pn. Zaiton datang. Sambil mengerling boleh tahan wanita ini conggak aku dalam 39thn. Sederhana tapi payudara besar, muka bulat senyum lebar, buntut besar, bukanlah gemuk but presentable… Depan kaunter yang ramai staff<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Iya, ada apa… Boleh saya bantu?”<br />
Aku, “Pn. Zaiton, saya Hamid, suami Nurwani. Saya nak tahu tentang kedudukan permohonan tukar isteri saya itu.”<br />
<br />
Sambil itu aku terangkan permohonan sejak Januari dan sehingga kini belum ada sebarang tindakan oleh KKM. Sudah banyak kali telefon, sudah buat surat aduan tapi masih belum ada apa berita dari KKM<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Ooo… Itu kami belum buat mesyuarat lagi. Kita kena tunggu lepas mesyuarat baru dapat buat keputusan.”<br />
Aku, “Mesyuarat? Berapa lama lagi nak mesyuarat? Takkan selama 5 bulan tak jumpa satu hari untuk buat meeting. Kalau kira 5 hari bekerja seminggu pun, ada 80 hari tak termasuk Sabtu. Tak boleh cari 1 hari untuk buat meeting? Takkan sepanjang masa bos takde, cuti, sakit bla bla…? Dulu masa saya telefon En. Mohamad, alasan sama jugak dia bagi. Tunggu bawa ke mesyuarat lah… Tunggu dapat kelulusan lah. Pastu Pegawai takde, cuti, bos pegi kursus, bos cuti sakit… Sampai bila nak macam ni?”<br />
<br />
Staff lain kat belakang mula curi pandang dan dengar.<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Bukan begitu Encik, kita ada prosedur yang perlu diikuti…”<br />
Aku, “Prosedur? Boleh terangkan kepada saya apa prosedur untuk pertukaran? Berapa lama jangka masa untuk tukar? Bukankah isteri saya sudah ada pengganti untuk bertukar suka sama suka dengan kawannya dari Putrajaya?”<br />
<br />
Staff lain makin pasang telinga.<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Ohh.. Sekarang ni kami tak buat lagi pertukaran suka sama suka. Semuanya kena melalui prosedur biasa. Kena ada meeting… Kena ada kelulusan.”<br />
Aku, “Okay, jadi berapa lama harus kami tunggu?”<br />
Pn. Zaiton, “Bergantung, tetapi biasanya semua permohonan dibuat sekali dengan perlantikan staff baru. Kami baru je selesai temuduga untuk posting staff baru.”<br />
Aku, “Habis, kalau takde pengambilan staff baru, kena tunggu tak kira berapa tahun gitu?<br />
<br />
Aku makin naik angin.<br />
<br />
“Tuu.. Kat dinding tu…”<br />
<br />
Sambil menunjuk ke dinding.<br />
<br />
“Apa guna Piagam Pelanggan tu? Bukankah kat situ tertulis proses pertukaran staff haruslah dibuat dalam masa 2 bulan! Kalau saya tahu gini punya lambat, baik tak payah mintak ke Putrajaya. Baik mintak ke HKL atau Hosp. Selayang, dekat sikit. Ingat sudah ada pengganti tu dapat cepatlah…”<br />
Pn. Zaiton, “Err… Itu untuk prosedur lama. Kami sekarang tidak buat lagi suka sama suka. Mesti selepas pengambilan baru.”<br />
<br />
Tak menjawab soalan dengan tepat.<br />
<br />
Aku, “(Angin lagi) Okaylah, sekarang saya nak tanya. Kenapa ada staff di department isteri saya, sudah dapat pun bertukar ke Perlis walaupun takde orang datang ganti? Walhal dia baru buat permohanan 2 bulan lepas. Selepas sebulan, dia sudah pun dapat surat pertukaran, 1 April lepas sudah melapor diri ke Perlis. Apa ni? Semata-mata dia ada ‘cable’ atau orang dalam yang boleh tolong?”<br />
Pn. Zaiton, “Itu mungkin sebab kuota kat Hosp. Kota Bahru yang beri… Mungkin kat Perlis perlukan orang…”<br />
Aku, “Kuota? Kuota apanya? Dia ke Perlis sebab suaminya kena pindah ke Perlis. Bukan Perlis yang mintak tambah staff!!”<br />
Pn. Zaiton, “Mungkin Kota Bahru takde masalah melepaskan staff tu…”<br />
Aku, “Takde masalah? Puan… Untuk pengetahuan Puan, Hosp. Kota Bahru sedang kekurangan kakitangan, terutamanya Jurupulih Carakerja. Ada empat orang je termasuk isteri saya. Sekarang beban kerja isteri saya bertambah, terpaksa cover lebih kerja. Sebabnya ada orang gunakan pengaruh orang lain untuk kepentingan sendiri. Kenapa permohonan orang lain yang sudah sediakan pengganti masih belum lulus? Tapi orang lain pulak senang-senang dapat pindah? Semata-mata kerana ada orang dalam… Ada cable?”<br />
Pn. Zaiton, “Hmm… Itu saya tak tahu.. Mungkin…”<br />
Aku, “Macam mana boleh tak tahu?” Surat kelulusan KKM sini yang keluarkan!?”<br />
Pn. Zaiton, “Err… Itu saya tak dapat jawab… Tapi kita kadang-kadang kita ikut arahan orang atas. Tapi permohanan isteri Encik sedang diproses…”<br />
Aku, “Berapa lama lagi nak tunggu? Isteri saya sekarang ni sudah 5 bulan pregnant… (suara aku mula kendur). Sakit pening dia takde orang nak jaga… Kadang-kadang dia sesak nafas dan sakit dada waktu malam takde sapa dapat temankan. Kami hanya berhubung melalui telefon… (aku sudah mula panas dan menggigil tapi kuatkan semangat). Kena pulak hari minggu kerja… Macam mana saya nak jenguk dia pagi buta macam tu?” (Aku tak berupaya menyembunyikan muka geram, sakit hati, marah dan kecewa aku)<br />
Pn. Zaiton, “Kami paham masalah Encik…”<br />
Aku, “Tak… Puan tak paham. Kalau Puan paham, sudah lama Puan tolong. Memang Puan takde kuasa meluluskan. Tapi Puan boleh beri sikit perhatian ke atas permohonan isteri saya. Kalau benda ni terkena kat sedara mara Puan, tentu Puan akan buat sedaya upaya untuk tukarkan mereka kan! Puan kan Ketua Setiausaha jabatan Sumber Manusia. Tentu sikit sebanyak termasuk dalam bidang tugas Puan…”<br />
<br />
Sambil tu aku serahkan salinan surat aduan 3 muka yang sudah aku poskan ke Pengarah KKM. Aku melihat dia senyum kepada aku… Satu senyuman sinis atau suka melihat gelagat aku yang tengah frust.<br />
<br />
Aku, “Ni.. Puan tengok ni… Surat ni saya sudah pos ke KKM sebulan lebih. Seminggu lepas tu ada fax dari KKM ke bahgian Sumber Manusia menyatakan aduan saya sedang diberi perhatian.”<br />
<br />
Aku tunjuk salinan fax tu). Ingatkan lepas dapat salinan fax ni, okayle sikit. Sedap le hati sebab sudah diambil perhatian. Ini sudah sebulan lebih pun masih sama jugak. Angin naik balik.<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Eh, saya taktahu pun pasal fax ni?”<br />
Aku, “Kenapa Puan tanya saya? Tanyalah semua staff Puan yang rajin buat kerja tu”<br />
<br />
Sambil memandang ke staff yang pasang telinga. Semua secara spontan buat-buat sibuk.<br />
<br />
Pn. Zaiton, “Macam nilah. Kami memang sudah habis temuduga jawatan baru. Dan bulan ni kami akan keluarkan surat.”<br />
Aku, “Dulu pun sama jugak janji yang En. Mohamad beri pada saya. Surat akan dikeluarkan sebelum akhir bulan April. Sekarang mana suratnya? Saya sudah letih dengan alasan-asalan macam ni. Soalnya, bila isteri saya dapat tukar?”<br />
Pn. Zaiton, “Kami paham.. Kami paham. InsyaAllah hujung bulan ni keluar. Awak sabarlah dulu.”<br />
Aku, “Saya sudah cuba bersabar Puan. Dulu 2 hari saya terpaksa ambik cuti untuk jumpa dengan Encik Hamad tu. Takde apa-apa pun perkembangan… Hari ni pun saya ambik cuti separuh hari lagi.”<br />
Pn. Zaiton, “Laa… Tak perlu datang sebenarnya. Telefon je boleh.”<br />
Aku, “Untuk apa telefon? Sekadar nak dengan alasan-alasan remeh tadi? Bos takde, bos cuti, bos pegi bank, tunggu meeting la.. Bla bla…”<br />
Pn. Zaiton, “Ni fon saya, call me boleh?”<br />
<br />
Wanita ini senyum sekali lagi memandang tepat ke mata aku sambil memberikan kadnya, aku pantas memberikan kad aku semula. Ini peluang nak cakap personal.<br />
<br />
Aku, “Puan, saya bukan marah. Tapi Puan kena paham keadaan saya. Saya sudah tak tahan orang buat main macam ni. Saya yakin kalau saya ni ‘somebody’ takkan jadi macam ni. Karenah birokrasi tak abih-abih. Saya mintak maaflah kalau terkasar bahasa. Saya sebenarnya nak jumpa puan secara persendirian dalam bilik puan. Tapi puan yang datang jumpa saya kat depan kaunter ni…”<br />
Pn. Zaiton, “Yelah.. Saya paham. Encik sabarlah sikit masa lagi.”<br />
Aku, “Ok lah Puan, saya mintak diri dulu. Terima kasih. I will call you…”<br />
<br />
Aku tunduk dan Puan Zaiton beredar sambil aku sempat melihat punggung-nya bergoyang dalam jubah labuhnya. That phone call was a goldmine… Hamid bertepuk tangan, menarik lafaz lega, senyum sendirian… Pertemuan yang hangat dan panas melepas rasa dan geram di kaunter bertukar menjadi hangat panas sedap dan ghairah di bilik kondo Hamid-It was a surprise indeed…<br />
<br />
“Uwaaa… O my goddd… Niceee… Harder dear… Pump me harder… Arghhh… Sedappp,” rintih Puan Zaiton menerima batang zakar Hamid dalam lubang pukinya.<br />
<br />
Buntutnya yang lebar terangkat-angkat. Tubuhnya yang chubby dilentikkan. Puan Zaiton menahan kesedapan sambil mukanya berpaling ke kiri dan ke kanan, berkerut menahan jolokan zakar Hamid yang keras panjang itu. Bulu pukinya ditrim dan kelihatan air putih lendir meleleh membecakkan liang vaginanya.<br />
<br />
“U love it sayang…?” tanya Hamid dalam cunggapnya sambil menindih dan menghenjut zakarnya yang keras itu ke dalam lubang puki Pn Zaiton yang basah.<br />
“Tak puas kah dengan suami you sayang?”<br />
“Tak suami tak power cam u… Henjutan u nicee and besss dear… Arghhh oohh… Ohhh arghhh,” Pn Zaiton mengigit dada Hamid sambil menhinggut-hinggutkan punggungnya menentukan liang vaginanya dapat menerina kelelakian Hamid dalam telaga madu nya yang berlengas. Dan kni mampu mengemut batang zakar Hamid. Hamid dapat merasakan gigitan vagina Pn Zaiton ke zakarnya.<br />
<br />
“O love oh love… O migoddd… Mid I am cominggg… Mid i tak tahan… Geliii.. Sedappp, Mid i kuarrr,” jerit Pn Zaiton mencapai klimaksnya sambil mengeluh dan menjerit-jerit sedangkan tubuhnya melintuk dan melentik kemudia kejang.<br />
<br />
Hamid meneruskan pompaannya membuatkan Pn Zaiton senak namun sedap…<br />
<br />
“Ohhh darling… Ohhh… I juga kuarrr…” jerit Hamid lalu mengomol dan melumati bibir Pn Zaiton dan menghisap puting susu Pn Zaiton yang kecil keras menegang itu.<br />
<br />
Mereka berpeluh dengan banyaknya, nafas mereka berdua tercunggap-cunggap, batang zakar Hamid diselaputi oleh lendir air mani Pn zaiton dan Hamid masih merasakan kemutan kuat Pn Zaiton pada zakarnya…<br />
<br />
“O dear… I suka.. Good fuck… Sedappp Mid, i thank you..” kata Pn Zaiton dalam bilik mandi memegang kontol N dan menyabunnya. Mereka berdua berendam dalam bathtub.<br />
“I juga dear… Love your cunt… Suka pussy you… Kuat kemutnya… Nice…” kata Hamid senang sambil mereka berkucup semula.<br />
Pn Zaiton senyum melebar membiarkan Hamid mengen-tel puting dan meramas susunya. “You nak wife you tukar ke?”<br />
<br />
Hamid senyummm.. Terasa juga.. Tersentuh juga di hatinya.<br />
<br />
“Kalau you bawa isteri you ke sini, kesianlah kat I.. I sukar nak make love dengan you lagi…” rayu Pn Zaiton sambil menjilat dada Hamid yang bidang dan mascular itu.<br />
“Kena dan terpaksa dear… Tapi kita masih boleh make love kan, kenapa tidak…?” balas hamid lagi menyabun cipap Pn Zaiton dan memainkan clit dengan jarinya. Pn Zaiton mendesah…<br />
“Ikut you dear… As long as we can make love.. nanti esuk I uruskan posting wife you ok.. Don’t worry but i want you to fuck me again,” janji dan pohon Pn Zaiton sementara Hamid lega mendengarnya.<br />
<br />
Ya Hamid tidak sangka dia surprise rupa-rupanya Pn Zaiton adalah chat lovernya di Yahoo Mgr yang tidak pernah dikenalinya. Mereka hanya di chenel dan Pn Zaiton tidak pernah memberikan identitinya selama enam bulan mereka chatting. Hanya Hamid sahaja yang memberikan gambarnya. Dari gambar itulah Pn Zaiton berani meminta Hamid call semula dan berakhir di ranjang dalam bilik Hamid sendiri.<br />
<br />
Tit-For-Tat… Favour-for-favour… Namun Pn.Zaiton kepuasan yang amat sangat. Masih terasa-rasa batang zakar Hamid di dalam lubang vaginanya.<br />
<br />
Hamid merasa megah dan banggaisterinya dapat arahan bertukar dan mereka dapat bersama, di samping itu dia boleh bertukar selera dengan chat lovernya Pn Zaiton yang tak cukup diberikan makan oleh suaminya.snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-47737451553145243952011-06-06T20:03:00.002+07:002011-06-08T18:51:28.104+07:00Melamar Anak Bill GatesAyah : Anakku, aku ingin kamu menikah dengan wanita pilihan Ayah<br />
Anak : Maaf, Ayah! Aku hanya akan menikah dengan wanita pilihanku sendiri<br />
Ayah : Tapi, Anakku, Wanita ini adalah anaknya Bill Gates<br />
Anak : Ah, Serius, Yah? Kalo gitu, Ok, deh!<br />
Hari berikutnya, Sang ayah mendekati Bill Gates<br />
Ayah : Saya telah memilihkan calon suami untuk anakmu<br />
Bill Gates : Tapi, anakku masih terlalu muda untuk menikah sekarang.<br />
Ayah : Weits, tunggu dulu. Calon yang aku pilihkan ini<br />
adalah vice president dari Bank Dunia<br />
Bill Gates : Ah, Serius Lo?? Kalo gitu, Ok, deh!<br />
Akhirnya Sang Ayah mendekati President Bank Dunia<br />
Ayah : Saya memiliki seorang anak muda yang bisa dijadikan vice president untuk kamu<br />
President : Oh, maaf, saya sudah memiliki banyak calon VP untuk itu<br />
Ayah : Tapi kamu tidak tau, kan, Anak laki-laki ini adalah menantunya Bill Gates<br />
President : Ah, Serius Lo??? Kalo gitu, Ok, deh!<br />
(The Power of Negotiation)<br />
<br />
Dasar bapak matresnaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-16526041548458487662011-06-06T19:59:00.002+07:002011-06-08T18:51:37.906+07:00Aku Nitip DongAda sepasang pengantin baru yang akan menikmati malam pertama,<br />
<br />
si istri seorang yang sangat kolot dan penakut untuk melakukan hubungan sex,<br />
<br />
karena dia dengar bahwa hubungan sex itu awalnya akan terasa sangat sakit.<br />
<br />
Maka pada malam pertama sang suami gagal untuk berhubungan.<br />
<br />
malam keduapun gagal lagi,<br />
<br />
demikian seterusnya sampai hari ke 6. Pada hari ke 7,<br />
<br />
malam-malam si istri bangun dan berdiri hendak meninggalkan tempat tidur,<br />
<br />
si suami heran dan bertanya :<br />
<br />
Suami : “Mau kemana dik?”<br />
<br />
Istri : “Mau ke kamar mandi mas, buang air kecil”<br />
<br />
Suami : “Aku nitip donk”<br />
<br />
Istri : “Gimana caranya mas?”<br />
<br />
suami : “Gampang… gini aku kasih tahu caranya”<br />
<br />
<br />
<br />
Akhirnya berhasillah sang suami menyalurkan hasratnya yang selama ini terpendam.<br />
<br />
Setelah selesai, si istri kekamar mandi sedang si suami tidur lagi.<br />
<br />
Besoknya, malam-malam si suami kaget ketika istrinya membangunkan :<br />
<br />
Istri : “Mas-mas bangun..”<br />
<br />
Suami : “Ada apa dik malam-malam bangunin saya?”<br />
<br />
Istri : “Nggak mas… cuma tanya.. mau titip lagi nggak, soalnya aku mau ke kamar mandi lagi”snaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1797706574472613446.post-71573860388842372212011-06-06T15:10:00.002+07:002011-06-06T15:37:08.131+07:00Perawan dipestakanDengan langkah ragu-ragu aku mendekati ruang dosen di mana Pak Hr berada.<br /><br />“Winda…”, sebuah suara memanggil.<br /><br />“Hei Ratna!”.<br /><br />“Ngapain kau cari-cari dosen killer itu?”, Ratna itu bertanya heran.<br /><br />“Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?”.<br /><br />“Idih jahat banget!”.<br /><br />“Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk dulu!”.<br /><br />“He-eh deh, sampai nanti!” Ratna berlalu.<br /><br />Dengan memberanikan diri aku mengetuk pintu.<br /><br />“Masuk…!”, Sebuah suara yang amat ditakutinya menyilakannya masuk.<br /><br />“Selamat siang pak!”.<br /><br />“Selamat siang, kamu siapa?”, tanyanya tanpa meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.<br /><br />“Saya Winda…!”.<br /><br />“Aku..? Oh, yang mau minta ujian lagi itu ya?”.<br /><br />“Iya benar pak.”<br /><br />“Saya tidak ada waktu, nanti hari Mminggu saja kamu datang ke rumah saya, ini kartu nama saya”, Katanya acuh tak acuh sambil menyerahkan kartu namanya.<br /><br />“Ada lagi?” tanya dosen itu.<br /><br />“Tidak pak, selamat siang!”<br /><br />“Selamat siang!”.<br /><br />Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Kesal sekali rasanya, sudah belajar sampai larut malam, sampai di sini harus kembali lagi hari Minggu, huh!<br /><br />Mungkin hanya akulah yang hari Minggu masih berjalan sambil membawa tas hendak kuliah. Hari ini aku harus memenuhi ujian susulan di rumah Pak Hr, dosen berengsek itu.<br /><br />Rumah Pak Hr terletak di sebuah perumahan elite, di atas sebuah bukit, agak jauh dari rumah-rumah lainnya. Belum sempat memijit Bel pintu sudah terbuka, Seraut wajah yang sudah mulai tua tetapi tetap segar muncul.<br /><br />“Ehh…! Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri.<br /><br />“Permisi pak! Ibu mana?”, tanyaku berbasa-basi.<br /><br />“Ibu sedang pergi dengan anak-anak ke rumah neneknya!”, sahut pak Hr ramah.<br /><br />“Sebentar ya…”, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan.<br /><br />Tumben tidak sepeti biasanya ketika mengajar di kelas, dosen ini terkenal paling killer.<br /><!-- Begin: http://adsensecamp.com/ --><br /><script src="http://adsensecamp.com/show/?id=zHrXmosB5SU%3D&cid=rDRAQca6lYU%3D&chan=nLo4LflDMPM%3D&type=10&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript"><br /></script><br /><!-- End: http://adsensecamp.com/ --><br />Rumah Pak Hr tertata rapi. Dinding ruang tamunya bercat putih. Di sudut ruangan terdapat seperangkat lemari kaca temapat tersimpan berbagai barang hiasan porselin. Di tengahnya ada hamparan permadani berbulu, dan kursi sofa kelas satu.<br /><br />“Gimana sudah siap?”, tanya pak Hr mengejutkan aku dari lamunannya.<br /><br />“Eh sudah pak!”<br /><br />“Sebenarnya…, sebenarnya Winda tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau…, kalau…!”<br /><br />“Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti. Belum habis bicaranya, Pak Hr sudah menuburuk tubuhku.<br /><br />“Pak…, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.<br /><br />“Jangan berpura-pura Winda sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai bukan, kau akan kululuskan asalkan mau melayani aku!”, sahut lelaki itu sambil berusaha menciumi bibirku.<br /><br /><br />Serentak Bulu kudukku berdiri. Geli, jijik…, namun detah dari mana asalnya perasaan hasrat menggebu-gebu juga kembali menyerangku. Ingin rasanya membiarkan lelaki tua ini berlaku semaunya atas diriku. Harus kuakui memang, walaupun dia lebih pantas jadi bapakku, namun sebenarnya lelaki tua ini sering membuatku berdebar-debar juga kalau sedang mengajar. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk menaikkan harga diriku di mata Pak Hr.<br /><br />“Lepaskan…, Pak jangan hhmmpppff…!”, kata-kataku tidak terselesaikan karena terburu bibirku tersumbat mulut pak Hr.<br /><br />Aku meronta dan berhasil melepaskan diri. Aku bangkit dan berlari menghindar. Namun entah mengapa aku justru berlari masuk ke sebuah kamar tidur. Kurapatkan tubuhku di sudut ruangan sambil mengatur kembali nafasku yang terengah-engah, entah mengapa birahiku sedemikian cepat naik. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakikupun terasa gemetar.<br /><br />Pak Hr seperti diberi kesempatan emas. Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Lalu dengan perlahan ia mendekatiku. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk merengkuh <!-- Begin: http://adsensecamp.com/ --><br /><script src="http://adsensecamp.com/show/?id=zHrXmosB5SU%3D&cid=rDRAQca6lYU%3D&chan=nLo4LflDMPM%3D&type=10&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript"><br /></script><br /><!-- End: http://adsensecamp.com/ -->diriku. Dengan sekali tarik aku jatuh ke pelukan Pak Hr, bibirku segera tersumbat bibir laki-laki tua itu. Terasa lidahnya yang kasap bermain menyapu telak di dalam mulutku. Perasaanku bercampur aduk jadi satu, benci, jijik bercampur dengan rasa ingin dicumbui yang semakin kuat hingga akhirnya akupun merasa sudah kepalang basah, hati kecilku juga menginginkannya. Terbayang olehku saat-saat aku dicumbui seperti itu oleh Aldy, entah sedang di mana dia sekarang. aku tidak menolak lagi. bahkan kini malah membalas dengan hangat.<br /><br />Merasa mendapat angin kini tangan Pak Hr bahkan makin berani menelusup di balik blouse yang aku pakai, tidak berhenti di situ, terus menelup ke balik beha yang aku pakai.<br /><br />Jantungku berdegup kencang ketika tangan laki-laki itu meremas-remas gundukan daging kenyal yang ada di dadaku dengan gemas. Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya yang nakal mepermainkan puting susuku. Gemas sekali nampaknya dia. Tangannya makin lama makin kasar bergerak di dadaku ke kanan dan ke kiri.<br /><br />Setelah puas, dengan tidak sabaran tangannya mulai melucuti pakaian yang aku pakai satu demi satu hingga berceceran di lantai. Hingga akhirnya aku hanya memakai secarik G-string saja. Bergegas pula Pak Hr melucuti kaos oblong dan sarungnya. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang telah menegang, sebesar lengan Bayi.<br /><br />Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Aku sedikit ngeri. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Seolah ada pesona tersendiri hingga pandangan mataku terus tertuju ke benda itu. Pak Hr berjalan mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku bebas tergerai sampai ke punggung.<br /><br />“Kau Cantik sekali Winda…”, gumam pak Hr mengagumi kecantikanku.<br /><br />Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.<br /><br />Dengan lembut Pak Hr mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. Lalu ia menarik G-string, kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Kini kami berdua telah telanjang bulat. Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu.<br /><br />Tak lama kemudian Pak membenamkan kepalanya di situ. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluanku yang tertutup rambut lebat itu. Aku memejamkan mata, oohh, indahnya, aku sungguh menikmatinya, sampai-sampai tubuhku dibuat menggelinjang-gelinjang kegelian.<br /><br />“Pak…!”, rintihku memelas.<br /><br />“Pak…, aku tak tahan lagi…!”, aku memelas sambil menggigit bibir. Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Hr. Namun rupanya lelaki tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.<br /><br />“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Hr melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Hr keras-keras. Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati. Sungguh lihai laki-laki ini membangkitkan gairahku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Tapi apa peduliku?<br /><br />Tiba-tiba Pak Hr melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. aku sudah tahu apa yang dia mau, namun tanpa sempat melakukannya sendiri, tangannya telah meraih kepalaku untuk dibawa mendekati kejantanannya yang aduh mak.., Sungguh besar itu.<br /><br />Tanpa melawan sama sekali aku membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu kukulum sekalian alat vital Pak Hr ke dalam mulutku hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku. Itupun sudah terasa penuh. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku pun bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya.<br /><br />Beberapa saat kemudian Pak Hr melepaskan diri, ia membaringkan aku di tempat tidur dan menyusul berbaring di sisiku, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Lalu Ia berusaha memasuki tubuhku belakang. Ketika itu pula kepala penis Pak Hr yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku.<br /><br />Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.<br /><br />Pak Hr cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan padaku untuk menguasai diri beberapa saat. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat.<br /><br />Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Hr menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Pak Hr menyetubuhi aku dengan cara itu. Sementara bibirnya tak hentinya melumat bibir, tengkuk dan leherku, tangannya selalu meremas-remas payudaraku. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku.<br /><br />Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukuran Pak Hr yang super itu, dan ini makin membuat Pak Hr tergila-gila.<br /><br />Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Hr membalik tubuhku hingga menungging di hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah. Sebagai seorang wanita aku memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan menghadapi Pak Hr. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia bertahan. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.<br /><br />Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Terus…, terus…, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang memekik menahan rasa luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi…, aku memekik keras sambil menjambak rambutnya. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Sungguh ironi memang, aku mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan orang yang aku sukai. Tapi masa bodohlah.<br /><br />Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Pak Hr kemudian kembali mengambil inisiatif. kini gantian Pak Hr yang menindihi tubuhku. Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh hebat laki-laki ini. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu lama. Bahkan mengalahkan semua cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.<br /><br />Namun beberapa saat kemudian, Pak Hr mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat di atas tubuhku. Penisnya menyemburkan cairan kental yang hangat ke dalam liang kemaluanku dengan derasnya.<br /><br />Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai.<br /><br />Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku. Hangat dan sedikit gatal menggelitik.<br /><br />Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana.<br /><br />“Bukan main Winda, ternyata kau pun seperti kuda liar!” kata Pak Hr penuh kepuasan. Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan, kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.<br /><br />Pak Hr kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai.<br /><br />Sambil berpakaian ia bertanya, “Bagaimana dengan ujian saya pak?”.<br /><br />“Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya”, sahut laki-laki itu pendek.<br /><br />“Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas.<br /><br />“Aku masih ingin bertemu kamu, selama seminggu ini aku minta agar kau tidak tidur dengan lelaki lain kecuali aku!”, jawab Pak Hr.<br /><br />Aku sedikit terkejut dengan jawabannya itu. Tapi akupun segera dapat menguasai keadaanku. Rupanya dia belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan.<br /><br />“Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar mandi. Pak Hr hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.<br /><br />Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Hr, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Mungkin malah sengaja dibuat jeblok biar dia bisa main denganku. Dasar…, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Bahkan dari pagi hingga sore hari ini dia masih sanggup menggarapku tiga kali, sekali di ruang tengah begitu aku datang, dan dua kali di kamar tidur. Aku sempat terlelap sesudahnya beberapa jam sebelum membersihkan diri dan pulang. Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.<br /><br />“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan”, katanya sambil membubuhkan nilai A di berkas ujianku.<br /><br />“Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek.<br /><br />“Segeralah mendaftar, kuliah akan dimulai minggu depan!”.<br /><br />“Terima kasih pak!” kataku sambil tak lupa memberikan senyum semanis mungkin.<br /><br />“Winda!” teriakan seseorang mengejutkan lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. Seseorang membuka pintu mobil itu, wajah yang sangat aku benci muncul dari balik pintu Mitsubishi Galant keluaran tahun terakhir itu.<br /><br />“Masuklah Winda…”.<br /><br />“Tidak, terima kasih. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus.<br /><br />“Ayolah, masa kau tega menolak ajakanku, padahal dengan pak Hr saja kau mau!”.<br /><br />Aku tertegun sesaat, Bagai disambar petir di siang bolong.<br /><br />“Da…,Darimana kau tahu?”.<br /><br />“Nah, jadi benar kan…, padahal aku tadi hanya menduga-duga!”<br /><br />“Sialan!”, Aku mengumpat di dalam hati, harusnya tadi aku bersikap lebih tenang, aku memang selalu nervous kalau ketemu cowok satu ini, rasanya ingin buru-buru pergi dari hadapannya dan tidak ingin melihat mukanya yang memang seram itu.<br /><br />Seperti tipikal orang Indonesia bagian daerah paling timur, cowok ini hitam tinggi besar dengan postur sedikit gemuk, janggut dan cambang yang tidak pernah dirapikan dengan rambut keritingnya yang dipelihara panjang ditambah dengan caranya memakai kemeja yang tidak pernah dikancingkan dengan benar sehingga memamerkan dadanya yang penuh bulu. Dengan asesoris kalung, gelang dan cincin emas, arloji rolex yang dihiasi berlian…, cukup menunjukkan bahwa dia ini orang yang memang punya duit. Namun, aku menjadi muak dengan penampilan seperti itu.<br /><br />Dino memang salah satu jawara di kampus, anak buahnya banyak dan dengan kekuatan uang serta gaya jawara seperti itu membuat dia menjadi salah satu momok yang paling menakutkan di lingkungan kampus. Dia itu mahasiswa lama, dan mungkin bahkan tidak pernah lulus, namun tidak ada orang yang berani mengusik keberadaannya di kamus, bahkan dari kalangan akademik sekalipun.<br /><br />“Gimana? Masih tidak mau masuk?”, tanya dia setengah mendesak.<br /><br />Aku tertegun sesaat, belum mau masuk. Aku memang sangat tidak menyukai laki-laki ini, Tetapi kelihatannya aku tidak punya pilihan lain, bisa-bisa semua orang tahu apa yang kuperbuat dengan pak Hr, dan aku sungguh-sungguh ingin menjaga rahasia ini, terutama terhadap Erwin, tunanganku. Namun saat ini aku benar benar terdesak dan ingin segera membiarkan masalah ini berlalu dariku. Makanya tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja ajakannya.<br /><br />Dino tertawa penuh kemenangan, ia lalu berbicara dengan orang yang berada di sebelahnya supaya berpindah ke jok belakang. Aku membanting pantatku ke kursi mobil depan, dan pemuda itu langsung menancap gas. Sambil nyengir kuda. Kesenangan.<br /><br />“Ke mana kita?”, tanyaku hambar.<br /><br />“Lho? Mestinya aku yang harus tanya, kau mau ke mana?”, tanya Dino pura-pura heran.<br /><br />“Sudahlah Dino, tak usah berpura-pura lagi, kau mau apa?”, Suaraku sudah sedemikian pasrahnya. Aku sudah tidak mau berpikir panjang lagi untuk meminta dia menutup-nutupi perbuatanku. Orang yang duduk di belakangku tertawa.<br /><br />“Rupanya dia cukup mengerti apa kemauanmu Dino!”, Dia berkomentar.<br /><br />“Ah, diam kau Maki!” Rupanya orang itu namanya Maki, orang dengan penampilan hampir mirip dengan Dino kecuali rambutnya yang dipotong crew-cut.<br /><br />“Bagaimana kalau ke rumahku saja? Aku sangat merindukanmu Winda!”, pancing Dino.<br /><br />“Sesukamulah…!”, Aku tahu benar memang itu yang diinginkannya.<br /><br />Dino tertawa penuh kemenangan.<br /><br />Ia melarikan mobilnya makin kencang ke arah sebuah kompleks perumahan. Lalu mobil yang ditumpangi mereka memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar. Di pekarangan itu sudah ada 2 buah mobil lain, satu Mitsubishi Pajero dan satu lagi Toyota Great Corolla namun keduanya kelihatan diparkir sekenanya tak beraturan.<br /><br />Interior depan rumah itu sederhana saja. Cuma satu stel sofa, sebuah rak perabotan pecah belah. Tak lebih. Dindingnya polos. Demikian juga tempok ruang tengah. Terasa betapa luas dan kosongnya ruangan tengah itu, meski sebuah bar dengan rak minuman beraneka ragam terdapat di sudut ruangan, menghadap ke taman samping. Sebuah stereo set terpasang di ujung bar. Tampaknya baru saja dimatikan dengan tergesa-gesa. Pitanya sebagian tergantung keluar.<br /><br />Dari pintu samping kemudian muncul empat orang pemuda dan seorang gadis, yang jelas-jelas masih menggunakan seragam SMU. Mereka semua mengeluarkan suara setengah berbisik. Keempat orang laki-laki itu, tiga orang sepertinya sesuku dengan Dino atau sebangsanya, sedangkan yang satu lagi seperti bule dengan rambutnya yang gondrong. Sementara si gadis berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dan rambutnya yang hitam lurus dan panjang tergerai sampai ke pinggang, ia memakai bandana lebar di kepalanya dengan poni tebal menutupi dahinya. Wajahnya yang oval dan bermata sipit menandakan bahwa ia keturunan Cina atau sebangsanya. Harus kuakui dia memang cantik, seperti bintang film drama Mandarin. Berbeda dengan penampilan ketiga laki-laki itu, gadis ini kelihatannya bukan merupakan gerombolan mereka, dilihat dari tampangnya yang masih lugu. Ia masih mengenakan seragam sebuah sekolah Katolik yang langsung bisa aku kenali karena memang khas. Namun entah mengapa dia bisa bergaul dengan orang-orang ini.<br /><br />Dino bertepuk tangan. Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Yos, dan Bram seperti tipikal orang sebangsa Dino, Tito berbadan tambun dan yang bule namanya Marchell, sementara gadis SMU itu bernama Shelly. Mereka semua yang laki-laki memandang diriku dengan mata “lapar” membuat aku tanpa sadar menyilangkan tangan di depan dadaku, seolah-olah mereka bisa melihat tubuhku di balik pakaian yang aku kenakan ini.<br /><br />Tampak tak sabaran Dino menarik diriku ke loteng. Langsung menuju sebuah kamar yang ada di ujung. Kamar itu tidak berdaun pintu, sebenarnya lebih tepat disebut ruang penyangga antara teras dengan kamar-kamar yang lain Sebab di salah satu ujungnya merupakan pintu tembusan ke ruang lain.<br /><br />Di sana ada sebuah kasur yang terhampar begitu saja di lantai kamar. Dengan sprei yang sudah acak-acakan. Di sudut terdapat dua buah kursi sofa besar dan sebuah meja kaca yang mungil. Di bawahnya berserakan majalah-majalah yang cover depannya saja bisa membuat orang merinding. Bergambar perempuan-perempuan telanjang.<br /><br />Aku sadar bahkan sangat sadar, apa yang dimaui Dino di kamar ini. Aku beranjak ke jendela. Menutup gordynnya hingga ruangan itu kelihatan sedikit gelap. Namun tak lama, karena kemudian Dino menyalakan lampu. Aku berputar membelakangi Dino, dan mulai melucuti pakaian yang aku kenakan. Dari blouse, kemudian rok bawahanku kubiarkan meluncur bebas ke mata kakiku. Kemudian aku memutar balik badanku berbalik menghadap Dino.<br /><br />Betapa terkejutnya aku ketika aku berbalik, ternyata di hadapanku kini tidak hanya ada Dino, namun Maki juga sedang berdiri di situ sambil cengengesan. Dengan gerakan reflek, aku menyambar blouseku untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Melihat keterkejutanku, kedua laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak.<br /><br />“Ayolah Winda, Toh engkau juga sudah sering memperlihatkan tubuh telanjangmu kepada beberapa laki-laki lain?”.<br /><br />“Kurang ajar kau Dino!” Aku mengumpat sekenanya.<br /><br />Wajah laki-laki itu berubah seketika, dari tertawa terbahak-bahak menjadi serius, sangat serius. Dengan tatapan yang sangat tajam dia berujar, “Apakah engkau punya pilihan lain? Ayolah, lakukan saja dan sesudah selesai kita boleh melupakan kejadian ini.”<br /><br />Aku tertegun, melayani dua orang sekaligus belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apalagi orang-orang yang bertampang seram seperti ini. Tapi seperti yang dia bilang, aku tak punya pilihan lain. Seribu satu pertimbangan berkecamuk di kepalaku hingga membuat aku pusing. Tubuhku tanpa sadar sampai gemetaran, terasa sekali lututku lemas sepertinya aku sudah kehabisan tenaga karena digilir mereka berdua, padahal mereka sama sekali belum memulainya.<br /><br />Akhirnya, dengan sangat berat aku menggerakkan kedua tangan ke arah punggungku di mana aku bisa meraih kaitan BH yang aku pakai. Baju yang tadi aku pakai untuk menutupi bagian tubuhku dengan sendirinya terjatuh ke lantai. Dengan sekali sentakan halus BH-ku telah terlepas dan meluncur bebas dan sebelum terjatuh ke lantai kulemparkan benda itu ke arah Dino yang kemudian ditangkapnya dengan tangkas. Ia mencium bagian dalam mangkuk bra-ku dengan penuh perasaan.<br /><br />“Harum!”, katanya.<br /><br />Lalu ia seperti mencari-cari sesuatu dari benda itu, dan ketika ditemukannya ia berhenti.<br /><br />“36B!”, katanya pendek.<br /><br />Rupanya ia pingin tahu berapa ukuran dadaku ini.<br /><br />“BH-nya saja sudah sedemikian harum, apalagi isinya!”, katanya seraya memberikan BH itu kepada Maki sehingga laki-laki itu juga ikut-ikutan menciumi benda itu. Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-apa lagi.<br /><br />Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Ia meraih kepalaku. Tangannya meraih kunciran rambut dan melepaskannya hingga rambutku kini tergerai bebas sampai ke punggung.<br /><br />“Nah, dengan begini kau kelihatan lebih cantik!”<br /><br />Ia terus berjalan memutari tubuhku dan memelukku dari belakang. Ia sibakkan rambutku dan memindahkannya ke depan lewat pundak sebelah kiriku, sehingga bagian punggung sampai ke tengkukku bebas tanpa penghalang. Lalu ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk belakangku. Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua belah tangannya yang kekar dan berbulu yang tadi memeluk pinggangku kini mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudaraku dengan gemas. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.<br /><br />Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya bisa melumat bibirku. Aku hanya berdiam diri saja tak memberikan reaksi. Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja lidahkupun meronta-ronta.<br /><br />Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk menikmati perasaan itu dengan utuh. Tak ada gunanya aku menolak, hal itu akan membuatku lebih menderita lagi. Dengan kuluman lidah seperti itu, ditingkahi dengan remasan-remasan telapak tangannya di payudaraku sambil sekali-sekali ibu jari dan telunjuknya memilin-milin puting susuku, pertahananku akhirnya bobol juga. Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat terbuai dengan permaian seperti ini hingga dengan mudahnya Dino mulai membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai memberanikan menggerakkan tangan meremas kepala Dino yang berada di belakangku. Sementara dengan ekor mataku aku melihat Maki beranjak berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sambil pandangan matanya tidak pernah lepas dari kami berdua.<br /><br />Mungkin karena merasa sudah menguasai diriku, ciuman Dino terus merambat turun ke leherku, menghisapnya hingga aku menggelinjang. Lalu merosot lagi menelusup di balik ketiak dan merayap ke depan sampai akhirnya hinggap di salah satu pucuk bukit di dadaku, Dengan satu remasan yang gemas hingga membuat puting susuku melejit Dino untuk mengulumnya. Pertama lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum mulutnya mengenyot habis puting susuku itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.<br /><br />Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit nyeri di bagian itu. Aku menggelinjang, melenguh apalagi ketika puting susuku digigit-gigit perlahan oleh Dino. Buah anggur yang ranum itu dipermainkan pula dengan lidah Dino yang kasap. Dipilin-pilinnya kesana kemari. Dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai putingnya menempel pada telaknya. Aku merintih. Tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya sehingga semakin membenam di kedua gunung kembarku yang putih dan padat. Aku sungguh tak tahu mengapa harus begitu pasrah kepada lelaki itu. Mengapa aku justeru tenggelam dalam permaianan itu? Semula aku hanya merasa terpaksa demi menutupi rahasia atas perbuatanku. Tapi kemudian nyatanya, permainan yang Dino mainkan begitu dalam. Dan aneh sekali, Tanpa sadar aku mulai mengikuti permainan yang dipimpin dengan cemerlang oleh Dino.<br /><br />“Winda…”, “Ya?”, “Kau suka aku perlakukan seperti ini?”. Aku hanya mengangguk. Dan memejamkan matanya. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan. Aku menggeliat, merasakan nikmat yang luar biasa. Puting susu yang mungil itu hanya sebentar saja sudah berubah membengkak, keras dan mencuat semakin runcing.<br /><br />“Hsss…, ah!”, Aku mendesah saat merasakan jari-jari tangan lelaki itu mulai menyusup ke balik celana dalamku dan merayap mencari liang yang ada di selangkanganku. Dan ketika menemukannya Jari-jari tangan itu mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap dan ketika sudah terasa basah jarinya mulai merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu.<br /><br />Dalam posisi masih berdiri berhadapan, sambil terus mencumbui payudaraku, Dino meneruskan aksinya di dalam liang gelap yang sudah basah itu. Makin lama makin dalam. Aku sendiri semakin menggelinjang tak karuan, kedua buah jari yang ada di dalam liang vaginsnaLUWhttp://www.blogger.com/profile/05440834494142792817noreply@blogger.com